Kecepatan laju mobil Dara membawanya ke tempat biasa ia menghabiskan waktu untuk menenangkan diri, tempat itu ialah lapangan Merdeka. Tempat dimana ia selalu merasa nyaman menyaksikan segerombolan orang yang datang untuk menikmati sajian makanan ataupun sejumlah komunitas yang sedang berkumpul.
Dara meminum kopinya yang ia beli tadi sambil melihat ke arah lapangan. Ingin sekali ia mengeluarkan air matanya. Namun, hal itu ia batalkan karena ia fikir dengan mengeluarkan air matanya membuatnya kalah dengan permainan Ghaffar dan menyerah padanya. Tidak, ia harus menang.
11.12 AM
Toke es pisang : Ra, gua ngeliat lu tadi sama Ghaffar. Gua tau lu pasti sedih sekarang. Masalah makalah biar artha aja yang bantu gua. Tenangin diri lu ya ra. Gua gamau lu sedih lagi.
Andhara : iya sha, thx ya udah ngertiin gua:)
Toke es pisang : that's my role, ra!
Sedari tadi juga handphone Dara terus terusan mendapat pesan masuk. Namun ia mengabaikannya. Tidak, itu bukan Risha. Itu Ghaffar yang sedari tadi mencoba menghubunginya namun Dara tetap saja tidak memperdulikannya. Ia menon-aktifkan handphonenya agar tidak merasa terganggu dengan suara handphonenya tersebut.
Disisi lain, sepasang mata telah memperhatikan Dara sedari tadi sejak ia duduk di tempat itu. Kemudian sepasang mata tersebut bergerak menuju Dara, tanpa Dara mengetahuinya. Tangannya terjulur memegang bahu Dara. Dara sontak kaget dan kedua matanya langsung melihat orang itu.
"RAKA! Lu ngapain disini, ngagetin gua lu ah. Untung gua ga jantungan"
"yaelah, lu juga ngapain disini? Kaya patung aja diem mulu. Gua disini latihan"
"latihan? Latihan apaan dah hahahaha." Tanya Dara heran
"sepele lu ama gua. Latihan skateboard lah pe'a, ini yang gua bawa jadi buat apaan" jawab Raka sambil menunjukkan Skateboard miliknya yang sedari tadi ia pegang. "dari tadi gua ngeliatin lu diem mulu disini. Ngapain aja neng? Nunggu orang? Atau apa?" lanjut Raka penasaran.
"gaada cuma liat liat aja kok"
"liat liat apaan dah sejam-an lu duduk kayak patung disini cuma liat liat? Bau baunya lu lagi ada masalah ya?" tanyanya menerawang
"engga, gapapa. Udah lu latian lagi aja sana. Gua pengen liat lu main skateboard."
"siap bu bos!!"
***
Hari itu ia habiskan menemani Raka latihan skateboard. Beban hatinya sedikit berkurang karena kehadiran Raka saat itu. Tawanya terlepas saat melihat Raka jatuh dari skateboardnya. Hingga akhirnya senja menjemput mereka berdua di tengah lapangan merdeka.
"udah sore ra, lu ga pulang apa?"
"gua males banget mau pulang, ga mood"
"oo gitu, jadinya disini aja? Kalo disini aja gua udah bosen, gimana kalo nyari tempat lain?"
"tempat lain? Kayaknya gua ada ide" Dara dengan spontan menarik tangan Raka, setelah beberapa langkah ia menyadari tangannya menggenggam tangan Raka. Ia menoleh kepada Raka yang tengah tersenyum geli karna genggaman tangan itu. "ehh sori gua ga maksud kayak gitu. Gua ga sadar megang tangan lu."
"gapapa kok haha. Sering sering aja ga sadar biar lu sering megang tangan gua."
Ardhian Raka Pradana, seseorang yang sukses membuat Dara terbawa perasaan sejak pertama kali mereka berkenalan. Perkenalan singkat yang terbilang lazim melalui pesan singkat jaman SMA membawa Dara jatuh hati padanya karna sesuatu yang tak akan pernah bisa ia jelaskan. Namun kembali lagi, perkenalan itu hanya perkenalan singkat antara dirinya dengan Raka. Setelah itu Raka menghilang, tetapi tetap saja Dara memikirkan Raka sebagai seseorang pangeran di mimpinya. Dan kali ini, Raka datang membawa harapan itu lagi pada Dara.
