(🔞) SMUTIE

421 29 2
                                    

seungzz!hunter
lagi-lagi kotor

     "Udah semua kan?"

     Hari sudah mulai sore. Gradasi warna oranye, kuning dan ungu seakan menghiasi langit di Pegunungan Fuji. Usai menuntaskan quest yang kami ambil siang tadi, kami bermaksud beristirahat sebelum kembali ke Desa Konoha. Kotak kayu yang agak besar menjugrug di luar tenda, memancarkan aroma kuat dari tanaman herbal dan jejamuran yang semerbak tercium hingga kedalamnya. "Udah dicek tadi, jumlahnya udah sesuai sama yang tertera dilembar quest, lebih malah." sahutku seusai memilah-milah tangkai tanaman obat yang dipinta guild.

     Dengan rambutnya yang sedikit panjang berwarna hitam, lelaki itu duduk di depanku merenggangkan otot tangannya keatas. Menampakan ketiak mulusnya dengan sedikit bekas keringat, disela-sela armor ringan dari sisik kuda legenda, Kirin. Dengan beberapa permukaan kulitnya yang terlihat. Armor minim itu seperti dimaksudkan untuk memberikan mobilitas tinggi dan ketahanan fisik yang kuat di area tertentu saja. Namun, sisik dari Kirin memberikan resistansi tinggi terhadap efek serangan elemental, di samping dari banyaknya bagian tubuh yang nampak dari luar. Terdiam sejenak, dia menatapku. "Pulang yuk."

     Rileks sejenak, kami bersantai di daerah peristirahatan para hunter yang disediakan oleh guild sebelum memasuki area perburuan. Tanpa armor pelindung dada yang sebelumnya kokoh terpasang, terlentang di atas matras membuat badan terasa seperti enggan untuk digerakkan. "Nanti aja, santai dulu. Kan masih ada waktu sampai durasi quest habis." Aku memejamkan mata sejenak beristirahat seusai menjalankan quest seharian tadi.

     "Mau cepet main." begitu ujarnya. Bahkan setelah sedaritadi mengadukan palu besarnya dengan kepala monster, hasratnya masih saja menagih

      "Lima belas menit lagi berangkat, oke?" masih tersisa sekitar empat puluh menit sebelum durasi quest habis dari total tiga jam penuh, seharusnya bisa sebentar. Kalau terlambat untuk pulang tanpa alasan yang jelas, bisa-bisa hadiahnya dikurangi penalti. Rasa pegal disekitar punggung akibat armor dan ayunan tombak yang berat kian lama kian buyar. Padahal sesaat kemudian akupun nyaris tak sadarkan diri.

     "Argh! Sa-sakit... Youn!"

     Terperanjat kaget, aku seakan melompat dengan posisi terlentang begitu Seungyoun meremas kejantananku. Tenaga seorang hunter tak bisa dianggap remeh, apalagi dia seorang lelaki. Tubuhku yang lemas sedaritadi seketika terasa kembali bugar setelah gelombang kejut dari tubuh bagian bawahku.

      Tak lama. zakarku yang barusan dipegangnya telah terlepas dari genggamannya. "Mau main." ucapnya nakal sembari memiringkan kepala dengan pose manjanya.

     Mendampingi Seungyoun, aku bangun dan duduk di sebelahnya di atas matras yang cukup lebar itu.

      "Di rumah kan bisa, ga enak lho kita  masih di luar gi- Hmp...." tak sempat menyelesaikan nasihatku, mulutku tersendat oleh benda tipis nan empuk. Kecupan dibalas kecupan, tak sadar kami berpegangan tangan. Rasa lemas barusan tak lagi terasa sama sekali, bertukar oleh gairah birahi yang memacu adrenalin keduanya.

    "Ga akan ada yang liat kok." berbisik lirih, Seungyoun melepaskan ciuman singkat itu tanpa beban. Namun bibir manis berwarna pink itu terlihat bergetar kaku, menandakan nafsunya yang mulai naik nyaris tak terbendung hingga membuat gatal sela-sela mulutnya itu.

     Seungyoun berdiri perlahan. Dengan tatapan nakal, ia melepaskan sepotong armor kulit berwarna putih yang hanya menutupi area selangkangannya. Bersamaan dengan terlepasnya perlindungan itu, nampak celana dalamnya dengan warna sama. Rembesan cairan bening terlihat membasah di bagian yang menutupi kemaluannya, warna kain terlihat agak keruh di bagian depan pertanda cairan tersebut telah mengendap cukup lama. Lambat laun, cairan bening itu menetes mengucuri paha Seungyoun yang mulus nan lembut.

CONTEUR | Youn!subTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang