TRAVONTAE ARTEMUS
***
Perempuan cantik, tinggi semampai, dan berkulit putih berjalan tergesa gesa menuju mobilnya di parkiran swalayan yang sangat sepi. Saat hendak mencari kunci mobil tiba tiba saja seseorang yang mengikutinya dari tadi menodongkan pisau ke leher perempuan tersebut. Sontak ia kaget dan menegang. Mulutnya bergerak untuk teriak meminta tolong. Namun sigap sang penodong berkata
" semakin lu teriak, semakin dekat lu sama ajal lu. Sebelum itu terjadi serahin semua harta lu."
Penodong itu berwajah jelek dan berkulit hitam. Namun, ia tidak memperdulikan itu. Ia lebih takut dengan pisau yang akan menyayat lehernya nanti apabila ia tidak memberikan yang si penodong jelek inginkan. Disaat perempuan itu bergerak mengambil barang berharga miliknya tiba tiba saja seorang lelaki menghantam kepala penodong tersebut dari belakang. Refleks, si jelek [penodong] melihat ke belakang kepada laki laki yang mengacaukan aksinya tersebut. Tangannya melilit leher perempuan tadi menggunakan pisau terlepas dan sekarang si jelek ingin saja melumpuhkan laki laki yang menghantamnya barusan. Untung saja laki laki itu jago bela diri sejak kecil. Tapi, tetap saja yang namanya senjata tajam //dibaca pisau// haruslah tetap waspada. Pertarungan sengit dimulai. Perempuan tersebut takut dan segera mencari pertolongan. Untunglah segerombolan penduduk yang rumahnya tak jauh dari tkp membantu membekuk penodong jelek tersebut. Laki laki yang habis bertarung sengit tadi dengan cepat membawa perempuan itu agar menjauh dari lokasi kejadian.
"lu gapapa? Lu duduk sini bentar" laki laki itu masuk ke dalam swalayan membeli sesuatu untuk perempuan tersebut.
"nih lu minum airnya"
"makasih"
"eh pucet amat muka lu, syok banget ya?"
Perempuan itu hanya diam, mungkin benar ia syok karna kejadian tadi. Ia meneguk air mineral yang baru saja di belikan laki laki itu. Namun, matanya tak terlepas dari wajah laki laki yang membantunya tadi.
"woi lu kenapa liatin gua terus? Ganteng ya? Jelas sih hahaha"
"engga, gua pernah kenal lu ga si?"
"pernah lah, sekarang kan kita kenal, tapi lu belom tau nama gua kan? Nama gua Raka"
"LU RAKA?! Ehhhhh sumpah iya kita pernah kenal. Gua Dara woiiiiii!!!!!!"
"ehhh ntaarrrr, sumpahh luuuuu? Gilaaa gua ga nyangka banget kita jumpa di keadaan kayak gini hahaha"
"hahahh gua apalagii, ga nyangka banget"
Dara memperhatikan celana Raka yang di penuhi tinta warna merah. Ya, itu bukan tinta melainkan darah yang berasal dari tangannya yang terkena pisau si jelek tadi.
"ehh tangan lu bedarah sumpahh"
"oiya bedarah hehe. Gak terasa sih gara gara ada lu disini". Satu tamparan yang tak terlalu kuat mendarat di pipi Raka.
"ayok masuk ke mobil gua, kita ke klinik sekarang. Nanti infeksi. Lu ga bawa kendaraan kan?"
Raka menggeleng tanda ia tak bawa kendaraan. Ia segera mengikuti Dara menuju mobil putih yang terparkir itu. Tapi sebelum ia lupa tadi ia menitipkan
skateboard kesayangannya pada penjaga warung depan swalayan.***
"makasi banget ya lu udah nolongin gua hari ini, gara gara lu nolongin gua lu jadi gini."
"tenang aja kali ra. Untung ada gua yang sigap ini. Kalo ga ilang dah mobil, hp, sama semua barang berharga lu. Hehe." Kali kedua tamparan yang lebih kuat mendarat di pipi Raka. Tanpa Dara sadari senyumnya terangkat, pertanda ia bahagia berada di dekat Raka.
"lu gua anter pulang aja ya? Dimana rumah lu?"
"eh gausa, ngerepotin woii. Gua udah di anterin ke klinik, di beliin makanan, mau dianter pulang juga? Duh ngerepotin banget sih gua"
"sumpah lu ga ngerepotin gua sama sekali. Yang ada gua yang harus bales budi sama lu. Udah dimana rumah lu?"
"hahah budi gausa di bales, bales aja chat gua ntar malem. HAHAHHAHA"
Untuk kedua kalinya Dara tersenyum bahagia-sangat bahagia- berada di dekat Raka. Mimpinya terwujudkan setelah sekian lama ia menunggu untuk mimpi itu ada. Namun, ia juga tidak boleh baper atau terbawa perasaan. Mungkin ia fikir ini hanyalah pertemuan singkat, seperti dulu ia dan Raka saat pertama kali saling mengenal dan setelah itu mereka akan saling melupakan satu sama lain.
"thanks ra, udah nganter gua pulang"
"iyaaa sama sama. Thanks juga ya, kalo gaada lu gua gatau udah gimana gua sekarang."
"hahha seloooww, ehh btw gua bagi kontak lu dong hahah"
"boleh, sini hp lu"
Dara mengetikkan nomornya di hp Raka. "udah gua save ya, namanya Dara. Gua pulang ya ka, udah mau malem nih."
"iyaa, tiati lu pulang. Jangan ngebut."
"siap bang, haha. Bye"
Dara tidak menyangka hal ini akan terjadi pada dirinya. Ia tidak bisa berkata-bagaimana perasaannya saat ini. Sebahagia ini kah dia berjumpa dengan seseorang yang menjadi impiannya saat dulu. Seseorang yang ia kira tidak akan mengingatnya lagi setelah beberapa tahun.
Hai para readers yang terhormat:)
Aku penulis wattpad yang masih baru, masih amatiran nulis cerita. Gimana bab pengenalannya? Suka sama pemeran Raka? Hehe aku sih suka. Oh iya fyi, judul dari wattpad ini artinya bintang dan bulan. Travontae(Afrika-Amerika): bintang yang paling bersinar. Artemus(Yunani): dewa bulan. Daaan pemainnya juga artinya bulan dan bintang. Dara itu berasal dari nama Adhara(Arab): nama bintang dalam rasi bintang canis. Raka(India): bulan purnama. Kenapa namanya pada bulan dan bintang? Mungkin jawabannya kalo kalian pernah liat short movienya Virgoun-surat cinta untuk starla dari situ aku dapat inspirasinya. Kalian juga bisa kasi masukan jalan cerita ke aku yaaaaaa. Thanks udah mau baca. Vote kalian harapan ku untuk selalu buat cerita yang lebih baik lagiiiiiii. Love youuu
Author cantik, Sabrina Mutiara
KAMU SEDANG MEMBACA
Travontae Artemus
Teen FictionPertemuan singkat jaman SMA yang membuat Dara berharap pada seorang laki laki bernama Raka. Setelah beberapa tahun harapan itu muncul kembali karna pertemuan untuk yang kedua kalinya antara Dara dan Raka. Akan kah mimpi dan harapan Dara dapat terwuj...