4

9.5K 234 37
                                    

"Ayah...."

Pandangan melas di pagi-pagi buta itu membuat Hiashi terkekeh pelan. Dengan bahasa nonverbalnya Hiashi mengajak Hinata untuk lebih mendekat.

"Mau oleh-oleh apa princess Ayah?". Canda Hiashi. Karena tahu putrinya tidak akan meminta apapun padanya setiap ia pergi ke luar negeri.

Hinata cemberut jengkel. "Ayah pergi mulu. Kapan bisa ajak Hinata jalan-jalan lagi".

Hiashi mengusap dagunya dengan pose berpikir yang sukses membuat Hinata semakin memanyunkan bibir mungilnya.

"Kapan-kapan.." kali ini Hiashi menjawabnya dengan senyum lebar.

"Ayaahhh !!!!!!". Ah putrinya jadi semakin merajuk.

"Ayah tidak lama, hanya memenuhi undangan bisnis rekan dari Kanada. Mungkin sekitar 3 hari minimum lebih cepatnya".

Sekeras apapun Hinata, gadis itu ternyata tidak bisa membantah keputusan Ayahnya sendiri. "Uh oke, baiklah-" Hinata merengkuh seerat yang ia bisa tubuh tua yang masih prima itu "cepatlah pulang aku mau oleh-oleh pulang nanti berjanjilah ambil cuti dan ajak aku jalan-jalan".

"Siap Hime-sama". Balas Hiashi melepas pelukan putrinya dan berlalu dengan lambaian tangan.

Hinata memandang sendu kepergian mobil mewah yang sedang berangkat ke bandara. Matanya kini berkantung. Bagaimana tidak. Pukul 2 dini hari saat ia kehabisan air minum di kamarnya ketika mengambil air ke dapur ia mendengar Ayahnya bertelepon dengan rekannya dan akan berangkat ke bandara jam 5 pagi.

Itu pagi sekali. Cepat-cepat gadis itu menaiki kamarnya dan mencari-cari dimana handphonenya berada. Hinata segera menyetting alarmnya jam 4 pagi. Agar sempat menemui keberangkatan dadakan Ayahnya ke luar negeri.

Ayahnya selalu begitu sejak lama. Dia akan pergi sebelum Hinata tahu. Bahkan setelah sehari menghilang dalam mansion Hinata baru tahu dimana ayahnya berada ketika ayahnya telah sampai di luar negeri. Sungguh ayah yang kejam menurut Hinata. Dan Hinata yakin sekali kakaknya tidak tahu kalau Ayah mereka melakukan perjalanan bisnis.

Mobil hitam metalik itu melesat menuju bandara Narita. Kini sunyi dan dinginnya pagi mulai menusuk kulit putih susunya. Sangat senyap sampai-sampai gadis Hyuuga itu dapat mendengar suara nafasnya sendiri.

Kaki mungilnya melangkah kembali ke dalam mansion besar itu. Diliriknya jam dinding bergaya vintage telah menunjukan pukul 5.40, sudah saatnya bungsu Hyuuga itu bersiap sekolah.

Selesai merapikan diri, gadis itu kini bak boneka hidup yang menjelma menjadi seorang gadis. Tanpa make-up wajahnya mulus tak bernoda, seragam model kekinian yang ia pakai melekat pas di tubuhnya. Dilengkapi blazer coklat dan rok kotak-kotak navy, namun kini kaki telanjangnya terburu-buru menapaki dapur yang berada di bawah.

Hinata sesegera mungkin membuat sarapan untuknya dan Neji. Dengan cekatan, special cheese sandwich buatan tangannya hampir selesai. Ah, karena kelupaan sesuatu gadis itu mencari-cari kotak bento untuk bekalnya juga. Meski memiliki banyak maid sebisa mungkin Hinata tidak ingin menyusahkan mereka. Masih terlalu pagi juga para maid belum datang karena jam kerjanya dimulai dari jam 8 pagi.

Namun untuk kali ini Hinata membutuhkan seseorang untuk menjawab pertanyaannya. Bibirnya ia gigiti demi meredam kegelisahannya. Matanya terus menelanjangi dapur berharap sesuatu yang ia cari ditemukan.

Tangan kanannya tiba-tiba menepuk jidatnya yang tertutup poni. "Oh iya..". Gumam Hinata pelan. Ternyata kitchen set lemari paling atasnya belum ia periksa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Handsome Bro | NejiHina FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang