Ketika masih kecil, keinginan-keinginan sederhana seperti bermain tanpa dibatasi, bebas jajan makanan ringan pinggir jalan, dan menonton kartun di televisi sepuasnya saat hari libur tiba, lebih dari cukup untuk merasa senang.
Ketika remaja, hal-hal yang masih terhitung sederhana seperti bebas dari pr dan tugas dari sekolah yang tak kunjung usai, ingin berkumpul dan menongkrong bersama teman hingga malam, dan merasa kasmaran dengan lawan jenis, lebih dari cukup untuk menyenangkan hati.
Ketika beranjak dewasa, hanya ingin supaya hidup sedikit lebih adil. Juga agar selalu merasa dicukupkan atas apapun. Dan berharap bisa menjadi diri sendiri, tanpa harus dibayangi orang lain.
Banyak orang hidup dengan bayang-bayang orang lain di depannya. Merasa terjerat dan terikat kencang hingga rasanya susah untuk bernapas. Pun hanya beberapa yang berhasil lepas dari cengkeraman. Ekspektasi orang lain memang menyeramkan, mereka terlalu berharap lebih tanpa menyadari bahwa apa yang mereka harapkan tidaklah selalu bisa terwujud.
Sungguh menyedihkan bila hidup hanya untuk memenuhi ekspektasi orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabtu
Teen FictionSeruni Maharani; murid tahun kedua di SMA Piere Tendean yang ternyata adik dari Damar Linggar Mahardika si Ketua Osis kesayangan para guru. Bagi Seruni, mengimbangi kemampuan Damar adalah sebuah keharusan. Sebab sering kali orang-orang disekitarnya...
