💗 empat 💗

143 13 1
                                    

"KAK AL,NGAPAIN?"teriakan Gavin yang menggelegar.

Al membuka matanya,di hadapannya kini terlihat Gavin yang menatapnya dengan tatapan binung.

"Dia ketiduran semalem,jadi kakak tungguin disini."Jawabnya.

"Tapi kenapa Amarta tidur di bahu kakak?kakak abis ngapain dia?"tanya Gavin lagi.Al semakin gemas dengan adiknya yang satu ini.

"Engga kakak apa-apain.Udahlah,sekarang bawa dia ke kamar Fabiola dan jangan bilang apa-apa soal masalah ini."Ucap Al lalu memindahkan kepala Amarta dengan hati-hati dari bahunya.

Tanpa babibu,Gavin langsung menggendong Amarta dan menarunya di kamar Fabiola.

.
.
.

Hari menjelang siang.Amarta bangun dari tidurnya,menguap beberapa kali lalu matanya menyapu pandangan disekitarnya.

"Perasaan gue semalem ada di ruang TV bawah."Ucapnya pelan.

Fabiola yang berada di sampingnya sudah tidak ada.Amarta mengikat rambutnya,mengucek matanya lalu bergegas keluar untuk mencari Fabiola.

"Terus terus gimana kak?"suara itu,suara Fabiola yang terdengar dari kamar Gavin.

"Gue juga engga tau,pokoknya pas gue liat dia lagi tidur di bahu kak Al."Sayup-sayup Amarta mendengar suara itu.

Tanpa ambil pusing,dia langsung membuka pintu kamar Gavin dan ikut nimbrung.Sontak Gavin dan Fabiola kaget dibuatnya,tetapi secepat kilat mereka kembali bersikap biasa saja.

.
.
.

"Amarta mau ikut ga?gue mau nonton hari ini sama kak Gavin dan kak Al."Ajak Fabiola begitu melihat Amarta yang baru saja selesai mandi pagi.

Amarta mengambil bajunya di lemari Fabiola,"Mau nonton apa?"tanyanya tanpa menatap Fabiola.

"Hmm....engga tau deh,udah ayo ikut aja ya."

"Yaudah deh."

    Akhirnya Amarta dan Fabiola turun ke lantai bawah dan langsung bergegas pergi menuju mall yang mereka tuju.

     Setelah tiba,mereka masuk ke dalam bioskop dan beberapa menit kemudian film segera dimulai.Amarta duduk tepat di tengah-tengah,samping kirinya ada Fabiola dan samping kanannya ada kak Al.

        Lampu dimatikan dan seketika semuanya diam."Ya ampun,film horror."Batin Amarta berteriak.

Keringat dingin mulai membanjiri wajahnya,ingatan-ingatan masa lalu kembali berputar di kepalanya.

      Ketika Glen dan Amarta menontoj film horror dan disaat itu juga Glen mengalami serangan jantung.Amarta menjadi trauma dengan semua hal yang berbau horror.

        Tanpa disangka air mata keluar begitu saja dari pelupuk mata Amarta,isakannya semakin lama semakin terdengar membuat semua yang berada disekitar menjadi kaget.

"Amarta lo kenapa?"tanya Fabiola sambil menatap Amarta dalam.

       Amarta menggeleng, "Gapapa."Jawabnya pelan,tetapi isakan masih saja terdengar.

"Lo takut Ta?"kini giliran Gavin yang bertanya.

      Amarta masih saja menggeleng.

"Aku mau pulang kak,aku mau pulang."Ucapnya cepat.

"Yah tapi filmnya baru aja dimulai."Ucap Gavin.

"Lo pulang bareng kakak aja."Ucap seseorang yang berada di sebelah kanan Amarta membuat semua yang berada di situ kaget setengah mati.

"Lo bisa jalan ga?kalau ga gue gendong nih."Ucap Al dengan nada yang khawatir.

"Bisa kok."Ucap Amarta lalu mereka berdua bangun dari duduk mereka,tangan Al memegang pinggang Amarta dan mereka berjalan keluar gedung.

     Tinggalah disini Fabiola dan Gavin yang masih bertatapan bingung.
"Kak Al suka sama Amarta!"ucap mereka berbarengan.

.
.
.

"Lo udah makan?"tanya Al kepada Amarta yang isakannya kian lama kian mengecil.

     Amarta menggeleng,sedangkan Al menghela nafas berat."Yaudah kita makan dulu."

    Akhirnya Al membawa Amarta ke restoran yang berada di mall ini.Al menduduki Amarta dengan perlahan lalu dia duduk tepat di hadapan gadis itu.

"Mau pesan apa?"tanya Al sambil membuka buku menu restoran itu.

"Samain aja."Al mengangguk lalu dengan cepat dia memesan pesanannya kepada pelayan.

     Kini,Al menatap Amarta dalam,"Lo kenapa sih tadi?wajah lo tadi pucat banget."

    Amarta menghela nafas lalu membalas tatapan Al,"Aku...trauma kak."

"Trauma kenapa?"

      Dengan keberanian dan kekuatan yang entah darimana.Amarta mulai menceritakan sebabnya kepada Al,bahkan Al orang pertama yang tahu tentang traumanya.Fabiola saja tidak tahu dan Amarta berjanji dia tidak akan bercerita kepada sahabatnya yang satu itu.

"Ta udahlah,jangan kaya gitu mulu.Lupakan dia Ta,dia udah bahagia disana."

"Iya kak,aku juga lelah sebenarnya."

     Al memegang tangan Amarta,"Gue bisa bantu lo kok."Ucap Al dengan penuh keyakinan.

     Mendengar itu membuat Amarta memadang Al tanpa berkedip.

Bersambung....

Vomenn.......

Salam,



TheDarkNight_

UnbelievableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang