02. Senin, 5 Juni 2017

3 0 0
                                    

Semerbak aroma segelas kopi,
Menemaniku sendiri,
Disudut ruang tak berpenghuni
Menunggu kedatangan sang lelaki sejati,
Bayangan memori mulai menggrogoti

Hatiku menjerit,
menahan rasa sakit
Ketika mengingat kamu,
menangis dalam pilu.

Seandainya aku bisa
Ingin aku berkata,

Hei !Lihat aku!

Aku selalu ada disini untukmu,
Menjadi tempat sandaran bahumu

Aku selalu disini menemani,
Tanpa ingin beranjak pergi.

Tidak cukupkah aku disisimu?

Sudah beberapa kali jam berdentang
Tapi kamu tak kunjung datang,
Mungkinkah sedang bersama sang pujaan?
Kumohon, datanglah sayang

Tidak ingatkah kamu?
Jika dia yang membuatmu menangis pilu?
Biarkan aku menjadi obat hatimu.
Akan aku berikan, kesetiaan, kenyamanan, dan cinta suci hanya untukmu.

Hatiku meraung,
Seolah mengejek tentang apa yang telah aku pikirkan.

Siapa aku dengan beraninya, berpikir seperti itu?

Siapa aku dengan lancangnya memintamu datang?

Tentu saja, bagimu aku hanyalah sahabatmu.

















Aksara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang