1 ; Wir Treffen

6.1K 685 220
                                    

Terdengar suara motor yang memasuki garasi kediaman ini. Dilanjutkan dengan suara mesin motor yang dimatikan kemudian terdengar suara langkah kaki yang berjalann hendak memasuki rumah tersebut.

"Aku pulang!" ucap seorang pemuda dengan seragam SMA-nya yang masih terlihat rapi dan bersih meski terlihat wajah pemuda itu tampak lelah.

Kebetulan di sana tepatnya di dapur terdapat dua orang laki-laki manis yang mulanya tengah berbincang. Yang lebih tua menyapa pemuda yang berstatus sebagai anaknya.

"Siang Mom," ucap pemuda berseragam SMA yang kemudian menghampiri sang ibu lalu mencium pipinya singkat.

Seokjin nama lelaki manis yang berstatus sebagai ibunya, hanya tersenyum mengusap lembut surai keorenan milik putra semata wayangnya.

"Jin, kau berutang penjelasan padaku," ucap seorang lelaki manis satu lagi yang kini tampak keheranan dan cukup terkejut.

Kedua mata bulatnya yang berbeda dari kebanyakan mata orang Korea pada umumnya sedari tadi terus memperhatikan murid SMA di hadapannya. Secara otomatis otaknya mencoba menilai pemuda itu yang tersenyum ke arahnya.

Senyum yang tampak unik karena berbentuk kotak dan lagi, terlihat ramah dan mempunyai kharisma tersendiri.

"Dia anakku Kookie, namanya Kim Taehyung. Nah sayang, ini teman Mommy, namanya Jeon Jungkook. Kau bisa memanggilnya hyung," ucap Seokjin dengan santai saling memperkenalkan keduanya.

Taehyung tersenyum semakin lebar, sedikit membungkuk dengan sopan layaknya anak yang terdidik dengan baik oleh orang tuanya. Sementara itu, ada seseorang yang masih terpaku dengan pesonanya. Kedua matanya begitu lekat menatap si pemilik surai oranye itu, meneliti semakin dalam dan meyakini betapa sempurnanya wajah itu.

Kedua alis yang terukir tajam, hidung mancung yang terlampau sempurna, wajah ramahnya yang dipadukan dengan senyum kotak dari bibir yang tampak kissable itu. Kim Taehyung memang definisi dari sempurna, mungkin.

"Kookie?"

Sebuah senggolan pelan menyadarkan Jungkook pemuda manis itu dari lamunannya, kedua matanya mengerjab beberapa kali secara cepat. Tanpa ia sadari hal itu membuat si surai oranye terkekeh pelan melihat tingkah imutnya.

"Kau imut hyung."

Seolah itu adalah mantra untuk memanggil semburat merah di wajahnya, Jungkook semakin terdiam. Jantungnya langsung berdegup abnormal begitu mendengar pujian dari yang lebih muda.

"A-ah iya, terima kasih," ucapannya tampak malu-malu dengan sedikit menundukkan kepalanya.

Tanpa dua orang itu sadari bahwa sesuatu merubah pandangannya terhadap cinta. Dan mungkin, ini untuk pertama kalinya ia kembali merasakan apa itu fall in love with someone at the first sight. Terdengar cukup bullshit memang.

"Mom, aku ke kamar dulu ya?"

"Ne sayang, kalau mau makan sudah Mommy siapkan di meja makan."

"Okay Mom!"

Layaknya bocah umur 8 tahun begitulah tingkah Taehyung pada ibunya, detik berikutnya ia pun mulai berjalan menaiki tangga rumah mereka dengan santai. Tampak tasnya yang terisi penuh seperti biasanya.

Setelah dirinya hilang di balik tangga yang paling atas. Seokjin dapat merasakan sedari tadi tatapan cukup mengitimidasi dari sahabat dekatnya ini. Lantas ia menoleh dan berikutnya terkekeh begitu melihat ekspresi garang yang jatuhnya menggemaskan dari sahabatnya.

"Apa? Dia anakku dan Namjoon," ucap Seokjin kelewat santai.

Jungkook bereaksi dengan kedua matanya yang membola terkejut, ia baru saja hendak berucap sebelum Seokjin menahannya.

Glauben✔ [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang