XXVIII

506 77 27
                                    

Joochan mengelap keringat yang mulai menetes di dahinya tanpa menghentikan larinya. Cowok itu sudah memutari lapangan futsal sebanyak lima kali. Dan masih ada lima kali lagi putaran untuknya agar dapat menyelesaikan hukuman itu.

Kaptennya itu memang tidak pernah nanggung-nanggung ngasih hukuman, batinnya saat mengingat dulu ia juga pernah diberi hukuman yang sama.

"Woi, Dek. Lari yang bener. Lo itu bencong apa ha?"

Tiba-tiba, suara celetukan yang familiar itu membuat Joochan berhenti sebentar untuk memandang datar orang itu. Lalu, tak ingin menggubris dan melanjutkan larinya.

Dan saat putaran ke-enam, Joochan kembali memandang sinis kakak kelasnya itu. Di mana seniornya itu sedang duduk di atas bangku dan bersandar pada pohon, mengangkat satu kakinya sembari memandang angkuh Joochan.

"Kenapa liat-liat? Ganteng?" Balas Joochan berceletuk asal. Membuat Sungyoon langsung refleks mengumpat kasar dan langsung bangkit dari duduknya menuju lapangan basket.

Melihat itu, Joochan mencibir pelan dan melanjutkan larinya.

Hingga putaran terakhir, tiba-tiba sebuah bola basket meluncur cepat ke arahnya. Membuatnya refleks menundukkan kepala untuk menghindar. Dia menatap si pelaku yang juga sedang menatap ke arahnya, lalu berjalan mendekat.

Mendekat, lalu melewati tubuh Joochan untuk mengambil bolanya tadi. Seakan baru melihat keberadaannya, Sungyoon berhenti dan menoleh. "Eh, hampir kena lo ya, dek. SORI ye," katanya tenang.

Joochan mengumpat. Dia baru saja hendak maju, namun Jibum datang menghampirinya. Kapten timnya itu menepuk bahunya pelan. "Lagi ngapain?" Dia lalu menoleh pada Sungyoon, mengernyitkan dahinya bingung. "Kalian saling kenal?"

Sungyoon langsung mengangguk. Mendapatkan rasa semangatnya tiba-tiba. "Hooh. Dia ini adek kelas gak sopan yang gue ceritain itu lohh," katanya menggebu-gebu.

Membuat Joochan lagi-lagi harus menahan umpatannya. "Yang gak sopan itu kan el--kakak sendiri," kata Joochan mencoba menahan diri.

"Buset... Heh, gue bukan anak nyokap bokap lo ya."

"Asu." Joochan tak bisa lagi menahan kata umpatan yang sedari tadi tertahan di tenggorokannya.

Jibum yang masih bingung itu menangkap sinyal bahwa keduanya harus segera dihentikan. Saat Sungyoon kembali ingin membalas, Jibum akhirnya turun tangan. "Sudah, sudah. Mendingan lo kumpul bareng yang lainnya, Chan," kata pemuda itu. "Dan lo, Sungyoon. Mending lo juga balik ke temen-temen lo sebelum dicari Kak Yoongi."

"Oh iya. Lo juga gak pernah cerita apapun ke gue, Yoon. Kita kan gak seakrab itu," ucap Jibum menambahkan. Membuat Joochan mendelik samar pada Sungyoon.

Sedangkan Sungyoon sendiri hanya menyengir dan mendesah samar. Memang, orang normal sama orang yang gak normal itu beda ya. Gak ada ikatan batinnya.

***

Bahkan saat sore menjelang, saat kegiatan ekskul pada hari itu telah berakhir pun kedua cowok itu saling menatap sinis satu sama lain. Kadang Joochan yang sengaja menendang bola kakinya ke arah pemuda itu. Yang kemudian dibalas oleh lemparan basket oleh si Sungyoon.

Bomin yang melihat itu hanya bisa mengelus dada. Berbeda dengan Seungmin yang masa bodoh, cowok ini lebih memilih memakan bengbeng yang baru dibelinya sebelum ekskul dimulai.

"Ngapain sih, kayak bocah aja jir," kata Bomin saat semuanya sudah bubar. Menyisahkan ketiga cowok dari X MIPA 2 itu dan beberapa anak basket di lapangan sebelah.

"Ya mana tau. Dia yang mulai dia yang mancing. Kan gue jadi gregetan sendiri," jawab Joochan agak sewot.

Bomin mencibir pelan. "Mending kalian jadian aja dah. Kasian gue jadi sama Soyoon," celetuknya asal.

Joochan mengumpat dan baru akan berbalik berjalan meninggalkan lapangan saat matanya menangkap seorang cowok sedang berbicara pada seorang gadis. Sial kalah gercep lagi gue.

Tapi kali ini dia tak akan diam lagi. Dia menggerakkan kakinya mantap mendekati kedua orang itu. "Yoon, pulang bareng yuk."

Sontak Soyoon dan Sungyoon yang lagi ngobrol itu jadi tersentak kaget menoleh. Buset dah dateng-dateng langsung ngegas aja.

Yang ditanya Soyoon tapi yang jawab Sungyoon.

"Dih apaan. Gue mah bawa motor sendiri ga usah ngajak bareng ya. Gue gak belok."

Joochan mengumpat lagi. Baru tersadar nama mereka agak mirip. "Geer lo jing."

Sungyoon mencibir dan menggerakkan mulutnya tanpa suara. "Eh Soyoon ayuk balik sekarang. Setannya udah dateng nih," katanya mengingat kata-kata neneknya dulu bahwa kalau cewek cowok sedang berdua, maka orang ketiganya setan.

"Heh ngaca. Yang setan di sini itu elo."

"Wah berani lo sama kakak kelas."

"Ga usah bawa-bawa status."

"Status kita kan sama. Jomblo + ditolak kan? Wkwk."

"Itu lo aja. Gue nggak."

"Udah diem. Gue balik sendiri ga usah ikutin atau gue ga bales chat kalian," kata Soyoon memotong Sungyoon yang akan membalas. Setelah itu dia pergi meninggalkan kedua cowok itu yang sedang menatap punggungnya tanpa berkata-kata.

Hingga beberapa saat, keduanya kompak menoleh satu sama lain. Lalu mendelik dan pergi ke arah yang berlawanan.














"Apa gue bilang. Mereka berdua tuh cocok," komentar Bomin yang melihat kejadian itu dari jauh. Seungmin di sebelahnya kini sedang membuka bungkus bengbeng ketujuhnya, tak mempedulikan ketua kelasnya yang lagi random itu.





Pp
An.
VOTE BOMIN!! Wkkwwk

Gue bikin apaan sih ini unfaedah banget :(
Kayaknya gue juga lagi random deh, Bom :(
Eh, seungmin bagi dong bengbengnya :(

Anjir jadi keinget "chocolate italy" oke abaikan.










Eh gaes, bitiwai aku ngepost ff nista nan receh baru gaes.............hehehe

AYOK YANG SUKA GOLCHA ATAU WANNA ONE ATAU DUADUANYA MAMPIR GAES WKWKWKWK

Jangan nanya kenapa ngepost ff melulu, soalnya masih ada 19 ff lain yang nyangkut di draft :(( maklum, jomblo gabut tangannya jadi gatel :(((((( (?)

COLD U ↪ HJC & YSYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang