" ehh lu tau ngga? Ada murid baru di kelas kita. " sahut rozla dengan hebohnya saat mau jam pulang. " kalo nggak salah itu cewek cantik banget, tapi dia cuek gitu. " sambung rozla yang membuat wajah ardy memancarkan senyum pepsodent.
" what? Cewek cantik cuek juga?. Kapan dia masuk.?." tanya ardy mendesak sahabatnya itu.
" eh eh tu dia." tunjuk rozla kearah gadis yang tengah berjalan dengan kepala sekolah
" baik anak anak sekarang mungkin di kelas ini kalian akan mendapat kawan baru, kenalkan dirimu nak " ucap bu reni dengan ramah selaku kepala sekolah
" kenalin nama gue sirly, gua ga suka bergaul. Kenapa? Karna gua ga suka sama orang yang muka dua. Semoga kalian bisa berteman dan nyaman ama gue. Makasih." ucap sirly dengan entengnya di depan kepala sekolah.
Bu reni sempat terdiam mendengar perkataan siswinya " baiklah silahkan duduk di kursi yang kosong, baiklah anak anak ibuk tinggal dulu."
" gylak lo cuek banget tapi gue suka." ucap ardy mengacungkan kedua jempolnya dan di balas dengan senyuman kecil hingga membuat dada ardy semakin berdetak kencang.
Anak itu memang sudah menyukai sirly sejak pertama kali dia melihatnya terlebih lagi saat dia tau jika wanita itu adalah tipe wanita yang dingin. Entah fikiran bodoh apa yang terlintas di pikiran remaja itu sehingga ia ingin sekali mendekati sirly dan berharap sirly jatuh hati padanya. baginya wanita dingin adalah wanita yang spesial karna dia pernah membaca di sebuah novel bahwa wanita seperti itu hanya bisa care terhadap pacarnya saja. Sudah waktunya bagi semua siswa untuk pulang menikmati waktu mereka dirumah.
" gue duluan." ucap sirly menepuk pundak ardy, teman sekelas ardy yang cewek cewek mungkin terlalu ilfil dengan sikap sirly yang terlalu dingin.
" ahh iyaa. Hati hati sir." kata ardy melambaikan tangan tanpa sadar lalu memegang dadanya, merasakan detak jantungnya.
" lo kenapa sih coy? . Ohh iya bro itu novel baru kapan launchingnya?. "
" entahlah gue masih bingung, gue pingin bikin novel dari kisah cinta gue lagi. Tapi kayanya gue naksir ama dia deh."
" lo ga salah? Serah lo aja dah, okelahh ntar malem kita ketemu tempat biasa, ya udah gue cabut dulu!. " sambung rozla menepuk pundak sahabatnya itu lalu pergi meninggalkan kelas.
" cewek cantik? Di tambah cuek juga? Ini tipe gue banget!." batin ardy
Seperti biasa ardy selalu pulang hanya dengan bermodalkan kaki sebagai transportasinya walaupun rumahnya terbilang jauh dari sekolah. Terlebih lagi sore nanti ia harus sudah kerja untuk memenuhi kehidupannya hingga pukul 10 malam.
Sesampainya di rumah ardy membereskan semua perabotan rumahnya yang tak sempat ia bereskan saat sekolah pagi tadi. Kini kelelahan tengah menghantuinya hingga dia tak sadar kalau dirinya sudah terlelap dalam mimpi.
****
"ehh ardy bareng gue yok, mumpung gue lagi baik hati nih." Tawar rozla dengan riangnya sembari memberikan helm.
" tumben lu jemput gue, biasanya kan elu tinggalin gue aja. " ketus ardy dengan tampang manyun andalannya ketika sedang kesal.
" udahlah sukur sukur gue jemput elu, bukannya terimakasih malah ngomel." balas rozla tak kalah sinis " lo seharusnya beruntung punya friend kaya gue, gue ga pernah ngehianatin temen gue sendiri." lanjut rozla lagi dan di iyakan oleh ardy.
Kedua sahabat itu memang ketika sedang bertemu selalu bertengkar ringan, namun terkadang akur. Di tengah perjalanan mereka memasang kemesraan dengan ardy yang memeluk pinggang rozla erat dan menaruh dagunya di bahu rozla layaknya sepasang kekasih yang tengah pergi untuk bermalam minggu. Mereka tak memikirkan apa yang akan orang katakan jika melihat mereka.
" woii turun luu." ucap rozla mendorong helm sahabatnya itu
"gue capek,bodoh!." balasnya sinis
"ya udah, biasa aja." sambungya dan langsung memulai kerjanya
Sedangkan ardy telah di tinggalkannya, ardy berjalan gontai hingga menuju dapur dan mengganti pakaiannya. Dengan ramah ardy melayani pelayan dengan senang hati seperti tak ada raut wajah sedih terlintas di wajahnya. Entah sudah berapa kali dia berjalan kesana kemari hanya untuk mendatangi pelanggan yang memanggil namanya karna tak sabar. Hingga pada suatu ketika dia melayani wanita yang baru saja menjadi murid baru di kelasnya.
" gue pesen ini dua dan ini satu oke gapake lama. " ucap sirly
" oke segera mbak. " ucap ardy, dia sangat terkejut melihat wajah sirly sehingga membuatnya terdiam sejenak.
" kok malah bengong,? Cepetan sana!. " sinis sirly lagi. " eh tp tunggu lo si itukan yang muji gue tadi pagi?." tanya sirly
" ahh iya mbak, senang bertemu dengan anda, kenalkan nama saya ardy. "
" oke gue juga, lo kerja disini?. "
" iya mbak, ya sudah saya kembali bekerja dulu." lanjut ardy dengan bahasa formal yang sudah menjadi tradisi di tempat iya bekerja.
Remaja itu berjalan menuju dapur untuk memenuhi pesanan wanita impiannya itu, baginya dialah pelanggan terspesial yang tak mungkin ia kecewakan. Dengan sepenuh hati remaja itu memasak dan menghias makanan yang kini sudah tersaji di atas meja. Sebelum mengantar pesanan itu ardy masih sempat untuk memperbaiki penampilannya agar terlihat perfek di depan sirly, namun naas saat ingin menaruh nampan di meja sirly tiba tiba saja seorang pria menyenggolnya entah itu karna sengaja atau bahkan tidak sengaja. Pakaian rapi yang sudah di kenakan oleh sirly kini berbalut noda saus dan jus minuman yang sudah terlihat menghiasi bajunya.
" lo niat kerja ga sih?!" ucap sirly berusaha membersihkan noda yang sudah berada pada bajunya
" maaf mbak saya ga sengaja, sy akan segera memperbaikinya." sesal ardy sembari memegang nampan itu tepat pada dadanya
" udahlah ga usah, kalo ga suka sama gue bilang aja. Ga usah sok manis di awal deh kalo emg berujung kepahitan. Kopi aja ga pernah nyembunyiin rasa pahitnya kok." sirly terus saja mengomeli ardy seakan akan ardy telah melakukan kesalahan yang amat fatal baginya.
Ardy hanya bisa terdiam mendengar celotehan sirly yang sedari tadi sudah membuat semua orang di sekitarnya menatap mereka aneh. Ardy sekarang mulai berfikir jernih bahwa tidak semua wanita cuek sama dengan penilaian orang. Menurutnya wanita cuek sama saja akan menyakitinya bahkan akan dua kali lipat menyakitinya. Ardy merunduk sesekali bola matanya melirik sirly yang sudah berjalan meninggalkan tempat kerjanya, ia berjalan gontai menuju ruang karyawan sudah saat baginya untuk merenung memikirkan prasaan sirly barusan, walau begitu ardy tetap memilih sirly ssbagai wanita idamannya.
" yuk pulang bareng gue." suruh rozla yang tengah memasang helmnya
" hmm.. Gua salah banget, gue ceroboh banget jadi cowo. " ucap ardy yang masih mengingat kesalahannya.
" heyy itu cuman masalah kecil, udahlah lagian bajunya juga nanti bakalan bersih. " jawab rozla enteng
" gue ga pikirin soal bajunya, yang gue pikirin itu gimana prasaanya dia. Dia udah gue buat malu tanpa sengaja di depan orang orang. Gue ga pernah ga ngehargai prasaan cewek bro." sambung ardy lagi tapi di acuhkan oleh rozla
Rozla memang tak pernah menghiraukan hal seperti itu, baginya itu hanya masalah kecil. Mungkin karna rozla belum pernah mengenal yang namanya cinta pertama. Alangkah indahnya cinta pertama jika saja dia sudah mengenalnya. Lalu bagi ardy hal itu adalah masalah besar karna baginya prasaan wanita lah yang paling utama, sebagaimana ia telah menghargai prasaan ibunya.
*** BERSAMBUNG ***
MAAF AUTHOR UP NYA AGAK TELAT KARNA SESUATU HAL, MAKASI JUGA BUAT TEMEN TEMEN YANG UDAH MENGHARGAI KARYA AUTHOR YA.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Mrs. Sirly
FanfictionApa wanita cuek akan tetap cuek terhadap seseorang yang sudah ia sayangi? Secuek cueknya wanita, tak akan pernah bisa untuk bersikap cuek kepada laki laki yang sukses membuatnya nyaman. Seorang penulis novel yang menemukan wanita sama persis den...