three

30 7 4
                                    

-nanti besok atau pun lusa kamu akan sadar aku mencintaimu dengan sabar-

Di kelas Afina langsung menaruh kepalanya di bangkunya, ia sangat merindukan kasurnya jika saat seperti ini.

Terdengar lebay bukan? Tapi itu yang Afina rasakan. Bayangkan saja, ia menanti Abdillah selama bertahun tahun ia dilema. Ingin mengungkapkan tapi ia takut. Di diamkam malah pergi.

AFINA PO'V

Entah kenapa melihat kak Abdillah bersama kak Dilla, aku malah ingin mengungkapkan perasaanku pada kak Abdillah. Tapi ada bagian lain pada diriku yang tidak memperbolehkan aku melakukannya.

Saat ini aku sedang didalam kelas, mencoba menidurkan diriku. Mencoba meyakinkan diriku bahwa Kak Abdillah dan kak Dilla hanya teman.

Oh god kenapa aku jadi uring-uringan begini.

Keyla memberi kesempatan pada diriku agar menyendiri terlebih dahulu, dia sangat hafal pada diriku.

Pada saat bel pulang berbunyi, aku bergegas untuk pulang, entah mengapa jika galau begini aku selalu merindukan kasurku.

Keyla sudah berpamitan padaku tadi, ia sempat khawatir karena aku tidak mau ditemaninya. Aku memilih pulang sendiri hari ini.

Aku berdiri di halte menunggu bis. Entah seperti apa rupaku sekarang aku tak tau. Aku menyumpalkan earphone pada telingaku. Kurasakan ponselku berdering. Kulihat nama mama tertera di layar ponselku, tak segera kuangkat. Lalu mama mengiriku pesan.

'Dek, cepet pulang ada oma sama eyangmu'

Oh bad, ayolahh apa aku harus memasang muka fake ku? Aku lelah. Sungguh.

Aku memikirkan harus bagamaina nanti dirumah, hingga tak sadar bahwa bis yang kutunggu sudah datang, dengan langkah cepat aku menaiki bis. Dan apa lagi ini? Aku harus berdiri, tak ada kursi kosong bagiku.

"Hei, afina?" Sapaan dan pertanyaan tersebut terlontar dari seorang cowok yang ada di belakangku, aku tak perduli. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

Cowok tersebut terlihat berbinar. Entah apa yang ada di otaknya.

"Fin, yaampun lo lupa sama gue? Gue Bayu temen smp lo, elah masa lo lupa sih sama gue" cerocos cowok yang bernama Bayu itu.

Aku sedikit mengingat. Oh yaampun! Dia Bayu. Aku membulatkan mataku dan menyapanya dan memaksakan senyum.

Aku harap dia mengerti kalo sekarang moodku sedang tidak baik.

Setelah sampai didepan rumah, aku bergegas turun, Bayu sudah turun lebih dulu tadi.

Di gerbang rumah, aku sedikit mempersiapkan diriku. Setelah siap aku memasuki pelataran rumah dan masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum" aku mengucap salam.

"Waalaikumsalam" jawab yang kuyakini suara oma.

"Omaaaaaaaaaaaaaa" teriaku sambil berhambur memeluk oma.

"Kangen tauu" ucapku manja pada oma.

Oma melepaskan pelukan, dan mengusap ngusap rambutku.

"Cucu oma sudah besar sekarang ya"
"Sekolah yang bener ya nduk"

Aku hanya tersenyum mendengar penuturan oma.

"Oma yang lain kemana?"
Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh rumah. Sepi.

"Lagi pergi kemana gitu, oma lupa nduk" jawab oma, aku tersenym lalu berpamitan menuju kamarku.

Aku merebahkan tubuhku ke kasur milikku. Mengingat keakraban Kak abdillah bersama kak dilla membuat air mataku lolos keluar.

Mataku sembab dan terasa mengatuk sekali, ku tarik selimut lalu tidur.

***

Aku mengucek ngucek mataku yang terasa berat sekali.

Aku melirik jam weker yang berada di nakas. God jam setengah 8 aku tidur berapa lama?

Aku berdiri menuju cermin, kulihat pantulan diriku di cermin.

Mata sembab dan merah, ingus dimana-mana, rambut acak acakan.

Separah itukah keadaanku? Seperti zombie?

Dapat kudengar teriakan mama memyuruhku kebawah untuk makan malam.

Ku arahkan diriku menuju kamar mandi memebersihkan diriku.

Setelah memakai piyamaku, aku menuju meja rias, sedikit mengoleskan bedak untuk menutupi mata sembabku. Tak mungkin kan aku turun dengan keadaan seperti tadi?

Setelah kurasa cukup, aku turun menuju meja makan.

Ku cium aroma masakan mama yang eumm terlihat yummy.

Tanpa pikir panjang ku ambil piring dan kutuangkan nasi. Selera makanku kembali bangkit.

Aku mengambil dalam porsi banyak dan langsung melahapnya seperti orang kesatanan. Membuat semua yang ada di meja makan menatapku aneh.

Agak risih ditatap seperti itu, aku memberhentikan acara makanku lalu berkata "ada apa?"

"Kamu itu nduk, anak gadis yang anngun dong." Tutur oma penuh kasih sayang, aku hanya menyengir mendengar ucapan oma. Kulanjutkan acara makanku yang terganggu tadi.

Setelah semua selesai, aku memilih keruang televisi sendiri, karena yang lainnnya memilih berada di halaman belakang.

Aku menghidupkan televisi, menggonta ganti chanel tidak ada yang seru rupanya. Aku mematikan televisi dan beranjak ke kamar.

Setelah merabahkna tubuhku di kasur, aku mengambil ponselku.

Kulihat banyak notif di medsosku.

Aku enggan membukanya, karena pasti isinya cuma spam - spam gaje dari officialaccount.

Kututup lagi ponselku, kini aku beralih pada laptopku. Ku putuskan untuk melihat lihat film yang ada di laptopku. Sebelum 10 menit, aku sudah merasa bosan, moodku sedang tidak enak hari ini.

Aku memilih tidur saja padahal jam masih menunjukkan pukul setengah 9 malam.

Sebelum tertidur, aku samar samar mendengar ucapan papa yang membahas tentang pindah pindah ke london, entahlah aku tidak jelas mendengarkannya.

                   Vote & comment😳

         Aku butuh dukungan kalian    
Semua:*





Pieces of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang