2. Keinginan

46 3 0
                                    

Saat mulut manismu memanggil namaku
Hatiku pun bergetar bagai terserang rindu.

Melly Goeslaw, Pujaanku

🌷

Jam dinding sudah menunjukkan pukul lima lewat lima belas menit, Adrian masih terbaring di atas kasurnya dengan mata terpejam. Alarm handphone Adrian sudah berbunyi, namun tetap saja Adrian tidak terbangun dengan tidur pulas nya. Kini, alarm yang paling ampuh untuk membangunkan Adrian adalah Ibu nya.

"Adrian," ucap Ibu Farah mengguncang-guncangkan tubuhnya yang masih tidur dengan pulas.

"Ian, bangun. Solat subuh dulu, nanti waktunya habis loh," ucap Ibu Farah sekali lagi mengguncang-guncangkan tubuhnya.

Sebenarnya Adrian sudah terbangun dari tidurnya. Tetapi, Adrian tipikal cowok yang susah untuk bangun dari tidurnya. Karena, menurutnya kasur mempunyai gaya magnetik yang sangat kuat, sehingga membuat dirinya susah untuk berpisah dengan kasur.

Mungkin, Ibu Farah harus memakai cara kedua. Dengan cara berbohong, "Ian, udah jam 7 loh! Mau ke sekolah jam berapa kamu, Ian?"

Mendengar perkataan itu, Adrian dengan cepat membuka matanya dan terbangun dari tidur pulas nya.

"Aduh Bu, kenapa ga bangunin Adrian dari tadi sih?" Omel Adrian di pagi hari, membuat wanita paruh baya itu tertawa. Sudah biasa Ibu Farah mendengar Adrian melontarkan ucapan itu.

Adrian melirik jam di handphonenya yang berada di genggaman nya saat ini, di handphonenya masih menunjukkan pukul lima lewat enam belas menit "ah ibu, Adrian lagi enak-enak tidur juga,"

"Kalau kamu ga ibu gituin, pasti ga akan bangun. Sekarang sholat dulu, habis itu kamu mandi."

Adrian berdecak pelan. "Iya ibu sayang,"

"Ya sudah. Ibu turun dulu ya, mau siapin sarapan buat kamu." ucap Ibu Farah meninggalkan kamar Adrian.

"Iya Bu."

Adrian pun pergi ke kamar mandi. Selesai mandi, Adrian mengambil air wudhu setelah itu Adrian melaksanakan kewajibannya. Selang 10 menit melaksanakan kewajibannya, Adrian langsung mempersiapkan dirinya untuk pergi sekolah.

Pukul enam lewat lima menit, Adrian sedang mengenakan sneakers kesayangan nya yang berwarna merah maroon, dan ia menggunakan baju kaus hitam polos yang dibalut seragam putih abu yang ia pakai, tak lupa juga ia memakai dasi. Setelah selesai memakai sepatunya, Adrian mengambil tas, ponsel, dan juga jaket bomber berwarna maroon yang ada di meja belajarnya lalu keluar kamar.

Menuruni anak tangga, ternyata terlihat jika ayahnya sudah menunggu dirinya dimeja makan. Ayah Adrian sudah berpakaian rapi untuk pergi ke kantornya.

Ayah Adrian tersenyum melihat anaknya sudah berada dimeja makan. "Nah, gini dong. Bangun pagi, kan jadi bisa sarapan sama ayah,"

Adrian menaruh tasnya, dan duduk. "Kayak baru pertama kali aja ayah sarapan sama Ian,"

"Kamu tuh bangun kesiangan terus, jarang sarapan. Sarapan juga dimobil," ujar Ibu Farah berjalan mendekati meja makan, menaruh masakan kesukaan Ayahnya dan Adrian. "Sudah nih, makan dulu. Nanti telat loh."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang