Let Me Marry Your Daughter

765 43 12
                                    

"Kalian yakin ingin menikah?" tanya ayah dan ibu Namjoon saat mereka sedang makan malam bersama dengan Namjoon dan Sujeong di rumah keluarga Kim itu.

"Tentu saja, Eomma, Appa," jawab Namjoon mantap.

"Bagaimana denganmu, Sujeongie?" kini ayah Namjoon bertanya pada Sujeong yang duduk di dekatnya, berhadapan dengan ibu Namjoon.

"Tentu saja, Appa. Aku dan Namjoon oppa sudah bersama sejak SMA."

"Tapi kau masih kuliah sayang. Namjoon juga masih sibuk mencari pekerjaan tetap. Bagaimana Namjoon akan memenuhi kebutuhan hidup kalian sedangkan dia sekarang pekerjaannya belum jelas," ibu Namjoon mencoba memberi nasihat.

"Eomma, aku sudah mendapatkan pekerjaan. Aku baru saja diterima sebagai pegawai di kantor pos. Lagipula, Sujeongie mendapatkan beasiswa untuk kuliahnya sampai akhir semester depan. Sujeongie juga akan lulus semester depan jadi sudah waktunya kami untuk menikah," jelas Namjoon meyakinkan kedua orangtuanya. Ayah dan Ibu Namjoon menghela nafas berat.

"Jika kalian menikah nanti, kalian sendirilah yang bertanggungjawab atas rumah tangga kalian. Kami sebagai orangtua sudah tidak memiliki tanggung jawab atas kalian. Jadi jika kalian menghadapi masalah nanti, selesaikan sendiri." Ibu Namjoon benar-benar memberi wejangan kepada Namjoon dan Sujeong.

"Satu lagi. Pernikahan kalian dilakukan setelah Sujeong lulus kuliah. Lagipula perlu persiapan besar untuk pernikahan kalian." Ayah Namjoon melanjutkan.

Namjoon dan Sujeong mengangguk mantap dan memperlihatkan senyum bahagia mereka setelah mendapat restu dari orang tua Namjoon. Selanjutnya tinggal berbicara dengan orangtua Sujeong.

Namjoon bukanlah berasal dari keluarga kaya. Dia hanya terlahir di keluarga sederhana tapi kebutuhan dia dan keluarga bisa tercukupi dengan baik karena ayah Namjoon adalah sosok pekerja keras. Sama halnya dengan Sujeong, dia juga berasal dari keluarga yang sederhana. Ayahnya adalah pemilik kedai ramen dan ibunya sibuk membantu pekerjaan ayahnya di kedai, tapi kebutuhan hidup mereka bisa terpenuhi dengan baik.

"Selanjutnya hanya tinggal menyakinkan Mama dan Papa," ucap Namjoon sambil mengusap pelan kepala Sujeong yang duduk di sampingnya. Sujeong tersenyum manis dan mengangguk mantap.

=_=_=_=_=

Namjoon meletakkan ponselnya di meja kerjanya setelah menghubungi Sujeong. Dia baru saja memberi tahu Sujeong bahwa dia tidak bisa menjemput kekasihnya itu karena dia belum selesai bekerja. Sepertinya setelah ini Namjoon tidak bisa lagi menjemput Sujeong setiap harinya karena pekerjaannya baru selesai menjelang petang.

"Tolong antarkan peket-paket ini," perintah senior Namjoon di kantor sambil menyerahkan beberapa paket kecil

"Baiklah," Namjoon menyanggupi.

=_=_=_=_=

Sujeong merebahkan badannya di kasur. Dia merasa bosan karena tidak satu pun pesan darinya dibalas oleh Namjoon. Ini baru hari pertamanya bekerja, tapi Namjoon sudah sangat sibuk. Sujeong hanya harus memahami kondisi kekasihnya itu.

"Oppa, aku sangat merindukanmu," gumam Sujeong sambil berguling ke kanan dan kiri.

Sujeong tidak biasa lama-lama tidak berkomunikasi dengan Namjoon. Dia bahkan sekarang khawatir dengan keadaan kekasihnya itu.

Sujeong sudah akan turun dari tempat tidurnya, tapi ponselnya berdering. Sujeong segera meraih ponselnya dan langsung menjawab panggilan itu setelah melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

"Oppa!" pekik Sujeong setelah dia menempelkan ponselnya di telinga kirinya.

"Bersemangat sekali," kekeh Namjoon di seberang sana.

[C] I Can't Hold It Any Longer [Kim Namjoon - Ryu Sujeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang