The Future

176 6 0
                                    

"Ini." Seseorang melempar sebuah map diatas meja pada orang yang tengah duduk dikursinya, "didalam sana tertulis semua yang kau minta padaku kemarin." ia beranjak duduk disofa yang berada diruangan itu.

"Thanks, Rawi. Kau memang benar-benar bisa diandalkan."

Orang yang dipanggil Rawi itu mencibir mendengar ucapan orang tadi, "kau sedang memujiku ya? terdengar menggelikan ditelingaku, Alden."

Pria bernama Alden itu terbahak kemudian berdiri dan menghampiri Rawi, melemparkan senyum tanpa dosanya kepada Rawi.

"Kau terlalu jujur."

"Perempuan kemeja putih itu membuatku sedikit tercengang ketika tengah mencari tahu data lengkap dirinya. Kau tahu? Ia masih 17 tahun dan sekarang sedang kuliah mengambil jurusan FISIP disalah satu Universitas dikota ini, ia ingin menjadi Diplomat begitupun juga dengan perempuan yang bersamanya kemarin, perempuan itu adalah adik sepupunya yang terpaut jarak umur hanya setahun dibawahnya, Linda Herdyan namanya sedangkan perempuan kemeja putih itu bernama Sedify Wagara. Mereka berdua kuliah di Universitas yang sama dan juga mengambil fakultas yang sama, dan kabarnya mereka akan mengikuti program Akselerasi bersama-sama. Mereka berdua sama-sama berotak cerdas, luar biasa cerdas tepatnya, IQ dua orang gadis itu hampir mencapai 125." Rawi menatap Alden penuh.

Alden sedikit terkesiap, "benarkah? Wah! Ternyata selain cantik dan mempesona dia juga sangat cerdas rupanya. Aku akan mendekatinya." Tekad Alden serius.

"Terserah padamu. Yang aku dengar Ia sama sekali tak tertarik pada pria karena Ia lebih memikirkan masa depannya."

"Dan aku akan menjadi salah satu dari masa depannya!" Alden berkata dengan penuh percaya diri.

"Cih! Kau terlalu percaya diri kawan, hati-hati saja." Rawi semakin mencibir Alden.

"Tidak! Aku akan memilikinya. Kau dengar?! Sedify Wagara akan menjadi milikku! Secepatnya!!"

• • •

Sedify dan Linda mulai sangat sibuk dengan kuliahnya karena mereka mengikuti program Akselerasi yang selalu menguras otak dengan berlebih karena program itu merealisasikan proses pengajaran cepat, sangat cepat. Sehingga yang mengikuti program itu tak ada waktu untuk bersantai-santai, belajar dengan sangat giat dan juga sedikit gila namun hasilnya akan sangat memuaskan karena akan lebih cepat lulus.

Sedify dan Linda berjalan keparkiran kampus setelah kelas selesai, hari sudah menjelang sore namun masih sangat banyak mahasiswa yang berkeliaran dikoridor kampus, terlihat sibuk dengan kegiatan masing-masing namun tak jarang banyak mata yang melirik mereka berdua tepatnya pada Sedify. Secepat angin berhembus, begitupun tentang Sedify dengan kecerdesannya mampu membuat Ia dikenali hampir satu Universitas, padahal Sedify adalah mahasiswi baru, Ia membuat seluruh isi kampus sedikit tercengang dengan semua tentang dirinya. Sedify sangat cantik, begitu pintar dan juga kaya raya sehingga mampu menolak beasiswa yang ditawarkan padanya, "berikan itu pada orang yang sangat membutuhkannya, keluargaku masih sangat mampu untuk menanggung biaya pendidikanku. Bukannya saya sombong Pak hanya saja masih banyak diluar sana yang lebih membutuhkan tawaran beasiswa ini daripada saya." Itulah yang dikatakan Sedify ketika ditawarkan beasiswa oleh kampusnya.

Sesampainya diparkiran Sedify menghampiri mobil putihnya yang terparkir diikuti oleh Linda dibelakangnya, mereka melewati kerumunan para gadis yang entah sedang mengelilingi apa hingga semua para gadis itu berbisik-bisik namun Sedify maupun Linda tak ingin memperdulikannya karena itulah mereka berdua. Sedify dan Linda begitu acuh dengan sekelilingnya karena mereka berdua terlalu fokus pada pendidikan mereka, sehingga saat dikampus pun mereka lebih memilih berada didunia sendiri daripada harus sibuk mencampuri urusan orang lain.

Wild WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang