Chapter 2
"Kelas seperti kuburan"
Author PoVAndini berjalan memasuki gerbang sekolah dengan riang, secara tak sengaja ia bertemu dengan Afifah.
"Andini!" Teriak Afifah memanggil Andini yang tak jauh dari posisinya. Andini yang merasa namanya dipanggil seseorang langsung membalikkan badannya dan mencari orang yang telah memanggilnya, matanya berhenti mencari ketika melihat Afifah melambaikan tangan ke arahnya. Afifah langsung mencium punggung tangan Ayahnya," aku berangkat" lalu meninggalkan Ayahnya menuju Andini.
Andini tersenyum saat melihat Afifah mulai dekat dengannya.
"Morning,Afifah" sapa Andini
"Pagi juga. Nyokk" ucap Afifah lalu berjalan ke kelas bersama Andini. Afifah Putri,cewe yang kental dengan aksen betawi. Afifah asli orang jakarta,jadi kalo ngomong kek empo-empo, bahasanya juga agak kasar. Murid 8e sudah memaklumi sifat Afifah dan perbedaan yang ada di dalam kelas.Sesampainya dikelas, Andini segera menaruh tas dibangkunya lalu merapihkan kelas yang bisa dibandingkan dengan kapal pecah. Afifah juga turut membantu merapihkan kelas.
"Ini mah kelakuan anak laki-laki. Emang bar-bar banget,sumpah! Karet yang ada dijendela aja pada diambilin. Kan ngeselin banget." Ucap Afifah menyumpah serapahi anak cowo dikelasnya.
Andini yang mendengar hanya tersenyum dan mendengarkan saja. Tak sampai disitu,Afifah kembali mengeluarkan cuitan tentang anak cowo.
"Coba lo bayangin,Din. Karya seni kita dirusak sama anak cowo yang nggak bertanggung jawab. Apa kodrat cowo cuma bisa ngerusak? Apa nggak bisa,tangannya dikendaliin apa enggak di iket gitu biar nggak ngerusak barang." Ujar Afifah seraya menyapu lantai dengan perasaan kesal.
"Rasanya pengen gue santet,arghhh kesel banget gue!!!" Sambung Afifah. Afifah curhat kayak gitu untuk mendapatkan pendapat dari Andini. Namun semuanya diluar dugaan,Andini malah tertawa saat mendengarnya.
"Anak cowo emang kayak gitu,Fah. Sabar aja, kita sebagai perempuan juga harus menahan emosi dan perilaku. Walau anak cowo dikelas kita emang agak rada-rada... tapi,kalo nggak ada mereka. Kelas rasanya sepi macam kuburan." Jawab Andini
Afifah tersenyum saat mendengar ucapan Andini," makasih,Din"
Afifah melanjutkan menyapu. Satu per satu siswa 8e berdatangan hilir mudik ke dalam kelas. Saat pekerjaan Afifah dan Andini selesai,mereka segera duduk dibangku Afifah."Kok tumben ya,Rendra sama yang lainnya belum datang?" Tanya Afifah lalu melihat jam yang melingkar ditangannya.
"Ohh,mereka di skors 5 hari gara-gara kemarin" jawab Andini
Tak lama kemudian jam pelajaran pertama berbunyi, membuat siswa yang baru datang berlarian masuk ke dalam kelas masing-masing. Andini juga kembali ke tempat duduknya.
Bu Febri juga sudah masuk ke dalam kelas dengan tatapan mautnya.
"Bersedia! Berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing,berdoa mulai!" Ucap Andini memimpin
"Selesai. Memberi salam!"
"Selamat pagi,buuu" ucap satu kelas kompak. Bu Febri mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas, incarannya adalah tempatnya Rendra.
"Kemana lagi Rendra!?" Tanya nya dengan kesal bahkan suaranya mampu membuat nyali para murid ciu seketika. Tak ada yang berani bicara,kecuali..
"Rendra,Aqilla,Dio,Ega,Dimas,Fero,Gery sama Putra,di skors 5 hari sama Bu Sukma" jawab Andini dengan suara yang cukup keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA KELAS
Teen FictionAndini Sarasvati merupakan anak kebanggan guru-guru. Selain pintar, Andini sangat bertanggung jawab dan aktif dalam organisasi juga ramah. dikenal baik oleh siswa dan guru. tidak pernah ada catatan hitam yang dilakukannya. tiba-tiba saja sifatnya b...