3

4 2 0
                                    

Hari ini sudah cukup pertengkaran kami. Aku sudah sangat bosan. Hal itu terulang dan terus terulang seperti ada sesuatu yang di sembunyikan oleh mereka berdua.

Aku tahu dia tidak akan seperti ini kalau aku tidak memaksanya untuk mengantarkan Sanny. Jujur aku sangat menginginkan untuk ini semua berakhir. karena semakin lama Ricky maupun Sanny seperti saling suka dan mereka jadi sangat dekat sekarang.

Kalian pasti bertanya apa Aku tidak pernah mencintai lelaki itu? Jawabannya, aku mencintainya, bahkan sangat mencintainya. Dan sekarang kata cinta sudah tidak pantas terucap dari bibirku. Kata cinta untuk Ricky sudah ku haramkan untuk terucap.
 
walaupun aku sudah jarang sekali berdebat dengan Ricky atau Sanny rasanya sangat sulit untukku memaafkan mereka.

"Jadi kamu maunya gimana?" Kata Ricky.

"aku mau kita putus, dan ini yang lu mau kan, San?" kataku.

" tapi..."

"apa?! apa lagi, hah?"

"Gue nggak mau kayak begini, gue tahu gue salah karena gue suka sama Ricky yang notabennya pacar lu, tapi gue paham posisi lu sebagai pacar Ricky!" katanya.

"LOL! paham? apa ini yang disebut paham?" kataku sambil melempar beberapa lembar foto kemesraan Ricky dan Sanny yang aku dapatkan dari seorang teman dekatku.

"tapi... Ini..." kata Sanny.

"gimana kamu..." kata Ricky.

"apa?! Gimana gue dapetin foto ini? Gue gak bodoh, Rick! Gue udah tau kalian itu sama-sama busuk!" kataku.

"tapi, Mi... Gue gak..." kata Sanny.

"gak apa? Ga tau tentang foto itu? Ga maksud buat nusuk gue dr belakang? Gak tau malu banget.. Udah ada bukti malah masih ngelak!" kataku yang lalu meninggalkan mereka sambil membanting pintu kelas dengan agak keras. Salah satu kaca jendela nyaris terlepas dari bingkai nya karena ulahku barusan.

***

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang