Ga, ga ada yang spesial pagi ini, kayak Hari Rabu lainnya, teruntuk Hari Sabtu, kita nungguin kamu loh, peka dong.
Yap, ini lah gue, anak yang merantau dari Bandung ke Jakarta, sebenernya sih ga tau juga alesan pasti gue ngerantau, yang pasti sih mau ngerasa bebas aja.
"Eh Bren, gue numpang mandi dong."
"Elu cowo, masuk kamar cewe seenak jidat aja, ketok kek, atau apa gitu, kalau gue lagi ga pake baju, gimana?" Omelan pagi yang selalu jadi rutinitas gue, ga pernah nih omelan ini ketinggalan.
"Dih, ya syukuri aja lah."
"MESUM LO!"
Deron dengan santainya ketawa dan langsung masuk kamar mandi kos an gue, yap, sebenernya sih lantai 3 kos-an ini cewe semua isinya, tapi noh dia doang yang suka ngelanggar aturan.
Harusnya cowo tuh ga boleh ke lantai 3 dan 4, ya tapi dianya aja.
"DERON! Jangan lama-lama, gue mau ke sekolah tau." Teriak gue sembari memakai sepatu sekolah.
"Udah sekolah aja, nanti kamar lo gue kunciin." Kebiasaan Deron, terus nanti ada aja barang gue yang ilang, entah earphone kek, pulpen kek, malahan kayak penghapus aja dia curi.
Tapi ya berhubung dia ga pernah kurang ajar dan selalu ada buat gue, it's okay.
Gue keluar kos-an gue dan turun tangga dengan cepat, "Pagi, Bren!"
"Pagi."
"Pagi, Brenaa!"
"Pagi."
Gue langsung mengeluarkan kunci motor dan memasukan tas ke bagasi, helm gue pake, tancap gas langsung.
--------------------------
Sekolah gue emang ga terlalu jauh dari kos gue, ya kalau jauh sih percuma gue jadi anak kos, jadi ga makan 20 menit aja gue udah nyampe sekolah.
"Eh, pagi pa." Sapa gue ke satpam.
"Eh, neng, Bandung aman?"
"Aman atuh pa, kan saya masih disini, kalau saya pulang ke Bandung, baru ga aman." Si bapa ketawa dan geleng-geleng.
"Si eneng mah bisa aja, masuk neng cepet, bisi ga keburu."
Gue hormat ke bapanya dan masukke sekolah, gue kasih kunci motornya ke pa satpam.
Keadaan sekolah pasti masih sepi kalau gue dateng, yap gue ga suka kalau kesiangan, gue gini-gini juga masih rajin kali.
Eh lupa harus ngabarin tante gue dulu, setiap pagi gue selalu ngabarin tante gue yang di Jakarta, "Halo, tante, aku udah di sekolah nih."
"Pagi banget kamu, eh si Nino mau pergi keluar kota, kamu mau ga tinggal sama tante? Ayo lah... Tante sendirian loh, kamu ga kasian, nanti kalau ada yang mau nyul-"
"Stop, tante ini masih pagi, iya aku pindah ke tante, nanti malem palingan aku ke rumah tante, yaudah tan, aku ke kelas dulu ya." Gue langsung menutup telepon dan berjalan menuju kelas.
Gue masukin hp gue ke saku rok, yap ga ada yang spesi-.
"Eh! Ini hp lo jatoh, ceroboh lo." Sayup-sayup gue denger orang ngomong, but I don't care.
Pagi-pagi udah marah-marah aja tuh orang, kan kasian orang yang di marahainnya, kalau pagi-pagi di marahin, sumpah gue bakalan bete seharian.
Tuk!
"Duh kepala gue." Gue usap-usap halus kepala gue, gue langsung berbalik badan dan bener aja ada cowo yang berdiri sekitar 2 meter dari gue dan menatap gue dengan datar.
"Eh, pertama, nama gue buakan 'Eh', kedua, ambilin kek hp gue, kasihin ke gue, jadi orang baik buat sedetik gabakalan buat lo mati-" gue melihat nama yang ada di bajunya, "Army Fero Hibram." Ucap gue lengkap.
Dia memasang muka datarnya, "Gue ga tau nama lo, sama-sama gue ydah nemuin hp lo." Ucapnya lalu pergi gitu aja.
HIH! Untung ganteng kalau ngga ya gapapa juga sih, percuma kan ganteng tapi hatinya busuk, mending ganteng tapi hatinya juga ganteng. Gue mengambil hp gue dan memeriksanya, kali-kali aja Army itu jail kan.
"Pagi-pagi udah marah-marah aja bu." Gue meringis kesakitan, sikut si Deron kena pelipis gue, ini sih bakalan memar.
Sakit banget.
---
"You just like the air, I can't see you, I can't touch you, but i need you."
---
KAMU SEDANG MEMBACA
LOOK BACK
Teen Fiction'Look what you have, don't ask something that you don't have, just be grateful.' Itu yang dia ucapkan saat dia menatap mataku dalam, 'Ini bukan dia.' Pikiran gue tetep berkata seperti itu. This isn't real.