Part 1

52 7 3
                                    

Pagi yang sangat indah. Melihat matahari sedikit demi sedikit muncul, menjadi hobi Aluna setiap hari. Ya, gadis yang biasa dipanggil dengan sebutan Al itu menyukai sunrise.

Selang beberapa menit, Al melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Pukul 06.25 . Ia memutuskan untuk langsung pergi ke sekolah.

Jarak rumah Al dengan sekolah dekat, jadi tidak perlu khawatir karena takut telat. Sambil membawa tas di punggung nya, ia melangkahkan kakinya keluar kamar dan menuruni anak tangga.

Jika seperti yang lain, sebelum berangkat ke sekolah sarapan bersama keluarganya terlebih dahulu, tidak dengan Al. Ia lebih memilih sarapan disekolah itupun kalau sempat.

Setelah menempuh perjalanan menggunakan angkutan umum, Al langsung memasuki kelasnya yang kebetulan letaknya di dekat lapangan basket.

Kelas cukup ramai karena memang bel masuk sebentar lagi akan berbunyi.

Sambil menunggu bel, Al memutuskan untuk memejamkan matanya dengan tangan sebagai tumpuan di atas meja. 

"Hoy!" tiba-tiba Naara datang. Al yang baru saja memejamkan mata, terlonjak kaget.

"Eh kampret luh" kesal Al sembari mengelus dadanya pelan. Sedangkan Naara hanya nyengir lebar.

"Lagian lo sih Al, masih pagi udah ngantuk aja" ucap Naara tanpa memandang Al.

" Yee! Bukannya ngantuk, gue cuman males aja sama kelas yang udah kaya pasar" Al mendelik.

"Tinggal bilang iya apa susahnya sih?"

"Bodo.Ra.bodo" Al mengucapkan dengan penuh penekanan. Sedangkan Naara, hanya mengedikkan bahunya acuh. Setelah itu, bel masuk berbunyi dan Al mengikuti pelajaran seperti biasanya.

KRING'

Akhirnya bel istirahat berbunyi, murid murid yang lain mulai berhamburan keluar kelas untuk menuju kantin.

"Kantin gak Al?" tanya Zaila,

"Gak deh. Mager gue" Al menyenderkan punggungnya disandaran kursi.

"Yaudah, mau nitip ngga?" tawar Naara. Al menggelengkan kepalanya. Zaila dan Naara akhirnya keluar kelas.

Setelah Zaila dan Naara pergi, ia memasangkan earphone di kedua telinganya dan membuka novel yang baru dibelinya kemarin.

                                ***

Al terjebak disekolah. Dari tadi, ia menunggu angkot tapi tak kelihatan juga sampai sekarang. Setelah pulang sekolah tadi, ia harus mengikuti eskul basket terlebih dahulu. Alhasil, jam 5 sore ini ia baru pulang.

Ia bingung, ingin memesan taxi tapi handphone nya lowbatt. Pengen nebeng tapi sama siapa. Bukan, bukannya Al tidak mempunyai teman satu eskul. Sebenarnya Al punya teman yang akrab dengannya, tapi dia tidak masuk sekolah. Selebihnya, you know lah Al tidak terlalu pandai bergaul.

Tiba-tiba ada sebuah motor yang berhenti di depan Al. Ia tidak bisa mengetahui siapa karena wajahnya tertutup helm.

"Hmm" dehem seseorang itu sambil membuka helm-nya.

"Elfredo?" Al mengerutkan keningnya bingung.

"Mau gue anterin pulang?" El menawarkan. Al ditambah bingung. Pasalanya, ia tidak pernah mengobrol sepatah kata pun dengan El.

"Jadi gimana? Sebentar lagi mau malem. Sedangkan angkot udah ngga ada. Ya terserah sih, lagian gue ga maksa" El kembali memasang helm-nya.

"E-eh, I-iya saya mau ikut"

"Yaudah, cepetan naik!" Al segera menaiki motor El. Lalu, El melajukan motornya menuju rumah Al dengan kecepatan rata-rata setelah menanyakan dimana alamat rumah Al.

Sesudah sampai, Al langsung turun dan mengucapkan terimakasih. Baru saja Al berbalik, tiba tiba-

"Aluna" El menarik pergelangan tangan Al sehingga Al memutar tubuhnya kembali menghadap El.

Al melirik pergelangan tangannya yang masih dipegang oleh El. Menyadari sesuatu, El segera melepaskan tangannya dari tangan Al dengan senyum kikuk.

Melihat El yang tak kunjung bicara, ia menaikkan sebelah alisnya lalu bertanya, "Kenapa?"

"Besok gue jemput"

"Lah,tapi kan-" belum selesai Al bicara, El sudah memotongnya duluan.

"Gaada penolakan. Pokoknya besok gue jemput!" El tersenyum miring, dengan perlahan ia mengangkat tangannya dan mengacak rambut Al pelan. "Sampai ketemu besok pagi,Luna" Al tersenyum. " Satu lagi, kalo ngomong sama gue gausah pake bahasa formal,ya!" setelah mengucapkan kalimat itu, El kemudian menghidupkan mesin motornya dan pergi meninggalkan perkarangan rumah Al.

Al sedari tadi masih melongo. Dalam hati Al bertanya, sejak kapan ia dekat dengan Elfredo?

"Sok deket banget tuh anak!" Al berseru kesal. Ia menghentakkan kakinya ketanah dan langsung memasuki rumah-nya.

                                  ***

Chapter 01 end

LATELOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang