Kringgggggg kringgggggg kringgg
Bel masuk pun telah berbunyi bersamaan dengan masuknya Rean kedalam kelas, sambil terengah-engah. Dan disusul Lacer yang sepertinya telah ketinggalan sedikit jauh karena merasa tidak terganggu dengan bel tersebut.
"Untung lu udah pijakin kaki duluan daripada Pak Sem. Lo udah telat tiga kali di minggu ini Cer" ceramah Rean yang duduknya dibelakang Lacer.
"Yaudah sih, alhamdulillah" balas Lacer tidak peduli.
"Pinjem PR bio dong, gue gak tau jawaban nomor lima" pinta Rean kemudian.
"Emmm, gue lupa ngerjain heheh" balas Lacer sambil memutar kepalanya 45 derajat guna memperlihatkan cengirannya ke Rean.
"Trus gimana cobaaaaa ahhh lu" balasan sang Rean sambil 'sok' senyum dan menggaruk kepalanya yang gatal. "Lu tau kan bapak itu gak ada belas kasihannya? Gue cuma gak bikin satu nomor mungkin azabnya gak seperih lu, trus lu gimana?" Lanjut Rean.
"Lu kan bisa nyonyek yang lain nyet, gue mah biarin aja, bikin gak bikin paling nilai gue kkm juga, untung-untung olahraga kalo hukumannya lari" balas Lacer agak sedikit kesal.
"Gak ah" balas Rean singkat tanpa dibalas apa-apa oleh Lacer dan disusul masuknya Pak Sem, sang guru Biologi.Pelajaran berlangsung biasa saja, sampai Pak Sem mengeluarkan kata-kata mengerikan yang ditakuti anak-anak malas tukang tidak buat PR. "Yak, silahkan kumpulkan PRnya anak anak!". Dan kebanyakan murid-murid di kelas itu maju dan mengumpulkan buku tulis, termasuk Rean.
"Ini jumlah bukunya kenapa cuma 29 padahal jumlah kalian 31?!" Ucap Pak Sem sedikit keras dan disusul "Bapak mau 2 orang keluar dari kelas ini!"
"Cer, gue keluar ya lu gak usah" kata Rean sedikit berbisik di belakang Lacer dan berjalan keluar.
"Rel, lu gak bikin PR yakan? Gue keluar ya, lu gak usah" kata Lacer sedikit berbisik di belakang Aurel.
"Eh gak usah Cer, kan gue yang gak bikin PR, dan kok lu tau?" balas Aurel sopan sambil berbisik ke belakang.
"Gue juga gak bikin" balas Lacer dengan senyum dan pandangan seakan berkata 'gue gitu loh'."Hai Rean!!" Sapa Lacer saat keluar pintu.
"Loh kok?! Kan gue bilangin lu duduk aja, trus sekarang apa gunanya gue keluar?" Balas Rean agak kecewa.
"Gunanya? Emang awalnya niat lu mau apa? Nyelamatin gue?" Tanya Lacer dengan senyum smirk khasnya saat mengganggu orang disekitarnya.
"Idih, gue cuma ngerasa bersalah karna gak ngerjain nomor lima, trus kalo gue keluar trus lu keluar, yang keluar jadi 3 deh, makin bikin masalah, males gue ngomong apa-apa sama Pak keras kepala tuh. EH IYA MANA SATU ORANG LAGI?!" By Rean.
"Hahahh serah lu, Aurel orangnya, tadi pagi gue nemuin buku tulis bio dia di bawah meja gue, trus gue liat gak ada PR apa-apa yang belom dinilai, berarti dia gak bikin yakan? Pak Sem kan guru yang dengan senang hati meribetkan muridnya dengan peraturan 'Bukan buku Biologi, gak saya terima'. Orang kayak Aurel mana mau nyari masalah sama guru kalo cuma masalah 'beda buku', mending dia gak usah bikin kalo dia gak nemu buku bionya dari awal" jelas Lacerta panjang lebar."Gila lo Cer, gue tau lu cuek, gue tau lu juga merhatiin sekeliling, lu keren" balas Rean senang, karena dia bisa menjadi teman dekatnya Lacer.
"Ya gue emang keren" balas Lacer. "Tadi lu nanya guna lu disini kan? Buat nemenin gue main!" Ajak Lacer sambil mendorong Rean dari belakang sambil sedikit tertawa."Trus, sekarang apa?" Rean membuka bicara setelah mereka sampai di lapangan rumput sekolah mereka, Rean berkata begitu karena dia sudah berdiri setidaknya 3 menit tanpa melakukan apapun, hanya melihat--lebih tepatnya mengawasi--Lacer yang seperti mencari-cari benda di dalam rerumputan.
"Bantuin dong! Dari tadi diem aja, bantuin gue nyari sesuatu disini, gue gak tau apaan, yang penting pasti bendanya aneh, kemaren sore jatoh gitu dari langit tapi gue gak sempat nyari baru inget tadi". Sedikit semprot Lacer.
"Lu gak minta dibantu tadi" senyum asam Rean. "Bisa ya, benda jatuh dari langit? Itu kali ya? Mungkin ada orang bandara nempelih sesuatu di bawah pesawat, trus pas pesawatnya lewat sini, bendanya jatoh" teori Rean.
"Bisa jadi" by Lacer.-----berselang satu jam pelajaran-----
"HAHHH GUE CAPEKK GAK NEMU APA-APAA" teriak Lacer sambil berbaring di lapangan rumput kotor itu.
"LU KIRA GUE ENGGAK? lu tau gak? Sebenarnya...." balas teriak Rean. "Apa" kata Lacer singkat. "Liat mukak lu aja gue capek".
"Oh kalo itu mah gue tau, keseringan liat muka gue lu jadi capek banget trus jadi kurus gitu? Iya." Balas Lacer. "Hah ini ideal tae!" Balas Rean sedikit tertawa dan merebahkan badanya yang tadinya berdiri capek.Shwuuuuuzzzz~~
Langit diatas mereka menjadi mendung, ada sesuatu yang lewat.
"APAAN TUH?!" teriak Rean spontan karena melihat benda aneh tepat dilangit diatasnya sambil terduduk. "Wah" balas Lacer dengan tampang biasa aja, tapi Rean tau dari mata Lacer dia juga kaget, tapi lebih seperti tertarik, berbeda dengan Rean yang merasa itu adalah ancaman."Jangan bilang" peringat Rean.
"Heheh" kekeh Lacer. Rean tau Lacer gila.Dan setelah kekehan itu, benda aneh itu mendarat di kolam renang sekolah, "HAH?? Dia jatoh disini??! Padahal gue pingin ngejar, rupanya dia yang nyamperin" teriak Lacer agak takut sebenarnya. Rean hanya diam. Ya, diam dalam diam. Dengan mata yang menyorotkan begitu banyak hal, seperti 'apa yang terjadi' 'apa itu' 'gimana gue berenang besok' 'tertarik amat lu Cer' dan hal-hal lain yang wajar sih sepertinya orang pilirkan saat ada benda besar aneh terbang diatasnya, dan jatuh di kolam renang sekolahnya.
Tentusaja, Lacer memaksa Rean untuk ikut menemaninya ke kolam renang itu dan saat mereka sampai, hal pertama yang mereka ucapkan adalah..
"Benda itu" by Rean.
"HIDUP!" by Lacer.
KAMU SEDANG MEMBACA
An entire ocean in a drop
RandomProlognya di chapter 4, Hebat emang. Trus, chapter 1 gak ada hubungan apa-apa sama chapter yang lain. .isinya terserah saya.