003

1.4K 283 52
                                    

" Yeri, aku sangat menyesal. Aku akan kembali sebelum jam 1." Wendy membereskan semua barang-barangnya.

Yeri tampak cemberut, tapi kemudian berkata kalau Wendy harus berhati-hati. ia kembali sendiri lagi ketika Wendy melambaikan tangannya sebelum masuk ke dalam taxi.

Menghembuskan nafas, Yeri kembali melihat kearah jalan kecil di depan mini marketnya yang tampak sepi.

Kawasan ini biasanya di huni orang-orang menengah keatas. Jadi kalau penghuni kompleks sudah membeli keperluan bulanannya, minimarket tempat Yeri bekerja bisa sangat sepi. Biasanya pelanggannya adalah orang-orang yang kebetulan lewat sana atau pekerja rumah tangga di salah satu rumah di kompleks itu. Yeri juga heran kenapa bosnya mau membuat minimarket di tempat yang sepi pengunjung seperti ini.

Suara line bergema. Yeri buru-buru membuka ponselnya.

Sue : aku tidur duluan

Sue : jangan lupa kuliah sore besok

Yeri mencebikkan bibirnya. Astaga, ia malas sekali kuliah. Ia mau tidur seharian besok. Tapi yah mau bagaimana lagi. Ia pasti kena omel ayah dan ibunya kalau tidur sepanjang hari. Kedua adiknya juga pasti tidak akan membiarkan Yeri tidur dengan tenang.

Karena bosan hanya berdiri dibelakang kasir, Yeri segera berjalan ke arah rak makanan dan sedikit merapikan barang-barang tokonya. Ia menengok ke arah jam dinding. Masih jam 11 malam.

Apa pria itu akan datang lagi malam ini ?

Ia mendengus, segera mengambil alat pel dari ruang belakang. Memasang headset di telinga kanannya, gadis itu mulai menyenandungkan lagu Hey Everybody milik 5SOS.

Biasanya lagu-lagu semacam itulah yang memberinya semangat untuk menjalankan pekerjaannya. Apalagi shift malam. Ia harus berusaha untuk tidak mengantuk dan tertidur di mini market ini. Bisa habis semua barangnya kalau ia tertidur semudah itu.

"heey everybody, we don't have to live this way..."

Pintu masuk terdorong kedalam. Yeri menghentikan kegiatannya, mendongak,"selamat datang." Ucapnya ceria dengan satu set senyuman manis. Tapi sedetik kemudian matanya langsung terbelalak." Taehyung Op—" gadis itu memukul mulutnya kecil. Ia hampir saja tertular Saeron memanggil Taehyung dengan Oppa. Astaga, malunya.

Tapi ia dan Saeron itu seumuran. Kalau Saeron memanggilnya Oppa, berarti Yeri juga pasti lebih muda dari Taehyung kan ?

" Op apa ?" Taehyung tersenyum, sepertinya dia tau kelanjutan 2 huruf yang hendak dikatakan Yeri tadi." Aku lahir 1995, bagaimana denganmu, Yeri ?"

" 1998."

Wajah Taehyung sumringah," kalau begitu kau harus memanggilku Oppa !"

Gadis itu tersenyum sopan lalu menggeleng kecil," Oppa terdengar terlalu akrab. Kita bahkan baru bertemu 2 kali."

Yeri bisa melihat Taehyung menghela nafas sebelum berjalan ke rak mie instan." Kau lanjutkan saja mengepelnya," katanya yang membuat Yeri baru ingat kalau dia harus mengepel setengah ruangan lagi."kali ini aku akan membayar hutangku." Lanjutnya.

Yeri tersenyum, masih mengepel.

Taehyung memasukkan mie-nya kedalam microwave. Lalu duduk di bangku dekat etalase toko. Matanya memperhatikan bagaimana cara Yeri mengepel lantai minimarket. Bibirnya tertarik sedikit,

gadis itu kecil sekali. Yeri jauh lebih cocok jadi anak SMP berusia 12 tahun ketimbang mahasiswa 19 tahun.

" aaah." Gadis itu mendesah lega ketika menyelesaikan lantainya. Ia segera membereskan perlengkapan mengepelnya dan berjalan kearah microwave untuk mengambil mie yang dipanaskan Taehyung tadi."ini." katanya sambil meletakkan mie instan itu di hadapan Taehyung.

minimarket +kth.kyrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang