12 (18+)

6.5K 250 31
                                    

Hari ini Hara janjian sama Jimin di taman deket komplek Hara. Kata Jimin sih mau jalan-jalan aja. Udah nyampe di taman, Hara nemuin Jimin.

"Ra, ayo mau kemana?"

"Katanya mau jalan-jalan aja?"

"Yaudah mau kemana dulu?"

"Nonton yuk."

"Yok dah, nonton Wonder Woman ya."

"Oke lah."

Mereka berdua masuk mobil. Suasana di mobil canggung. Gak ada yang ngomong sama sekali. Dengan inisiatifnya, Jimin buka pembicaraan.

"Ra."

"Ya?"

"Kalo gw beneran suka sama lo gimana?"

"E-eh? Maksudnya?"

"Suka sebagai cewek, bukan cuma temen. Gw pengen yang lebih."

"Yang lebih? Maksudnya ekhem?"

"Eh lu gw ajakin serius malah jadi ngeres."

"Ya terus apalagi?"

"Gw pengen kita lebih dari temen, pacaran. Kim Hara, would you be my girlfriend?"

"I think, I can't."

"Uhh it's okay."

"I'm not even finish. I think I can't reject you."

"So, lo nerima gw?"

"Iya gw nerima lo-"

*cup*

Bibir Jimin mendarat di bibir Hara, tapi Jimin langsung lepas bibirnya.

"E-eh apaansi main nyosor aja?"

"Tadi katanya pengen 'yang lebih'"

"Eh bener juga ya." Hara garuk-garuk kepala.

"Jadi mau lagi nih?"

"E-enggak-"

Jimin berhentiin mobilnya, karena emang udah nyampe.

*cup*

PART INI MENGANDUNG KONTEN DEWASA, YANG BELUM CUKUP UMUR LEWATIN!!

Benda lembut milik Jimin itu pun mendarat di bibir Hara. Jimin menjilat-jilat bibir Hara, dengan sangat hati-hati karena takut terjadi apa-apa dengan bibir Hara. Hara diam saja dan tidak merespon. Jimin mengode Hara agar membuka mulutnya. Hara membuka mulutnya dan Jimin langsung menikmati mulut dan bibir kecil Hara secara perlahan. Tanpa sadar Hara mendesah.

"Eunghh."

Hara membalas ciuman Jimin juga dengan perlahan. Hara menjelajahi mulut Jimin dengan mata tertutup.

Tidak sadar, Jimin memegang dada Hara. Karena itu, Hara refleks dorong Jimin.

"Ah padahal lagi enak, punya lo lumayan gede tuh."

"Gede apanya? Kalo kebablasan mampus aja digaplokin abang gw lu!"

"Abisnya tadi menikmati banget sih, matanya merem, pake desah lagi."

"Ah udah, ayo turun."

"Mager, sesek."

"Apanya yang sesek?"

Jimin melirik kebawah, kearah celananya.

"Astaga, gini doang anu lo udah berdiri? Gimana kalo gw lepas baju bego."

"Ya terus ini gimana dong? Sesek, gak enak."

"Pulang aja kalo gitu, jalannya besok aja."

"Pulang kemana?"

"Ya kerumah, masa mau ke hotel endasmu!"

"Oh jadi mau ke hotel?"

"Kagak! Udah cepet pulang ke rumah!"

"Gantian nyetirnya, gak enak ini."

"Yaudah sini! Gak usah nyalahin gw kalo ditilang, gw belom punya SIM!"

"Yaudah deh gw aja yang nyetir."

"Ya."

Jimin udah nganterin Hara sampe rumah.

"Daah Haraaa. Maaf gak jadi nonton."

"Makanya jangan nyosor aja! Urusin sana punyamu!"

"Jadi kamu ngode minta diurusin?"

"Palelu!"

"Yaudah gw pulang ya."

"Iya!"

Jimin langsung pulang kerumahnnya dan langsung ngurusin 'urusan pribadinya'

Stay;pjm [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang