aku mulai dengan rindu,
untuk memulai segala sesuatu aku memberanikan diri untuk sakit,
karena merindukan seseorang yang bukan milik kita entah lagi atau memang belum,
memiliki kesimpulan akhir yang menyakitkan.seketika rindu itu menyapa
entah untuk mengikatkanku bahwa kami pernah lebih dari saling sapa atau memang ingin menetapkanku pada perasaan yang selalu ingin setia,
rindu ini memang tak perlu balasan, namun setidaknya ia ingin tahu apakah dia masih dirindukan atau tidak,
sekian banyak pasang mata yang ditemui tak mampu menggantikan hadirnya ruang hati yang telah ramai bertuliskan namamu,
perasaan yang teramat jauh telah terlekat dipedalaman hati yang hanya bisa membisu menyimpan bekas yang belum sepenuhnya sembuh,
ingin mengatakan bahwa itu rindu, namun tak sedikit dari ego mencengkram jauh bahkan lebih jauh dari rindu itu sendiri.aku merasa sedikit bodoh dengan tulisan ini, tapi setidaknya dengan begini sedikit dari kalian tahu bahwa merindu itu kadang tak seindah bunga tulip di negeri Belanda.
meski telah kuputuskan sakit,
sedikit syukur masih ada dibenakku,
mengapa?
karena rindu mengajarkan untuk tetap berusaha menjaga apa yang telah dimiliki.- Januari-