You'll break your own heart if you love them more than you love yourself.
-adhara shabrina-Dara bergerak cepat menuju tangga. Ia rasa itu Raka yang datang. Namun, ia berfikir sejenak saat menuju ruang tamu. Dari mana Raka tau alamat rumahnya sedangkan ia tidak pernah memberi tahunya. Rasa penasaran membawa langkahnya menuju ruang tamu.
Yang di dapatinya disaat memasuki ruang tamu adalah seorang laki laki tinggi berkulit putih yang sedang ngobrol asik dengan mamanya. Tidak salah lagi, laki laki itu ialah Ghaffar, seorang laki laki yang masih saja nekat untuk bertemu Dara walaupun Dara selalu menghindar darinya. Percakapan kedua orang yang sedang mengobrol di ruang tamu terhenti karena kehadiran Dara.
"eh Dara kamu baru bangun? Masyaallah, anak gadis baru bangun jam segini."
"mama ngapai ngobrol sama dia?"
"heh, kamu ga boleh kayak gitu. Nak ghaffar kesini mau ngajak kamu jalan. Sekarang kamu mandi pakaian yang rapi."
"tapi ma.."
"gaada tapi tapi. Cepetan mandi ya"
Dengan langkah tergontai gontai dan sangat berat hati akhirnya Dara mengiyakan perkataan mamanya tadi. Kalo bukan karena mamanya, ia tidak akan mau jalan dengannya. Ghaffar tersenyum miring, tidak sia sia ia pandai mengambil hati mamanya Dara. Rencananya kali ini berhasil. Ia melanjutkan percakapan tadi yang terpotong karena adanya Dara.
Dara berjalan menuju ruang tamu lagi usai ia bersiap siap tadi. Mukanya menunjukkan sama sekali tak suka ia harus berjalan dengan Ghaffar walaupun mamanya yang menyuruhnya. "yuk ra" Ghaffar menyambar, matanya tak lepas dari Dara.
Sudah lama ia tak melihat Dara seperti ini, sejak dua tahun yang lalu. Dara memutar bola matanya, tanda ia tak suka dengan Ghaffar. "tante ghaffar sama dara pergi dulu ya" Ghaffar meninggalkan ruang tamu bersama Dara. Tak lupa sebelumnya ia menyium tangan mama Dara. Ia berperilaku seperti itu bukan karena ia sopan. Namun, ia hanya mencari simpatik mama Dara.
Ghaffar mempercepat langkahnya menyusul Dara yang lebih dahulu menuju mobil.
"silahkan masuk tuan putri" Ghaffar membukakan pintu mobilnya kepada Dara dengan senyum khas nya. Sejenak ia berhenti di tempatnyaDikit lagi ra gua bakalan dapetin lo lagi
Sepanjang di perjalanan Dara hanya duduk diam memainkan handphonenya di mobil itu. Ghaffar berusaha mengajaknya berbicara sejak tadi namun ia tidak memperdulikannya. Sampai akhirnya tangan Ghaffar menyentuh bahu Dara dan membuatnya terkejut. "Apaan sih? Gausa pegang pegang bisa?"
"maaf ra, kamu kenapa diem mulu dari tadi?"
"lu tau sendiri jawabannya. Gausah sok nanya"
"aku minta maaf kalo gitu ra. Sekarang kita mau kemana?" Ghaffar bertanya pada Dara namun Dara mengabaikannya. Wajahnya berpaling kembali melihat jendela di sebelahnya.
"kalo ke taman biasa tempat kita dulu mau ga?"
Dara tercekat, ia teringat kembali tentang taman itu. Taman yang membuatnya merasakan jatuh cinta pertama kali sekaligus tempat dimana Ghaffar menyatakan perasaannya pada Dara untuk pertama kalinya. Dara menghembuskan nafas kasar dan memejamkan matanya seraya ingin melupakan semuanya.
***
"udah nyampe ra, aku seneng banget kita bisa kesini lagi berdua"
"terus kenapa?"
"gapapa kok, turun yuk"
Ghaffar dengan semangat keluar dari mobil dan segera menyambut Dara yang tengah keluar dari mobil. Tangannya melingkari bahu Dara. Dara risih dengan perlakuan Ghaffar yang seperti itu. Ia menggerak gerakkan bahunya dan mencoba melepaskan rangkulan Ghaffar terhadapnya. Namun itu sia sia. Tangan Ghaffar merangkul lebih kuat sehingga Dara tidak bisa melepaskannya.
Ghaffar mengisyaratkan Dara untuk duduk di sebuah kursi taman yang terbuat dari besi, kemudian ia pergi meninggalkan Dara sendiri yang tengah duduk di bangku tersebut. Selang beberapa menit Ghaffar kembali dengan membawa dua buah es krim, satu rasa vanilla dan yang satu lagi rasa coklat. Ia memberikan es krim rasa vanilla tersebut pada Dara.
"kalo gini aku jadi keinget ya pas dulu, banyak banget memori kita disini. Aku inget masih inget waktu kita pertama kali ketemuan disini. Di bangku ini kan? Gak nyangka ya sekarang udah beda. Gak kayak dulu lagi." Ghaffar menutup pembicaraannya. Suasana taman tersebut sejuk, tetapi tidak dengan hati mereka yang tengah duduk ditengah taman itu. Hati mereka gersang di penuhi keegoisan yang ada di dalam diri mereka masing masing.
"Dara..." suara Ghaffar memecah keheningan antara mereka berdua. Ghaffar menatap Dara sangat dalam.
"Aku tau, kamu udah pergi jauh ninggalin aku. Kamu berarti bagi aku, aku sadar. Aku kembali untuk kamu. Aku tau aku egois, berharap kamu kembali yang hatinya udah aku sakiti entah gimana hancurnya. Tapi percayalah, sebelum semua berakhir, sebelum semuanya hilang, pegang tanganku. Jangan lepaskan. Kamu berarti bagi aku."
Tangan Ghaffar menggenggam tangan Dara sekuat mungkin. Tubuhnya mendekati tubuh Dara yang terpaku. Ghaffar memeluknya erat. Perlahan air matanya turun. Selemah ini Ghaffar di hadapan perempuan yang cintanya pernah sangat tulus padanya. Dara yang mengetahui air mata Ghaffar telah jatuh memeluknya kembali, seerat Ghaffar memeluknya.
"far, hati gua tetep buat lu. Tapi hati gua udah hancur, gua gabisa ngebalikin kayak dulu lagi. Gua gabisa sayang sama lu kayak dulu. Gua gabisa balik lagi, far"
"jangan tinggalin aku tolong" Ghaffar memeluk lebih erat.
WHOOOOPP WHOOPPP
Hayooo gimanaaaaaaaa aaaaaaaaahhhh aku jadi melow
Dear Dara,....
Dear Ghaffar,...
Siapaa yang ingin berkomentar ayooo sinii ceramahin tuh si Dara atau si Ghaffar di komentar. Aku nulisnya jadi sedih sendiri. Aahh kan jadi galau lagiiiii. Menurut kalian couple mana yang cocok
#DARAKA (Dara dan Raka)
#GHAFFRA (Ghaffar dan Dara)
Sekali lagi aku minta maaf yang sebesar besarnya atas keterlambatan update. Padahal niatnya mau update 2 hari sekali tapi penyakit males aku kelewat batas. Oh yaaa kalian udah nyiapin baju lebaran belum? Kalo udah, yauda si gapapa hehe. Oke author gabut gatau mau bilang apa. Babaaayyyyy, luv youuu all
Tetep jangan lupa vote+comment karna voment kalian adalah harapan bagiku☺️
Author cantik, Sabrina Mutiara
KAMU SEDANG MEMBACA
Travontae Artemus
Teen FictionPertemuan singkat jaman SMA yang membuat Dara berharap pada seorang laki laki bernama Raka. Setelah beberapa tahun harapan itu muncul kembali karna pertemuan untuk yang kedua kalinya antara Dara dan Raka. Akan kah mimpi dan harapan Dara dapat terwuj...