Second Beating

162 3 2
                                    

Pagi ini seperti biasanya, aku berangkat sekolah bareng Alif. For your info setiap hari Alif selalu berangkat bareng aku juga Amanda. Aku udah sering menolak ajakan Alif untuk berangkat bareng, karena aku tau aku nggak bisa kalau ngeliat Alif sama Amanda, tapi dia selalu maksa dengan alasan dia nggak mau terjadi sesuatu sama aku. Well, alasan nya cukup manis, dan aku nggak mungkin nolak lagi.

"Najwa, itu Alif udah nunggu diluar cepetan ke bawah." Teriak mama.

"Iya ma, Alif nya suruh tunggu bentar, aku bentar lagi turun." Jawab ku.

Aku bercermin dan memastikan kalau aku sudah cukup rapi untuk pergi ke sekolah. Seragam putih-abu, bandana pink, dan sepatu flat shose warna hitam. Oke im ready! Lalu aku turun kebawah dan menemui mama.

"Ma, aku berangkat sekolah ya. Assalamualaikum." Kataku sambil mencium pipi mama.

"Iya, yaudah sana kedepan, kasian Alif nunggu kamu terus tuh." Omel mama.

Setelah itu aku ke depan dan bergegas masuk ke dalam mobil CRV nya Alif.

"elah... lo lama amat sih Naj, lumutan gue nungguin lo." Protes Alif sambil masang tampang bete.

"yaudah sih, maaf." Kataku dengan wajah cemberut.

"eh, iya.. sorry ya Nda, aku lama hehehe..." kata ku pada Amanda.

"calm aja sama gue mah.." jawab Amanda sambil senyum tipis.

Selama perjalanan ke sekolah, Alif selalu sok-sok imut sama Amanda, sok cari perhatian banget. Aku sampe bosen, ngedenger gombalan dia ke Amanda. Aku mengeluarkan iPod dan mendengarkan musik dengan volume tinggi. Sambil bernyanyi kecil memandang keluar kaca mobil.

'Cause all i know is we said "hello"

And your eyes look like coming home

All i know is a simple name

Everything has changed

Ya, semua berubah ketika dia mulai jarang meluangkan waktu untuk aku lagi, karena dia sibuk dengan pacarnya.

All I know is you held the door

You'll be mine and I'll be yours

Sepertinya, kalimat "You'll be mine and I'll be yours" itu fatamorgana banget, faktanya rasa sayang sahabat nggak boleh berubah jadi cinta.

All I know since yesterday is everything has changed~

Bener-bener semuanya berubah.

Tiba-tiba aku merasakan headphone ku ditarik seseorang. Aku kaget dan agak sebel, berani-beraninya...

"Lo tuh, gue ajak ngomong eh taunya malah lagi denger music, jadi lo nggak dengerin gue dari tadi ngomong panjang lebar sama lo Naj?"

"kamu tuh apaan sih Lif, maen tarik headphone orang aja. Ya mana aku tau kamu lagi ngomng sama aku, orang dari tadi kamu ngomong sama Amanda."

"Naj sorry deh..." kata Alif sambil sesekali menoleh ku kebelakang, karena sekarang dia lagi nyetir.

Aku hanya menjawab gumaman lalu kembali mendengarkan musik lagi. Sampai di sekolah, aku buru-buru keluar dari mobil dan menuju kelas. Sayup-sayup aku mendengar Alif berbicara dengan Amanda.

"baby, kamu ke kelas sendiri gapapa kan?" tanya Alif pada Amanda

"Nope, kamu kejar aja tuh si Najwa, dia marah sama kamu kali."

Lalu, aku semakin menjauh dan nggak bisa mendengar percakapan mereka lagi.

Aku merasa kalau berlama-lama dengan Alif dan Amanda itu neraka banget.

Mereka itu, arghh they are shity as hell.

"Naj tungguin gue!" teriak Alif dari kejauhan. Dia berlari meuju kearahku.

Aku menoleh sebentar lalu kembali berjalan. Sebodo amat deh sama dia.

"Naj, lo marah sama gue?" tanya Alif. Napas nya tersenggal-senggal dan dahi nya berkeringat. Duh... rasanya pengen ngelapin keringet nya, kasian sih sampe lari-lari segala.

Aku mengeluarkan tisu dari saku rokku.

" kamu tuh, apaan sih lari-lari segala." Omelku sambil mengelap keringat di dahinya Alif.

"Abisnya lo nggak nungguin gue. Lo marah sama gue? Maaf deh." Alif menautkan kedua alisnya dan terlihat memohon dengan wajah puppy eyes nya. Sumpah! Dan itu bikin aku meleleh. Mana mungkin aku nggak maafin dia? Bahkan untuk marah lama-lama sama dia aku nggak bisa.

"iyeee dimaafin." Jawabku.

"tuh kan, lo tuh emang sahabat gue yang paling baik deh pokoknya.." kata Alif sambil merangkul bahu ku dan dengan santainya mengacak rambutku asal.

"Alifff! Rambut gue heh!"

Alif hanya tertawa dan berlari mendahului ku. Dia terlihat berhenti sebentar lalu menjulurkan lidahnya padaku dan kembali berlari menuju kelas.

And I can feel my heartbeat beating on my chest

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang