Kuputuskan untuk bertemu dengan Snow sehari sebelum keberangkatanku. Gadis itu tengah sibuk dengan papan luncurnya. Aku menghampirinya kemudian berkata bahwa aku ingin pergi, sebelumnya aku berbasa-basi terlebih dahulu, Snow hanya menjawab sekenanya.
Kau ingin pergi?. Dia berkata.
Aku menganggukan kepalaku cepat, Gadis itu menangis tiba-tiba. Ada apa dengan dia? Padahal hanya aku yang pergi, bukan kekasihnya ataupun keluarganya. Aku merengkuh Snow kedalam pelukanku, mengusap puncak kepalanya dengan tanganku yang tersisa. Ia menangis dan menangis.
Jangan tinggalkan aku, aku mencintaimu.
Aku membeku ditempat dengan pernyataannya.