Different Me

313 23 0
                                    

"Jangan berani kau mendekatinya, atau dia akan kubunuh. Kau tau aku tak pernah bermain dengar perkataanku sendiri" ancam pria itu.

"You bastard! Jika sampai terjadi apa-apa padanya, aku berani bersumpah. Tak akan pernah kumaafkan dirimu dan aku akan membunuhmu! Camkan itu" ucap lelaki ini, yang mengepalkan tangannya sudah siap membabak belurkan pria di depannya.

"Hahaha aku tak peduli dengan ucapanmu. Kita lihat saja, pada akhirnya" balas pria itu.

***

*calleey's pov*

"Ugghh" aku terbangun dan melihat sekitarku. Gosh kepalaku sangat pening. Tubuhku berkeringat. Mimpi tadi sering sekali terulang di tiap malamku. Aku masih ingat jelas.

Diruangan putih yang bercahaya membuat mata silau, kulihat ibuku menangis di depanku, aku berlari memelukknya. Tetapi ibu hanya berkata "berhati-hati lah nak"

entah

Apa yang harus membuat ku berhati-hati. Tak ada sedikit pun kata yang keluar dari mulut ibuku. Hanya itu.

Rasa haus pun menjalar di tenggorokkanku. Kulangkahkan kaki ku untuk keluar dari kamar ku, dan berjalan menuju tangga.

Aku pun menginjakkan kaki ku di anak tangga pertama dan selanjutnya. Tetapi kaki ku terasa licin, seperti terdapat minyak di anak tangga itu. Ya aku berani bertaruh seperti ada minyak di tangga ini.

BUKK

Tubuhku menghantam beberapa anak tangga, hingga akirnya aku tergeletak lemah di lantai. Semua tubuhku sakit. Pandanganku mulai kabur.

Kulihat gerald terlihat kaget melihatku terkapar di lantai ini, dan kulihat dia memanggil namaku lalu meloncati beberapa anak tangga. Namun kurasakan pandanganku mulai kabur. Yang kudengar, hanyalah suaranya memanggil namaku.

Hitam semua hitam

***

"Tenang saja, ini hanya awalan, selanjutnya akan lebih dari ini"

"Kuharap rencanamu dapat dipercaya"

Mimpi aneh lagi.

Kurasakan sinar matahari melahap wajahku, seakan tergangganggu akan sinarnya yang memaksaku untuk membuka mata, dengan paksa aku membuka kedua mataku. Silau begitu silau.

Akupun mengerjapkan kedua mataku untuk melihat lebih jelas, untung saja ini masih kamarku, bukan kamar rumah sakit.

Ugh, bisa kurasakan nyeri di tubuhku. Kujelajahi pandanganku ke sekitar ruangan ini, terlihat di sofa marie yang sedang tertidur.

Dengan perjuangan penuh aku mendudukan diriku diatas tempat tidur. Geez semoga aku tidak akan pingsan dijalan nanti. Pandangan ku mulai kabur, kukerjapkan kembali mataku. Ini sudah biasa, mungkin efek dari darah rendah. I dunno

"Hey, kau sudah bangun?" Kata alice yang masih mengumpulkan nyawanya lalu berdiri didepanku. "Kau lebih baik istirahat, kondisi tubuhmu masih sakit, aku tidak mau melihatmu kesakitan calleey" nasehatnya. "Hm tidak usah, aku harus kerja kelompok hari ini. Kalau aku tidak ikut, bisa tambah ribet." Tolakku sambil kuberikan senyum padanya

"Tapi--"

"Its okay marie, sekarang aku mandi dulu ya" aku pun memasuki kamar mandiku.

Ya kuakui dia adalah wanita yang baik, namun masih terdapat janggalan saat bersamanya. Ya mungkin karena aku baru mengenalnya.

Sudahlah lebih baik aku bersiap-siap sekarang.

***

Aku pun berjalan memasuki cafe didepan kampusku, aku berniat menemui daisy, david, dan andrew. Ya kerja kelompok

Right Now ( Harry Love Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang