16

1.8K 123 9
                                    

Suatu saat bahagiamu menjadi deritaku.
Senyum yang kau pancarkan menjadi tetesan air mata yang membasahi pipiku dan
Kebersamaanmu dengannya menyayat seluruh bagian hatiku.

Semangatku, teriakanku, cintaku dan air mataku hanya akan menjadi kenangan tak terlupakan.

Segala pengorbanan yang dulu telah kulakukan tak mendapat balasan yang setimpal darimu. Hanya ungkapan syukur kau panjatkan padaku.

Mungkin tak ada yang dapat kusalahkan, entah itu dirimu, diriku atau bahkan Tuhan sekalipun.

Jangan sekarang, jangan saat ini kau meninggalkan kami demi wanita itu.
Kami masih ingin menulis lembaran baru. Kami masih menginginkan kebersamaan ini. Kami ingin bersamamu untuk sebentar lagi.

Tunggu sampai rasa cinta ini padam.
Tunggu sampai dirimu menghilang dari pikiranku dan pojok hatiku yang paling dalam.
Tunggu sampai aku dapat melupakanmu dan mendapat penggantimu yang meyakinkan untuk diraih.

Aku hanya perlu menunggu saat itu terjadi. Walau kutahu waktu tak perlu ditunggu. Karena ia tetap pada jalannya.

Dan saat itu terjadi

Aku hanya bisa berdiam diri, memaksakan senyuman ini agar keluar.
Dan menahan bendungan air di mataku yang akan keluar kapanpun.

Perbedaan yang memisahkan kita. Aku tak pantas disandingkan denganmu bahkan berjalan beriringan sekalipun.

Aku bahkan tak pernah menyentuhmu, bahkan ujung kuku ku sekalipun. Dan aku masih terlalu berharap menggapai sang mentari yang digemari banyak orang.

Sungguh bodoh ,bukan?

Setidaknya pegang tanganku lembut walau hanya sekali seumur hidup, peluk tubuhku erat walau hanya untuk pertama dan terakhir kali aku merasakan hangat dekapan tubuhmu.

Senyummu bahagiaku,
Tawamu pengisi hariku,
Tangismu segalanya untukku, tapi sayang sangat disayang.
Kau bukan untukku.

Untukmu 'Sang Pencipta',
Mengertilah rasa sakitku akan perasaan yang selama ini tak terbalaskan.
Aku membutuhkannya disampingku, aku menginginkannya.
Bolehkah aku memohon? Aku hanya ingin dia menjadi takdirku, menjadi milikku selamanya dan berbahagia.

Tak perlu kemewahan, aku hanya ingin menjadi "wanita itu". Yang akan memegang erat tangannya, dan disetiap aku menutup dan membuka mataku pada malam dan pagi hari aku ingin dialah yang pertama kali kulihat. Wajah tampannya yang menjadi candu bagiku, bahkan sampai mabuk dibuatnya.

Tak ada lagi kata bahagia, jika melihat dia berdampingan dengan wanitanya. Tak ada lagi rasa ingin hidup jika melihat dia telah memiliki keluarga kecil yang bahagia. Tapi aku sadar...aku tak boleh seperti ini. Aku tak boleh terus berharap. Perjuanganku yang sia-sia ini tak akan merubah apapun.

Kau yang jauh disana, yang bahkan tak mengenal diriku namun tetap menjadi yang teristimewa. Dan yang selalu kuharapkan cintanya.
Terima kasih atas waktumu, suara dan lagu indahmu. Terus berkarya jangan menyerah karena orang seperti diriku. Aku menginginkanmu bahagia walau kebahagaiaanku lah taruhannya. Tapi tak apa asal sang pujaan bahagia, aku ikut bahagia.



















































Selamat tinggal,
Dariku orang bodoh yang terus mengejar kemustahilan.


















-o0o-

Army's FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang