Terik matahari membakar kulit, sungguh panasnya hari ini. Baju putih yang dikenakannya pun basah terkena keringat yang keluar dari pori-pori kulit putihnya.
"Gila, panas banget," seru Jihan. "Seandainya hari ini ujan," lanjutnya.
Carissa hanya mendengus dan mengelap hidungnya yang terasa gatal, tidak disangkanya, hidungnya mengeluarkan cairan merah yang sederas air terjun Niagara.
"Jihan, gua ke toilet sebentar ya." Carissa terhenti.
"Oh, yaudah, Cha, jangan lama lama ya," sahut Jihan.
Carissa pun berlari menuju toilet terdekat. Sudah setengah jalan dia berlari, Carissa menemukan handuk berwarna putih tergeletak di kursi dekat kantin. Dengan terburu-buru, Carissa melihat kanan dan kirinya untuk melihat siapa pemiliknya. Tidak ada orang. Carissa segera mengambil handuk tersebut tanpa mengetahui siapa pemiliknya dan mengelap handuk putih polos nan bersih ke hidungnya. Setelah selesai, ia berlari lagi ke lapangan menemui Jihan.
"Ji, tau gak ini punya siapa?" tanya Carissa kepada Jihan sambil menyodorkan handuk yang telah terkena darahnya.
"Ya ampun, Cha! Lo kenapa?!" teriak Jihan
"Shh..." Carissa menutupi mulut Jihan supaya tidak ada yang mendengar percakapan mereka. "Gua tanya, ini punya siapa, Jihannn?"
Hening.
"Jihan, ihh jawab napa." omel Carissa. Jihan menunjuk tangan Carissa yang berada di mulut Jihan selama 10 detik. Carissa pun melepas tangannya yang menempel di mulut Jihan. Jihan akhirnya bisa bernapas lega.
"Gua hampir mati tau gak sih, Cha!" lebay Jihan. "Tu handuk kan punya Revan, Cha," lanjutnya.
"Revan siapa?"
🥀🥀🥀

YOU ARE READING
Sincerely, Carissa
Dla nastolatkówCarissa,atau yang lebih akrab dipanggil Icha.Gadis yang belum berusia genap 16 tahun,dia terlibat dalam masalah percintaan dengan laki laki yang sangat bertolak belakang dengan nya Revan,Laki laki yang termasuk dalam kategori bad boy.Walaupun begitu...