BAB 4

128 55 1
                                    

Sebelumnya aku mau minta maaf, aku tau ini lama banget, tapi karena aku syg readers jadi aku selesain deh cpt". maaf ya lama udh sebulan hehe. maaf juga updatenya sore" hehe, ini cerita menjelang sekolah yaa. dont forget to VOTE and COMMENT yaa.. happy reading







Setelah TB Cup sukses diadakan, dan desas - desus bahwa Adeline dan Marvin pacaran sudah membesar. Tetapi Adeline selalu menepis berita tersebut dan selalu berkata bahwa itu berita tersebut adalah hoax. Lain halnya dengan Marvin, dia justru meng-iyahkan berita tersebut, dan meyakinkan orang - orang bahwa Adeline memang pacarnya. Tiba - tiba Adeline teringat akan perkataan Brandon bahwa : ' Marvin orangnya emang gitu, suka ngegodain cewek, tapi dia bukan tipe playboy, justru dia jarang gonta - ganti cewek. Sama Clara udah 2 setengah tahun, dan dia tipe cowok yang serius, bukan ngangep cewek sebagai mainan aja yang bisa dibuang, '

***

Hari ini, setelah kejadian penyerangan MARVINERS kepada Adeline, sekolah berjalan normal kembali. Hanya saja beberapa anak , masih saja mengomentari kejadian tersebut. Di rumah, Adeline terus menerus memikirkan lelaki tersebut.

" Marvin dateng woi !! Marvin datenggg !!" teriak salah seorang teman sekelas Adeline, yang sepertinya dia class clown kelas ini.

Beberapa anak nerd tampang ketakutannya muncul. Mengambil tas dan berebut duduk di meja paling depan. Meringkuk dibawah buku novel yang dibawanya untuk menghilangkan ketakutan. Justru sekelompok anak padus malah menyiapkan paduan suara mereka untuk Marvin. Bukannya harusnya padus ditampilkan di gereja ? Kenapa malah nampaknya lebih bagus padus yang dibuat untuk menyambut Marvin. Sungguh Adeline bingung dengan hal ini, terlebih dia adalah anak baru yang tak tahu menahu tentang sekolah ini, apalagi tentang Marvin.

" Cill, ada apaan sih, ini ? Marvin doang yang masuk kelas, kok, heboh banget, sampe pada ketakutan segala lagi. Lagian Marvin juga bukan temen sekelas kita kan ?" ujar Adeline kepad Pricilla.

" Justru itu, dia sekelas sama kita. Anak - anak kutu buku itu takut dipalakin duitnya kalau gak, diminta membuat contekan pr, oleh gengnya Marvin, " jelasnya yang membuat Adeline terpaku sesaat.

" Lah berarti, 3 kursi dibelakang yang sering gua tanyain itu tempat siapa, dan ternyata itu tempat mereka ?"

Pricilla hanya menganguk. Datang sudah mimpi buruk ini.

" Enghh, tapi mereka gaada tuh selama dari gua masuk sekolah sampe kemaren, " lanjutnya lagi.

" Ya justru itu, karena dari kemarin gak ada acara ngumpul di kelas, secara gengnya Marvin juga anak basket semua dan mereka ikut TB Cup, ya normal-lah mereka gak ada di kelas, " jelas Pricilla.

" Hi babe ! Kita ketemu lagi ya, ternyata kita sekelas !" ujar Marvin sambil memengang pundak Adeline.

Adeline menarik tangan Marvin secara paksa, ia tidak suka diperlakukan seperti itu oleh cowok. " Sorry gua gak kenal ya siapa lu, jadi jangan sok sksd, " jawab Adeline sambil menatap sinis Marvin.

" Oh, " hanya itu kata - kata yang keluar dari mulut sang ketua tim basket yang mengharumkan nama sekolah Tunas Bangsa.

" Eh.. " ucapan Adeline terpotong saat mendengar suara hentakan sepatu hak yang mendekati kelasnya.

I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang