Dia Datang

0 0 0
                                    

Terlihat dari jauh, jam yang menunjukan pukul 7 pagi dari sebuah gedung yang berada di pinggir jalan, dengan disertai tulisan besar yang berada di tengah-tengah gedung tersebut.
"YAYASAN S.MUARA RINDA".

........

Terdengar suara sepatu yang sedang menaik-ki satu persatu anak tangga. Suara sepatu tersebut berhenti tepat di depan pintu kelas X2.

Tibatiba ada seseorang yang teriak di dalam kelas ketika melihat orang yang berada di depan pintu tadi.

"Inesssssssss" sepeti orang yang penuh dengan rasa semangat dan belari menghampirinya untuk memeluknya "lo tuh kemana aja si Nes gue kangen tau".." Apasi lo gausah lebay deh" membuka pelukan itu dan berjalan untuk ke meja yang berada di barisan tengah "Cuman ditinggal 1 semester aja lo udah rusuh apalagi kalo gue gamasuk seumur idup."
"lo tuh ya baru aja masuk udah ngomel aja" samber Lutfi di belakang ines.

"Inesssss." Tibatiba ada sebuah teriakan lagi dari lorong untuk menuju ke kelas.
"Yaela ini satu lagi bocahh" ines menghela nafas dan menyenderkan tubuh nya ke kursi.
"Nes akhirnya lo balik lagi kesini, gue khawatir sama lo Nes".."eh iya Isyraf, Zaki sama Oded udah tau lo balik nes?"
"Belum".

.......


Suara bel masuk pun telah berkumandang, semua siswa yang berada di luar segera memasuki ruang kelas.


"Sstt sst.. Nes, Orin Nes Orin"
Bisik Hanun dari belakang meja Ines untuk menyadarkan bahwa ada seseorang yang baru saja datang. Ines pun segera mencari orang tersebut dengan mata nya.

"Bener, dia makin serem aja, gue jadi takut". Banyol Ines menjawab Hanun setelah melihat Orin.

Orin pun berjalan menuju mejanya yang berada di pojok belakang dan melewati meja Ines dan yang lainnya.

"Rinn..Orin.."
Ines pun memberanikan diri untuk menyapanya. Wanita itu hanya membalasnya dengan tatapan kaget, senang tapi ada hal yang membuatnya mengganjal yaitu sebuah tatapan Sinis dan itu yang membuat tatapan yang awalnya senang kian berubah, dan lalu dia tidak menghiraukan Ines.

"Gue kasihan Han sama dia"
"Iya sama, gue sama Lutfi ga pernah berani buat ngedeketin dia lagi Nes"
"Kenapa? Apa sekarang dia makan orang? Gigit? Ngebacok?"
"Yaela dia masih waras kali Nes, liat aja entar pasti lo juga bakalan tau".

Percakapan mereka pun diakhiri dengan adanya guru yang masuk ke kelas.

"Pagi anak-anak"
"Pagi"

Mata bu Retna langsung tertuju pada Ines.

"Ines, syukurlah kamu melanjutkan sekolah mu disini lagi"
"I..iya bu"

"Ohiya, hari ini kita kedatangan siswa baru pindahan dari yayasan Mekar Indah, sini Nak masuk"

Terlihat langkah yang malu-malu memasuki ruang kelas X2.

"Silahkan perkenalkan dirimu".

"Hai guys, kenalin nama gue Varenia Sujana, panggil aja Eren"

Ketika semuanya mendengar nama Varenia, kelas yang asalnya penuh dengan dunia gibah pun tiba-tiba mendadak menjadi diam.

"Eren jow gilaaa, gue gasalah liat? Eren masuk yayasan ini? dan masuk kelas ini? Subhanallah bidadariku". Ucap si Jawa yang riweh dengan gerombolan para kaum adam.

"Udah-udah tenang, eh malah ada biang" gumel Hanun, dan dibalas oleh sedikit senyuman yang ada di bibir Ines.

Tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu kelas, lalu ia masuk setelah bu Retna menyuruhnya masuk.

"Bu maaf saya terlambat, tadi dijalan macet banget bu". orang itu meminta maaf dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

"Yaudah gapapa, sini sekarang giliran kamu memperkenalkan diri".

"makasih bu"
"perkenalkan nama saya Verlin Vanada"

Lagi lagi si Jawa tersentak kaget tak percaya untuk kedua kalinya dengan ocehan alay nya.
"bro gue mau pingsan nih bro hati gue mengembang kayak adonan bro, bidadari pada turun kesini" sembari memegang dadanya seperti yang mau pingsan karena serangan jantung.

"Nes?" Ucap Lutfi dengan intruksi bola matanya untuk menandakan kepada Ines bahwa ia harus melihatnya.
"Gue takut nes." Sambungnya lagi.
"Luth...." belum seperempat Ines bicara sudah dipotong oleh Lutfi "Nes, gue gasuka di panggil 'Luth', gue gamau disamain sama Lulut, ih amit amit."
"Haha kenapasi lo sensitif banget kayak nya kalo orang panggil lo Luth?"
"Gue sebel aja, waktu itu gue mau ke kantin, terus pas dikantin ada si Lulut di sebelah gue lagi pesen makanan. Terus tiba-tiba ada yang manggil tuh dari belakang 'Lutttt!'. Eh, ga disengaja gue sama lulut nengok kebelakang barengan sambil bilang 'APA' and...ternyata itu manggil si Lulut bukan gue, parah gue malu banget, coba deh lo banyangin, di kantin pas jam istirahat pasti banyak rakyat kan? Dan semua orang yang ada disitu ngetawain lo? Gimana rasanya? Malu banget. Anddd semenjak kejadian itu gue gamau lagi dipanggil 'Luth' parno gue."

Ines pun hanya tertawa ngakak dengan volume kecil, karena di kelas masih ada bu Retna.

.......

HATERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang