Part 10

25 2 0
                                    

Dokter sudah mengecek keadaan Gilang, dan dia hanya terkena demam biasa. Dokter juga mengatakan, yang membuat keadaannya cukup buruk saat ini dikarenakan setres karena terlalu banyak pikiran.

"Sebenarnya apa yang lo pikirkan sih sampai lo jadi sakit begini?" Wanita itu memperhatikan Gilang yang sedang terbaring diatas ranjang.

"Ghe, bagaimana keadaan Gilang?" Tanya Devan yang baru saja tiba. Devan dan Dimas langsung pergi kerumah sakit setelah mendapatkan kabar kalau Gilang masuk rumah sakit.

"Kata dokter cuma terkena demam biasa." Jelas Ghea.

"Syukur deh." Ucap Dimas sedikit legah.

"Kenapa sih dia sampai sakit begini?" Tanya Devan lagi.

"Mungkin karena dia terlalu banyak pikiran"

"Gue jadi kasian sama Gilang" Ucap Dimas.

"Lo udah ngehubungi om Toni?" Lanjutnya lagi.

"Udah. Tapi nomernya sibuk gak bisa dihubungi"

"Em Ghe, lo pulang aja! Biar gue sama Dimas yang jagain Gilang disini. Lo juga belum ganti baju sekolah lo tuh" Ucap Devan yang melihat Ghea masih memakai seragam sekolah.

"Iyasih" Ucap Ghea sembari memperhatikan pakaian sekolahnya.

"Kalo gitu gue pulang deh! Tolong jagain Gilang ya!"

"Pasti!" Ucap Devan dan Dimas bersamaan.

***

Pagi ini sebelum berangkat ke sekolah Ghea berencana untuk kerumah sakit dulu untuk melihat keadaan Gilang. Dia menyiapkan roti bakar untuk dibawa kerumah sakit. Saat hendak keluar rumah, Ghea berpapasan dengan Toni didepan pintu.

"Eh pagi om" Sapa Ghea.

"Mau berangkat kesekolah?" Tanya Toni.

"Iya om"

"Oh yaudah, kalau begitu om masuk dulu!"

"Em om, tunggu!" Ucap Ghea yang membuat Toni berbalik lagi menatapnya.

"Ada apa?"

"Om udah tau kalau Gilang masuk rumah sakit?" Tanya Ghea ragu.

"Iya, om sudah tau. Tadi sebelum pulang kerumah, om kerumah sakit dulu untuk mengecek keadaannya"

"Oh syukurlah!" Gumam Ghea.

"Yasudah, om masuk dulu!" Ucap Toni lagi.

"Iya om" Toni masuk kedalam rumah dan Ghea langsung pergi menuju rumah sakit yang diantar oleh sopir.

***

"Lo berdua beneran gak mau sekolah?" Tanya Gilang lagi kepada Devan dan Dimas yang saat itu masih ngotot untuk menjaganya.

"Gue beneran gapapa. Gue gak perlu dijagain! Kalian sekolah aja sana!" Ucap Gilang lagi. Tetapi Devan dan Dimas masih tetap mengabaikan perkataan Gilang.

"Gue gak mau ya karena gue kalian bolos!"

"Siapa bilang mereka bolos?" Sela Ghea yang baru sampai.

"Mereka bakal gue izini kok. Jadi mereka gak bakal dicatat bolos"

"Nah bener tu!" Ucap Dimas ikut membenarkan.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang