Ice Cream

21 1 0
                                    

Namanya Nero. Cowok dengan sikap acuh tak acuh dan keras kepala. Julukannya "Prince Ice" karena ke-"dingin"nannya itu.

Namun, setiap manusia pastilah memiliki sifat baik bukan?. Disisi lain, dia adalah pribadi yang sangat perhatian ketika menyangkut sesuatu yang sangat penting baginya. Keluarga dan Dia.

Namanya Key. Cewek dengan sifat Ceria ini adalah salah satu hal penting dikehidupan Nero.

Key sangat menyukai Ice Cream. Apapun itu rasanya. Walau begitu, dia tetap memforsirnya. Kira-kira tiga kali dalam seminggu, sepulang sekolah ditemani Nero dia akan pergi ke minimarket disebrang sekolah dan membeli 4 buah Ice Cream. Satu untuk Nero, dan sisanya untuknya. Dan Nero akan selalu mengirimi nya pesan untuk mengingatkannya agar tak memakan ketiga Ice cream itu sekaligus, menyuruhnya makan nasi terlebih dahulu sebelum menyantap kudapan kesukaannya itu, menanyakan apakah suhu tubuhnya berubah setelah selesai menyantap habis ketiga Ice cream tersebut.

Selalu seperti itu.

Dan Key tidak mempermasalahkannya.

Pernah suatu saat, mereka pergi ke kedai Ice cream di pinggiran kota. Tak begitu jauh dari sekolah mereka. Saat itu hari ulang tahun Key, dan Nero menjanjikan semangkuk sedang Ice cream untuk Key dengan catatan Key tidak akan makan Ice cream barang setetes pun setelahnya selama seminggu. Dan Key menyanggupinya tanpa pikir panjang.

Key menyantapnya dengan wajah berseri-seri. Matanya berbinar, begitu menurut Nero. Ia suka pemandangan ini, dimana ketika melihat Key merasa bahagia karenanya. Dengan begitu dia akan merasa bahagia.

Karena Key adalah Sumber bahagianya.

"Kau tau, Nero! Ice cream disini sangat enak! Bagaimana kau bisa tau tempat ini?" Key bertanya dengan bersemangat, menatap lurus ke arah Nero tanpa sadar bahwa banyak jejak Ice cream di pipi maupun sudut bibirnya.

"Ya, bisa saja? Hahaha" Nero tersenyum. Sang Pangeran Es tersenyum lebar, kawan. Karena hanya didepan Key, Sang Pangeran Es itu menjadi mitos.

"Itu bukan jawaban, Nero~" Mereka berdua tertawa, lalu mulai saling melempar senyum satu sama lain. Berdiam. Namun rasanya nyaman, karna bagi keduanya sudahlah cukup untuk mengetahui bahwa orang yang kau cintai sedang berada disisimu dan sedang mencintaimu.

"Cepat habiskan, dan jangan lupa bersihkan pipi dan sudut bibirmu. Dasar, Bayi Tua" canda Nero. Key hanya mempoutkan bibirnya, dan melanjutkan kegiatan makannya.

Sepulang dari kedai, Nero mengantar Key pulang. Mereka menaiki Bis. Karena Key menyukainya, ketika dia bisa melihat keadaan disekitarnya.

Mereka duduk dibangku yang letaknya agak dibelakang. Sekitar 2 bangku dari bangku paling belakang. Sambil mendengarkan lagu favorit Key lewat earphone. Terkadang Key akan mengomentari apa yang terjadi di jalanan, atau apapun yang menurutnya menarik. Dan Nero akan menjawab ataupun menanggapinya dengan sabar karena Key pun bisa keras kepala dan berakhiran Nero yang mencubit pipi tembam Key gemas.

Jarak rumahnya dengan Key tak begitu jauh, hanya berbeda satu lokasi perumahan. Berjalan 15 menit dari rumah Key maka sampailah di perumahan tempat tinggal Nero.

"Terima Kasih ya buat hari ini, hehe" Key mengatakannya dengan mata berbinar, didepan rumahnya.

"Uhm, sama-sama. Maaf, jika kali ini aku tak bisa memberikanmu hadiah"

"No, no, no. Engga apa-apa kok, justru dengan kamu nraktir aku Ice cream itu sudah jadi kado tersendiri buat aku!" Key memegang pergelangan tangan kanan Nero, menatapnya dengan sungguh-sungguh.

"Ah... Oke, aku pulang ya. Sampai berjumpa besok" Nero terlalu gugup, entah kenapa kali ini jantungnya memompa seperti tak biasanya. Melihat wajah imut Key membuatnya salah tingkah.

Grep.

Key menarik lengan Nero.

"Ka-kamu, masih... cinta aku kan?" Key bertanya sambil menunduk.

Nero terkaget, namun tenang kembali dan menjawab dengan lembut, "Kau tau dan percaya bukan, kalau perasaanku padamu bukan main-main? Jika aku tak mencintaimu, aku tak akan ada disini bersamamu sekarang, detik ini"

Kali ini giliran Key yang salah tingkah, entah kenapa dirinya hanya ingin memastikan.
Karena kenyataannya, mereka berdiri pada suatu ketidakpastian.

"Ingatlah ini, kamu adalah kunci untuk membuka hatiku. Seperti namamu, maka cuma kamu saja. Aku tak menjamin kamu adalah kepastianku. Namun, tidak ada salahnya bertahan dan berjuang bukan? Aku percaya kamu mencintai aku juga, maka dari itu percayailah aku juga. Ayo kita saling jatuh Cinta bersama" Nero mendekat ke arah Key, lalu mendekapnya erat sambil membisikan sesuatu.

"Selamat Ulang Tahun, Sahabat"

Key tersenyum. Dia bahagia. Mungkin sebagian orang akan berfikir dia menyia-nyiakan waktunya, bertahan pada suatu ketidakpastian. Namun, baginya cukup. Bagi mereka berdua cukup. Setidaknya masih ada suatu dinding yang tak boleh mereka lewati, sehingga saat kenyataan tak sesuai harapan... Tidak akan ada yang tersakiti dan menyakiti.

"Sekali lagi, terima Kasih. Nero" Key membalas dekapan Nero.

Karena hanya didepan Key, Nero akan berubah menjadi Neko*, Nero bukanlah seorang Prince Ice, Nero bukanlah orang yang acuh tak acuh.

Nero adalah orang yang dicintai Key.

Dan Key adalah orang yang dicintai Nero.

Dan mereka akan saling mencintai, membuat suatu komitmen dan tetap menjadi sepasang sahabat.

---FINISH---

Alohaaa~
Hai kawan~ aku update nih cerita baru entah bagi kalian alurnya gimana tapi muncul gitu aja di kepalaku malam-malam gini ehehehe.
Maaf kalau ada typo atau EYD yang kurang berkenan, karena aku just sekali edit saja langsung post~
Krisar ya kawan~ voment nya juga boleh^^

*Neko = Kucing(Dalam bahasa Jepang)

LOVE STORY[DRABBLE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang