(🔞) Le Minoir

479 40 0
                                    

syoun!crossdresser
pokoknya 🔞🔞🔞

    "Kalo hujan gini, pikiran jadi rileks."

     Di luar sedang hujan, keluargaku kebetulan sedang tidak di rumah. Ayahku pergi bekerja sejak pagi tadi, Adikku seharusnya sudah pulang setengah jam lalu, namun karena derasnya hujan di luar alhasil ia menunggu ibuku tuk menjemputnya.

     Aku sendirian di rumah. Well, hampir tidak sendirian. Aku ditemani sesosok insan manis nan jelita di kamarku. Dia menghadapku sedaritadi membelakangi lemari bajuku.

     Kupandangi dia. Rambut sebahu berwarna cokelat nan lembut bak memahkotai kepalanya. Mata sayu, hidungnya yang ideal, bibir manis tipis, pipi yang sedikit berisi, memancarkan aura feminim dari setiap mimik wajahnya. Tak banyak bicara, dia menirukan gerak-gerikku.

     "Hmm, lagi-lagi sosial media kamu rame ya?" Aku duduk bersandarkan dinding, sekejap tak memperhatikan dia didepanku.

     "Halo, Seungyoun?"
     "Seungyoun apa kabar?"
     "Bang Swoo gajadi kesana."
     "Boleh kenalan?"
     "Seungyoun."

     Ah, ya. Orang yang mengirimiku pesan, ya. Aku menghela nafas sedikit melihat isi pesan dari mereka. Ponsel itu tergeletak di sampingku, layarnya yang kian menyala tak kunjung padam seiring dengan guyuran notifikasi yang konstan. Dering ponsel itu terdengar seperti bersahutan dengan alunan rintik hujan dari luar. Bersamaan dengan itu, hawa dingin yang menusuk menembus tembok pun kian meresap dalam pori. Menjadi alasan bagi Air Conditioner dalam kamar untuk tak menyala.

     "Fuhh.. dingin juga.."

     Menggigil. Figur cantik tadi juga terlihat merasakan hal yang sama. Namun ditengah kedinginan itu, sebotol susu hangat tegak berdiri di sebelahku. Dengan mulut botol terbuka sedikit, aroma coklat kian-kian membelai disekitar hidung.

     Di samping itu pula, kesan hangat terasa pula ditelapak tanganku, menggenggam botol susu hangat yang satunya. Guna menyerapi kehangatannya, dinding botol susu itu perlahan ku usap. Entah mengapa, kesan menggelitik terasa menjalar keseluruh tubuh begitu usapan tadi mengenai setiap centimeter botolnya.

    "Ugh.." Erangan nafas berat spontan keluar begitu jemariku menyentuh mulut botol itu. Tanpa kusadari, usapan laun tadi kini menaikan temponya.

     Sosok manis didepanku ternyata memperhatikan botol itu sedaritadi. Dengan pandangan yang tertuju langsung, lidahnya sembari keluar tuk membasahi bibirnya yang kering karena dingin. Matanya yang sedikit terpejam seakan membuatnya ikut merasakan kenikmatan dari terusapnya botol susu itu.

     Seiring waktu, elusan tadi kini berubah menjadi kocokan tangkas. Hentakan demi hentakan ikut terasa dipangkal paha begitu tertumbuknya kocokan tadi. Rangsangan langsung yang lebih kuat pun merayap naik. Kehangatan ditelapak tanganku kini telah menyebar hingga ke permukaan punggungku. Dinding yang kusandari pun terasa basah dari rembesan keringat punggungku.

     Figur itu pula, entah kenapa. Wajah imutnya tadi terlihat menagih seiring dengan tatapannya yang menuju kocokan botol susu itu. Saking fokus pandangannya, seperti tak merasakan hentakan kuat dari dinaik-turunkannya kocokan tadi. Sedikit menggigit bibirnya, rambut hitam sepanjang leher itu ikut terguncang tak beraturan.

     Terus dikocok, tutup botol susu itu seperti terlepas dari botolnya bersamaan dengan kocokan yang kian menguat. Demikian susu didalamnya menyembur keluar, semprotan acak itu tak sengaja mengenai wajah si cantik itu. "Nga-ahh.." Suara desahan tak terkontrol seketika keluar bersamaan dengan tumpahnya susu putih kental nan lengket itu. Percikan susu itu pula berceceran hingga ke lantai, nyaris terkena ponsel yang telah padam tergeletak itu. Begitu pinggulku kugerakan, terasa kedutan-kedutan refleks tak terkontrol.

     Aku bergeser sedikit kesamping menggapai tissue dari kotaknya, lalu kembali menghadap si cantik begitu telah terambil beberapa lembar. Tak bermaksud membuat si cantik terganggu dengan rasa lengket di wajahnya, aku mengelapnya perlahan. Bercak lengket masih tertinggal begitu lembaran tissue menyentuh permukaan licin diwajahnya. Tak tahan akan pesonanya, aku mencondongkan wajahku tuk mengecupnya. Namun dia pula melakukan hal yang sama, alhasil kami berciuman. Gejolak kegembiraan pun terasa menggema dalam dada.

     Aku kembali bersandar karena lemas. Botol susu hangat di sampingku kini telah menjadi dingin, sedangkan botol yang satunya tergeletak lemas dan tak sebesar tadi. Klank!, Seakan lupa waktu, suara gembok pagar yang terbuka terdengar dari luar jendela. Aku mengalihkan pandangan dari cermin di pintu lemari itu. "Ah, hujan sudah reda ya." Ujarku. Aku berdiri merapikan celanaku. Sisa-sisa tumpahan susu dilantai kini tlah tersapu oleh tissue yang tertumpuk di tempat sampah. Dress dan rambut palsu itu kini berada diatas meja.

     Dengan sedikit harum amis memenuhi kamarku, aku membuka jendela.

     "Terimakasih ya, aku." Ucap si cantik tadi yang telah tergantikan oleh bayanganku tanpa rambut palsu didalam cermin.

t b c

first publish genrenya smut gak masalah kan? wkwkwk, jangan lupa kasih vote dan komennya ya!

—vel

CONTEUR | Youn!subTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang