Prolog

59 18 21
                                    

Semilir angin menghembus tulang rusuk. Kedamaian yang begitu merasuk batin. Masih banyak embun yang menetes dari dedaunan. Dan itu artinya hari masih pagi. Hawa sejuk menemaninya kala itu. Burung pun dengan fasihnya bernyanyi. Dia berjalan sembari merapatkan jaketnya. Menikmati karya Tuhan yang elok rupanya.

Tak jauh dari kompleks rumahnya, ia memandangi gunung nan jauh disana, dibingkaikan sawah sebagai penyegar warna. Ia memejamkan mata, meresapi setiap angin yang membisikinya.
"Suka hawa dingin dan suasana sepi kaya gini ?". Dia terperanjat oleh suara yang tiba - tiba itu. Dia menoleh, sesaat kemudian mengalihkan pandangannya lagi.
"Iya, seperti yang kamu lihat kan. Suasana kaya gini tuh rasanya damai banget"
"Kita samaan berarti. Nama kamu siapa?"

*******
Ditunggu vote dan commentnya ya. Kalo kurang greget maklumi saja. Aku masih pemula.
Happy Reading Sob! 😊

Fajar TersenyumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang