Chapter 2

9.1K 728 36
                                    


Happy Reading 😘😘😘

------------------------------------------------------
- Author PoV -

"Oh dewa.."

"Kubur saja aku"

"Semua ini sangat memalukan"

"Bagaimana bisa aku tak menyadari pakaianku?"

"Ahhhh... aku tak ingin keluar"

Yue betul-betul menggeram frustasi akan kebodohannya, bagaimana ia bisa keluar dengan pakaian tadi? Terlebih saat itu jangankan mandi, mencuci mukanya pun ia tidak. Betapa malunya ia mengingat hal itu.

Yue berguling-guling di atas peraduannya merututi kebodohannya. Yue ingin melupakan kejadian itu, namun semakin ia berusaha melupakan semakin ia mengingat hal itu.

"ARGGHHHTTT, MENGAPA KEJADIAN ITU TAK INGIN HILANG DALAM MEMORIKU?" Teriaknya frustasi.

Saking kesalnya akan kejadian pagi tadi yang terus berputra di kepalanya bagai kaset rusak, Ia lupa bahwa sekarang posisinya sudah berada di tepi peraduan. Gerakan sekecil apapun itu pasti akan membuatnya jatuh ke lantai, dan yang benar saja Yue bergerak kesamping dan ~~

Bukkkk...

Yue terjatuh, dengan kening membentur lantai terlebih dahulu sebelum disusul tubuhnya.

"Awww" Ringis Yue.

Mendengar kegaduhan di dalam pavilium bunga, kepala dayang dan kepala kasim yang berjaga di luar kamar Yue bergegas masuk saat mendengar sesuatu terjatuh dengan suara yang keras.

Raut wajah mereka sangat khawatir, namun raut wajah khawatir itu tidak berlangsung lama saat mata mereka menemukan Yue kini terduduk di lantai dengan mengusap keningnya yang memerah.

Satu alis mereka terangkat karna bingung, 'Apa yang baru saja terjadi?' Batin mereka bertanya.

Sedangkan Yue berusaha bangung, namun saat hendak melangkah ia tak sengaja menginjak ujung bajunya sehingga sekali lagi ia terjatuh dengan kening yang sekali lagi mencium lantai terlebih dahulu.

"Pppfftthhh" Kepala dayang dan kepala kasim menahan tawa mereka, akan kejadian yang mereka lihat di depan mata mereka yang merupakan adegan yang sangat lucu.

Raut wajah putri Yue cemberut maksimal dan itu sangat menggemaskan serta lucu di mata kepala dayang yang tak sanggup lagi menahan tawanya, akhirnya tawanya pecah membuat Yue kesal.

Kepala kasim menyenggol lengan kepala dayang untuk berhenti saat melihat raut wajah Yue yang suram dan menggelap, namun kepala dayang tak menangkap maksud kepala kasim dan masih tertawa terbahak-bahak.

"YAKK..!! Kenapa kau menertawakanku?" Teriak Yue yang berhasil membungkam kepala dayang yang kini membungkuk dalam.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanyanya

"Cepat bantu Beng Gong* " lanjutnya.

Kepala dayang dan kepala kasim segera membantu Yue berdiri dan membawanya duduk di peraduan, setelah itu kepala kasim meminta seorang dayang untuk mengambil es batu untuk mengompres kening Yue yang kini mulai membengkak.

.
.
.
.
.

* * * * *

Harus kah Yue senang?

Bukankah dengan memar dan bengkak di keningnya akan mempermudahnya mencari alasan agar tidak keluar dari kediamannya? Ahh Yue bersyukur untuk hal itu, setidaknya akan butuh waktu yang lumayan lama untuk menghilangkan memar dan benjol di kening.

You Are My Empress : Xian Ai Yue [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang