3. Rude

3 0 0
                                    

"Tante, aku berangkat ya, buru-buru nih." Tante gue yang lagi masak langsung nongol.

"Ih, tapi kan belum sarapan."

"Nanti aja ya tan, nanti aku telat, udah jam 7 kurang nih." Gue salam langsung jalan cepet keluar rumah.

Mana motor gue masih di kos-an lagi, gue lupa.

"Tante! Wa Dudu dimana ya tan?"

"Ih, kamu mah ga bilang, Wa Dudu selalu jam 10 datengnya."

Supir tante gue berguna banget dateng jam 10, supir lain datengnya pagi, lah ini datengnya siang.

"Itu tetangga sebelah, sesekolah sama kamu kalau ga salah, nebeng aja."

Gue coba mencerna omongan tante gue, dan sampai beberapa menit kemudian Army keluar dari rumahnya, tante gue langsung nyamperin Army.

"Army, boleh nitip Brena ga? Dia sesekolah kok sama kamu, ya boleh ya." Tante gue orangnya baik parah, tapi ya ga gitu juga kali, mohon-mohon ke Army.

"Iya tante, boleh." Ucapnya sembari tersenyum lebar.

GANTENG WOY!

Eh gaboleh, inget dia hatinya ga seganteng mukanya, masa seprang Brena suka sama prang yang kasar.

Tante cium pipi gue dan langsung masuk kerumah lagi, mungkin takut makanannya gosong.

"Apa lo liat-liat?!" Sentak gue ke Army.

Tatapan datarnya muncul lagi, mana mangap-mangap kecil lagi, sebel.

"Mata, mata gue, gue mau liat apa aja juga bukan urusan lo." Dih.

Dia ngasih gue helm, gue langsung make helm itu, WANGI BANGET, helm nya aja wangi, apa lagi- udah Bren ga boleh gitu.

"Eh mau kemana?" Ucap gue pas gue sdar kalau dia udah majuin motornya.

"Ga ada waktu buat nungguin lo ngelamun."

Gue langsung jalan ke arah motor dia dan naik ke motornya, Ar tunjukin aja sekali lo baik, gue bakalan suka pasti sama lo.

"Lo dari kapan disini?" Tanya gue, ya daripada diem dieman mulu.

"Lo disini sama keluarga lo?" Karena pertanyaan kesatu ga di jawab, jadi gue lempar pertanyaan kedua.

"Emang nama lo arti-"

"Bisa ga usah banyak nanya ga? Berisik." Ih sebel.

Ketus amat sih.

---------------------------

"Makasih." Gue langsung kembaliin helmnya.

Dia ga jawab ga apa gitu kek, dia langsung parkirin motornya, yaudah gue tinggalin aja dia, bodo amat sih sama dia mah.

"Sumpah kos-an sepi ga ada lo." Gue langsung tersenyum lebar pas denger suara itu.

"DERON!" Deron langsung rangkul gue.

Dia cerita panjang banget, ya intinya sih kalau dia harus benerin shower kamar dia, karena bisanya dia make kamar mandi gue, dia harus usaha sendiri ngerjain PR, dia harus beli makan sendiri, biasanya dia yang minta makan gue.

"Pokoknya gue tersiksa kalau ga ada lo."

"Alay lo."

Deron langsubg ngasih kunci motor gue, "Lah kok?"

"Lo inget packing semuanya, tapi lo lupa, lo punya motor, bego." Gue tersenyum dan melihat ke arah parkiran, bener aja ada motor gue.

Kalau dia bawa motor gue tadi, terus dia kan berarti berangkat pake motor gue, kalau pulangnya tuh motor gue bawa ke rumah tante, lah dia pulang ke kos-an make apa?

"Eh lo pulangnya make apa?"

"Nebeng temen lah, emang gue ga punya temen kos-an selain lo hah?!" Dih nyebelin, tadi aja bilangnya tersiksa ga ada gue, sekarang aja bilangnya gitu. "Pake aja motor gue, kan sekarang gue hidup enak." Sombong gue.

"Hai Der!" Kita berdua langsung liat arah suara. "Deron!" Dua cewe yang mukanya kelas atas, dandanannya cantik, gila, Deron kesambet apa di panggil 2 cewe cantik.

Deron langsung membuka tangannya lebar-lebar dan memeluk 2 cewe itu, kok gue mukanya baru liat? Siapa sih?

"Eh Bren, kenalin ini Fiona dan ini Alona, mereka kembar, tapi beda ayah beda ibu." 2 cewe itu langsung mendorong Deron begantian.

"Ngga kita ga kembar, cuman ultah kita sama dan kita dari kecil sering bareng." Gue ngangguk dan tertawa kecil.

"Gue Brena Feora Herman, panggil Bren atau suka-suka kalian aja." Mereka mengangguk dan langsung aglul gue dan Deron.

"Tenang temennya Deron juga temen kita dan kalau Deron kurang ajar, bilang gue aja." Ucap Fiona.

Gue tertawa dan merangkul Fiona dan Alona balik, i think mereka baik dan yang terpenting adalah asik.

Tunggu ini wanginya kayak gue kenal, gue langsung liat sekitar, pantesan Army baru aja lewat dan melihat ke arah kita untuk benerapa detik dan menggeleng.

EH WOY GUE SALAH APA?!

"Tuh Army, Fi." Ucap Alona sembari menoel Fiona.

"Eh Army juga tetangga gue loh."

"Oh iya? Oh tante Reta udah pindah? Atau lo anaknya tante Reta?" Gue tersenyum. 

Gue membenarkan posisi tas gue dan melepas rangkulan, cape ya lama-lama rangkul gini mulu.

"Tante Reta itu tante gue, ya udah gue anggep mamah sendiri."

"Wah gue bakalan sering ketemu lo."

-----

"I hate make a promise to you, because i won't make you waiting."

-----

LOOK BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang