Suntuk, bosen, gerah...
Yak gue lagi bosen sama hidup gue yang monoton. Gue udah cerita belom kalau gue tinggal di kosan. Nyokap gue udah meninggal waktu gue usia 4 tahun karena sakit, dan bokap gue nikah lagi. Dan parahnya istri barunya yang minta bokap gue untuk buang gue. Dan ngga tau karena bokap gue cinta banget ama tuh cewek kegatelan atau bokap gue emang ngga sayang sama gue. Sampai hati bokap nurutin permintaan dia.
Secara halus dia minta gue untuk tinggal di pondok pesantren dari usia gue 7 tahun tanpa dia pernah nengok gue. Sakit rasanya saat kalian butuh kasih sayang orang tua, tapi gue malah diasingkan.
Sampai akhirnya gue bisa lulus SMA dan gue memilih untuk hidup sendiri, keluar dari pesantren dan tinggal dikos-kosan.
untungnya bokap gue itu masih memberikan uang saku tiap bulan. Sampai detik ini uang itu masih dia kirim. Entah apa maksudnya, lebih memilih membiarkan gue hidup dengan cara kayak gini.
Hidup sebatang kara tanpa saudara membuatku menjadi sosok yang kesepian dan tomboy untuk bisa bertahan.
***
Oh iya ngomong-ngomong gue belum tentuin tema buat acara amal nih. Duh kok bisa lupa, Erlan bisa bunuh gue nih kalo sampai dia nanya dan gue belom tentuin temanya.
Siapa ya yang bisa bantu, oh iya kelas gue kan ada Didit yang pernah bikin penampilan drama musikal. Dan bagus banget, walau cuma tugas sekolah waktu SMA. Kebetulan dia juga sekelas sama gue sekarang, walau dia cupu banget sii hehehe. Tapi idenya selalu cemerlang.
Yaps dia aja...
"Dit, gue minta tolong dong. Lo bikinin drama buat acara amal." Ucapku sambil memegang tas, dan menghampiri dia di kelas. Dia ini selalu dikelas, malah gue hampir tidak pernah melihat dia punya teman.
*** 3 Juni 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Love After Rainbow
Ficción Generalcintaku lebih dulu ke kamu aku yang melihatmu pertama dari dia dia dulu tidak memandangmu sampai aku membawamu keluar dari gelap dunia tapi apa ... kamu malah memilih dia dengan berdasarkan persamaan kamu dan dia persamaan kehidupan yang bullshit ka...
