Look at the stars
Look how they shine for you
And everything you do
Yeah, they were all yellow
Alunan musik coldplay terdengar lembut dari handphone milik Raka. Ia sengaja memutar lagu itu untuk menemani malam mereka di bawah ratusan bintang yang bersinar terang di malam itu. Sesekali ia memperhatikan wajah Dara dan tersenyum padanya tanpa Dara mengetahuinya.
"ka?" Dara memanggil Raka untuk memecah keheningan yang mereka ciptakan sedari tadi. Raka menoleh padanya sebagai tanda ia menyahuti panggilan Dara tadi.
Dara diam cukup lama sehingga Raka akhirnya buka suara untuk bertanya padanya. Namun ia tetap diam dan menciptakan keheningan itu.
Selang beberapa menit kemudian Dara akhirnya mengeluarkan suaranya.
"laper..."
Raka tertawa terbahak bahak tanpa ia sadari. Entah kenapa ia berfikir Dara akan mengatakan hal hal yang menurutnya serius seperti pembicaraan mereka tadi.
Di tengah tertawanya Raka mengacak-acak rambut Dara dan segera berdiri dari posisi sebelumnya. "yuk makan!" Kata kata itu menutup malam panjang yang mereka habisi di bawah hamparan bintang di langit. Dara dan Raka segera masuk ke dalam mobil mengingat ia dan Dara belum makan sedari siang tadi.
***
Di tengah ramainya kota Medan mobil putih itu melaju dengan kecepatan kencang menuju sebuah kafe yang Dara inginkan. Yaitu sebuah cafe yang merupakan tempat favorit Dara, Risha, maupun Artha untuk mengerjakan tugas ataupun sekedar hang out bersama.
"pesen apa ka?"
"serah lu aja dah"
"oh yaudah mba, kalo gitu saya pesen spagetti nya 2 sama minumnya vanilla milshakenya juga 2" sebut Dara pada pelayan yang sedari tadi menunggu pesanan mereka. Dara dan Raka dengan cepat melahap makanan mereka. Maklum, sedari siang mereka belum ada makan.
Selesai makan Dara mengecek handphonenya yang berada di dalam tas. Tiba tiba saja matanya terbelalak saat menghidupkan handphonenya.
"ANJIIIIIIIIIIIIIRRR GUAA LUPAAA!!! Astaga gimanaaa ini" Dara panik setengah mati.
"APAANN WOIII??? APAAAAANN??? Lu ngapaaa???????" karena Dara panik Raka yang tengah makan pun ikut panik.
"tadi siang gua matiin hp. Sekarang udah malem, gua lupa bilang sama mama kalo gua pulang malem. Mati gua. Udah ada 8 kali missed call dari mama"
"mampus dah lu. HAHAHA. Telpon balik ngapa, kok susah."
"lu tau kan kalo udah gini namanya Killer Moment ntar lagi mati gua kena ocehan si emak"
"yaudah telpon gihh, keburu nanti makin panjang urusannya."
Dara beranjak berdiri dari tempat duduknya. Ia segera menelpon mamanya. Tubuhnya gemetar hanya untuk menekan tombol hijau di handphonenya. Namun, apaboleh buat. Ia harus menelfon mamanya.
*On the phone*
"halo ma? Maaf tadi hp kakak mati jadinya gak ke angkat"
"ooohh gitu, kamu masih di luar nak?"
"i..i..iya ma. Kenapa?" Dara berbicara terbata bata karna takut 'digorok' sama mamanya karena belum pulang.
"kok lama banget kamu pulang? Mama sekarang lagi dirumah sakit kak. Tante Rini masuk rumah sakit lagi. Kamu cepet pulang idupin lampu rumah, tadi mama lupa idupin."
"iya ma, kakak pulang sekarang"
Rasanya jantungnya ingin teriak. Hatinya sangat lega, ia kira ia akan di marahin habis habisan karena tidak memberikan kabar dan pulang larut malam oleh orang tuanya. Dara kembali ke tempat duduknya. Raka menunggu reaksi Dara yang ia pikir kena omelan habis habisan oleh orangtuanya. Tetapi Dara duduk di kursi dengan senyum bahagianya, yah, sedikit menggelikan kenyataannya.
"abis dimarahin bahagia? Keren lu, salut gua"
"sotoy lu siapa yang kena marah coba? Mama Cuma minta tolong idupin lampu rumah. Dia lagi dirumah sakit soalnya."
"oalaahh.. pantesan senyum lu lebar banget sekarang"
"hahaha, yuk ah pulang. Karena udah malem, gaada angkot lu gua anter!"
Dara membayar makan malam mereka. Awalnya Raka ingin menolak Dara akan mengantarnya pulang, namun Dara segera mendorong tubuhnya untuk segera masuk ke mobil. Bukan kah seharusnya laki laki yang mengantar perempuan pulang dengan selamat ke rumahnya. Ini malah terbalik, jenis laki laki seperti apa dirinya, ia fikir.
***
Suara ketukan pintu bi Ratna membangunkan Dara yang tengah tertidur pulas di pagi hari. "non.. ada tamu tuh yang nyari non di bawah". Dara membuka matanya perlahan dan kemudian matanya melirik ke arah jam.
Siapa sih pagi pagi udah datang ke sini nyari gua
Dara bergumam penasaran. Ia melangkahkan kakinya untuk membuka pintu kamarnya dan ia mendapati bi Ratna yang sedari tadi berdiri di depan pintu. "siapa bi yang datang?"
"gatau bibi non, bibi gak pernah liat. Sekarang dia lagi bicara di ruang tamu sama nyonya."
"cowok atau cewek bi?"
"cowok,non"
HEYYOOO GAISSSS..
Maafkan ku yang telambat update. Belakangan ini penyakit ku kambuh:') hehe bukan penyakit apa apa. Hanya penyakit malas. Sebagai permintaan maafku sama kalian aku bakal update 2 kali yeyyy. Siapa yang seneng? *gaadaaaa* oke bye!
BACA PART SELANJUTNYA UGAK YA GENKS LUV YOU SO MUCH
Jangan lupa voment yaaakkk gaiss
Dear readers, authornya cantik lho!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Travontae Artemus
Teen FictionPertemuan singkat jaman SMA yang membuat Dara berharap pada seorang laki laki bernama Raka. Setelah beberapa tahun harapan itu muncul kembali karna pertemuan untuk yang kedua kalinya antara Dara dan Raka. Akan kah mimpi dan harapan Dara dapat terwuj...