***
"Kemana lu mau nyulik gua?" tanya Raka yang duduk di sebelah kemudi mobil Dara.
"gatau. Gua tiba tiba aja pengen ngeliat bintang"
"ha, ngeliat bintang jam segini? Masih sore ini mba."
"yauda berarti kita tunggu malem aja sampe bintangnya ada" Dara menjawab dengan tetap fokus menyetir.
"yaudah kalo gitu. Tapi lu jangan apa apain gua ya. Aku masih suci mas"
Tangan Dara segera menangkap helaian rambut Raka dan segera menariknya dengan sangat kuat. Ia geram, malahan sangat geram dengan Raka yang sedari tadi suka bercanda. Senyumnya terangkat bahagia melihat Raka kesakitan karena jambakannya itu.
***
Sedari sore hingga malam tiba mereka habiskan dengan berkeliling kota Medan dengan mobil sedan putih milik Dara. Dara mengarahkan jalan kemudinya menuju sebuah tanah lapang dan memberhentikan mobilnya dengan sempurna. "disini?" Raka bertanya pada Dara dan hanya di balas anggukan olehnya.
Dara turun dari mobil lalu duduk di kap depan mobilnya, Raka melakukan hal yang sama dengan Dara. Ia mengambil posisi di sebelah Dara. "kenapa harus bintang ra?" Raka bertanya untuk kesekian kalinya sejak ia duduk di jok mobil putih itu.
"setiap gua ngeliat bintang, sekacau atau sehancur apapun hati gua, gua selalu bisa tenang. Bintang itu unik, kita bisa belajar kesetiaan. Kesetiaan cahayanya untuk selalu bersinar walau terkadang ia terjatuh. Bintang juga mengajarkan kita agar mengerti tentang sebuah proses perjalanan, awalnya ia tampak tiada, lalu ia meredup, hingga akhirnya ia hadir sebagai bintang yang bersinar paling terang. Terkadang gua juga selalu nunggu buat bintang jatuh, dan membuat permohonan. Karena bintang jatuh, gua selalu yakin setiap jatuh bukanlah hal yang buruk"
Raka terdiam, ia mencerna kata kata yang baru saja diucapkan Dara. Kata kata yang mengingatkan Raka pada Almarhum kakeknya. Kemiripan mereka adalah memaknai ciptaan tuhan dan memahaminya dengan sangat dalam. Sejak kecil ia selalu diajarkan oleh kakeknya untuk memahami filosofi bulan dalam kehidupan. Bayangan kakeknya muncul di dalam diri Dara. Ia melihat perempuan itu. Dan kini ia mengembangkan senyumnya, senyum dari hatinya untuk perempuan itu.
Hai, hai, hai
Pagi, pagi, pagi
Siang, siang, siang
Malam, malam, malam *efek anak paskibra
Hehehehe, gimanaaaaaaaa part 3 nya?????? Fixx aku sukaa sama pemeran Raka. Aku ngerasa baper baper gimanaaa gitu. I love this part so much!!!!!! Gimana kalo kalian hayoo.. tulis di komentar ya perasaannya pas baca part 3 ini. Jangan lupa vote juga yaaa. Semakin sering kalian ngevote, semakin semangat aku ngebuat ceritanyaaa. Makaasiii sebanyak banyaknya karena sejauh ini kalian udah baca wattpad akuu, love youu gaiissssssss.
Author cantik, Sabrina Mutiara
KAMU SEDANG MEMBACA
Travontae Artemus
Genç KurguPertemuan singkat jaman SMA yang membuat Dara berharap pada seorang laki laki bernama Raka. Setelah beberapa tahun harapan itu muncul kembali karna pertemuan untuk yang kedua kalinya antara Dara dan Raka. Akan kah mimpi dan harapan Dara dapat terwuj...