#flashback on#
"Mia, kayaknya gue suka sama Ricky deh!" kata Sanny yang memang pada dasarnya tidak tahu tentang hubunganku dengan Ricky yang sudah berjalan kira-kira 2 bulan 2 minggu.
"Ya udah, coba aja lah deketin dia!" kata aku yang menjawab perkataannya tanpa menatapnya. Dia mungkin tak akan tahu apa isi hatiku saat ini.
Pada saat istirahat, Aku dan Sanny ke kantin kami membeli nasi goreng yang amat kami sukai. kami bercanda tawa bersama sambil menunggu sang koki alias penjual nasi goreng tersebut beraksi membuat nasi goreng yang kami pesan.
"Mia!" Kata Ricky yang tiba-tiba saja datang. Itulah Ricky datang tanpa diundang dan tanpa tujuan.
"Ada apa?" kataku datar. Dapat kulihat dari ekor mataku kalau saatnya tersenyum-senyum ketika Ricky duduk di depan kami.
"Ah, Enggak! Cuma manggil! hehehe!" katanya sambil tertawa kecil. Aku mengabaikannya dan langsung meninggalkan Ricky dan penggemar beratnya itu dalam meja yang sama untuk mengambil pesanan nasi gorengnya aku dan Sanny pesan tadi. aku melihat Sanny yang sedang asyik mengobrol dengan Ricky yang sesekali juga melihat ke arahku.
Saat pulang sekolah aku melihat suami yang sedang terlihat gelisah entah karena apa. Aku menghampirinya yang sedang mencari sesuatu.
"Lu kenapa?" kataku.
"uang gue ilang, Mi!" katanya yang sudah berkaca-kaca karena aku tahu kalau dia hanya diberikan uang saku oleh orang tuanya untuk seminggu dan ini baru hari Senin. Artinya, masih ada sekitar 5 hari lagi untuknya tidak jajan."Mia, pulang yuk! Gue anterin!" Kata Ricky dari depan kelasku. Aku menatapnya dan menatap Sunny yang masih mencari uangnya tersebut secara bergantian.
"Mia, lu duluan aja! Ricky kan mau nganterin lu tuh!" kata Sanny.
"Ricky, sini dulu!" kataku. Ricky menghampiri aku dan Sunny.
"kenapa, Mi?" Kata Ricky.
"lu anterin Sanny aja ya! Kasihan ya uangnya Hilang." kataku.
"kok gue yang dianter? lu aja ,Mi!" kata Sanny.
"udah gak apa-apa! gue bisa pulang sama Riris kok!" kataku.
"Ya udah terserah lu deh!" Kata Ricky yang terdengar seperti sedang marah.
"ya udah, gue duluan ya!" ujarku sambil melambaikan tangan kepada mereka berdua dan meninggalkan mereka. aku segera mencari Riris yang tadi sempat bilang kalau dia ada kerja kelompok di kantin sekolah bersama teman-temannya.
Dan dari Semenjak itu aku dan Ricky jadi sering bertengkar dan kami akhirnya memutuskan untuk memberitahu Sanny tentang hubungan kami. Dia sangat kecewa tentunya saat mendengar aku ternyata sudah berpacaran dengan Ricky. karena dia sangat menyukai Ricky.
***
"Sanny!" teriakku. Sanny seperti berpura-pura tidak mendengar ku. "tunggu!" kataku sekali lagi sambil menarik tangannya.
"lepas! gue buru-buru!" Katanya.
"lu kenapa sih?" kataku.
"gue kenapa? peduli apa lu sama gue?" katanya.
"Lu kenapa jadi marah-marah sama gue sih?" kataku.
"Siapa yang..." katanya yang ku selak.
"Oke, gue tau ini pasti karena hubungan gue sama Ricky kan?" kataku.
"Bu..." katanya yang lagi-lagi gagal untuk melanjutkan pembicaraannya.
"Gue tahu lo suka sama dia! ambil aja kalau lu mau! lu selalu gue baikin, tapi balasan lu ke gue kayak begini?" kataku.
"Mia!" Panggil Ricky.
"Ricky?" kataku yang sedikit terkejut karena tiba-tiba saja dia datang di hadapanku.
"Nah, pas banget lu di sini! lu udah mau pulang kan? Ayo pulang, dan kali ini lu nggak boleh nolak dan nyuruh gue buat anterin dia!" katanya. Entah karena memang ingin pulang atau karena sakit hati dengan perkataan Ricky, Sanny langsung meninggalkan aku dan Ricky tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Sanny itu sayang sama lo, tapi kenapa lo milih gue?" kataku.
"karena gue sayang sama lu, karena gue cinta sama lo, dan karena gue nggak mau kehilangan lu!" kata Ricky.
"tapi, apa alasan lo? gue bukan apa-apa dibandingkan sama Sanny. gue itu nggak cantik, gue itu nggak pinter, gue itu nggak ada apa-apanya dibandingkan dia!" ujarku. Tanpa kusadari air mataku sudah menetes. Aku menangis di depannya.
"gue sayang sama lu apa adanya, Mi! udah jangan nangis lagi lu kan cewek yang kuat? mana mia yang gue kenal mana Mia yang gak pernah nangis? mana Mia yang selalu kuat?" Kata Ricky menghiburku. Aku menyeringai tak percaya dengan apa yang baru saja ya Katakan.
"mau gimanapun aku nggak bisa percaya sama omongan kamu barusan!" kataku.
"tapi kenapa?" katanya.
"ya kan, aku nggak tahu apa yang kamu bicarain sama Sanny, aku nggak tahu apa aja yang kamu rencanain, Aku nggak tahu apa yang Sanny rencanain, dan aku nggak tahu kamu udah kemana aja sama Sanny!"
"aku nggak ngerencanain apa-apa dan nggak ngomongin apa-apa sama Sanny! denger aku ya aku cuma punya kamu, aku cuma sayang sama kamu, dan aku kemarin cuma nganter Sanny ke rumahnya biasa kok! nggak ada yang aku rencanain, aku nggak pernah ngajak dia jalan!" katanya yang berusaha meyakiniku.
"percuma kamu yakinin aku kayak begini, yang tahu itu cuma kamu, Sanny sama Tuhan yang selalu mengawasi kalian!" kataku yang langsung pergi dari hadapannya. Dia mengejarku, meraih tanganku, menggenggam tanganku dan kami lagi-lagi berhasil bertengkar karena topik yang sama, dan itu sangat membosankan bukan?
#flashback off#