Part 9

412 12 0
                                    

Shindiya berusaha menenangkan Kiara yang sedang menangis di pelukannya.
"Sstt.. Lo ada apa sampe nangis gini?" tanya Shindiya setelah melepaskan pelukannya.
"Nyokap gue.. Masuk rumah sakit" jawab Shindiya lirih.

"Apa?! Gimana bisa?" tanya Shindiya tak percaya.
"Gue gak tau" jawab Kiara sambil menghapus air matanya yang terus berjatuhan.
"Gue harus pergi kesana sekarang juga. Shin.. Gue boleh minta tolong sama lo?" tanya Kiara dengan suara lemah. Shindiya pun mengangguk.

"Tolong izinin gue ke guru bp hari ini" ucap Kiara.
"Iya gue nanti izinin lo. Lo nggak perlu khawatir" jawab Shindiya.
"Thanks. Semuanya gue pamit dulu" ucap Kiara kemudian berjalan pergi.

"Kiara kenapa?" tanya Revan karena para cowok yang berada disitu masih bingung dengan Kiara yang tiba-tiba menangis.
"Nyokap Kiara masuk rumah sakit" jawab Shindiya.
"Kenapa?" tanya Zevan.
"Gue juga gak tau" jawab Shindiya.

Dirumah sakit

Sekarang Raka dan Kiara telah sampai dirumah sakit. Tanpa menunggu waktu lagi mereka berdua langsung menuju ruanh inap Retha yang sudah disms oleh Ica barusan.

Ceklek

"Mamah!!" pekik Kiara kemudian memeluk Retha yang terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit.
"Ara.. Hey,kamu menangis sayang?" tanya Retha sambil melepaskan pelukannya dan menatap kedua mata putri bungsunya itu.

"Mamah kenapa sampai masuk rumah sakit?" tanya Kiara pada mamahnya.
"Mamah nggak papa sayang. Kamu jangan khawatir" ucap Retha menenangkan putrinya.
"Mamah yakin?" tanya Kiara lagi.

"Iya sayang sekarang kamu jangan nangis ya?" ucap mamah Kiara.
"Mamah kenapa sampe masuk rumah sakit kak?" tanya Raka pada Ica.
"Mamah tadi pingsan terus gue bawa kerumah sakit. Kata dokter mamah punya maagh" jawab Ica.

"Mamah punya maagh kak?" tanya Kiara pada Ica. Ica pun mengangguk.
"Mah.. Mamah habis ini gak boleh sampek telat makan ya? Kiara gak mau mamah sakit kayak gini" ucap Kiara.
"Iya sayang" jawab Retha.

"Raka,Ara kalian bolos sekolah?" tanya Retha yang baru sadar kalau kedua anaknya masih memakai seragam sekolah.
"Kiara udah minta tolong ke Shindiya buat izin ke guru Bp" jawab Kiara.
"Raka juga udah izin. Mamah nggak perlu khawatir" sambung Raka.

Malam Hari

Saat ini Kiara sedang menjaga mamahnya. Sedangkan Raka dan Ica pulang kerumah dan nanti akan kembali kerumah sakit.
Kiara membuka aplikasi Line untuk membunuh rasa bosannya.

Line
ShindiyaA : Ki,gimana keadaan nyokap lo ?

KiaraBelvaA : Nyokap gue udah sedikit baikan sekarang.

ShindiyaA : Gue mau kerumah sakit sekarang. Jengukin nyokap lo.

KiaraBelvaA : Iya terserah.

ShindiyaA : Nyokap lo diruang inap apa?

KiaraBelvaA : Kamar melati no 304

ShidiyaA : Oke gue otw kesana (:

Read

Kiara menaruh ponselnya kemudian menghempaskan tubuhnya disofa ruang inap mamahnya.
"Ara.." panggil mamah Kiara. Kiara yang mendengar mamahnya memanggil namanya pun langsung bangkit menuju mamahnya.
"Iya mah. Mamah pengen apa? Biar Ara ambilin" ucap Kiara. Retha pun tersenyum sambil menggeleng.

"Kamu udah makan sayang?" tanya Retha.
"Udah mah. Mamah tenang aja" jawab Kiara. Kemudian terdengar suara ketokan pintu.

Tok tok tok

"Ara buka pintu dulu ya mah?" ucap Kiara kemudian berjalan kearah pintu.
"Shindiya kok cep.." ucapan Kiara tiba-tiba terpotong.
"Hai" sapa Revan.
"Oh hai. Silahkan masuk" ucap Kiara mempersilahkan masuk Shindiya,Dito,Revan,dan Zevan.

"Assalamu'alaikum tante" sapa Shindiya kemudian mencium punggung tangan Mamah Kiara kemudian diikuti yang lain.
"Wa'alaikumsalam" jawab Retha.
"Ini buah-buahan buat tante" ucap Shindiya sambil meletakkan buah-buahan dinakas sebelah ranjang rumah sakit.

"Terima kasih. Seharusnya kamu nggak perlu repot-repot seperti ini" jawab Retha.
"Nggak repot kok tan" jawab Shindiya.
"Ya udah kita duduk disana aja gimana?" ajak Kiara yang diangguki oleh mereka semua.

"Jadi tante Retha kenapa sampe masuk rumah sakit?" tanya Shindiya.
"Mamah gue tadi pingsan terus langsung dibawa kerumah sakit sama kak Ica dan kata dokter mamah punya maagh" jawab Kiara.

"Tapi nyokap lo baik-baik aja kan sekarang?" tanya Revan.
"Alhamdulillah keadaan mamah gue udah mendingan sekarang" jawab Kiara sambil tersenyum.
"Thanks ya kalian udah repot-repot kesini" ucap Kiara.

"Santai aja kali ki" jawab Dito dan diangguki oleh mereka semua.
"Tunggu tunggu muka lo kenapa pucet banget! Lo sakit?" tanya Shindiya khawatir.

"Pucet? Nggak kok. Mungkin gue kecapekan" jawab Kiara.
"Lo yakin cuman kecapekan?" tanya Shindiya menyelidiki.
"Iya Shindiya" jawab Kiara gemas.

Saat itu ruang inap mamah Kiara pun menjadi ramai dengan kehadiran teman-temannya.
"Lo udah persiapin buat basket ntar?" tanya Zevan tiba-tiba. Sontak mereka semua melihat kearah Zevan.

"Yups. Tenang aja" jawab Kiara sambil tersenyum menunjukkan lesung pipi nya yang terlihat jelas. Karena bagi Kiara,Zevan adalah moodboster nya.
Tanpa Kiara sadari Zevan dan Revan juga tersenyum didalam hati.

Tak lama kemudian pintu ruangan terbuka dan munculah Raka dan Ica.

Ceklek

"Dek,lo..." ucapan Raka terpotong ketika melihat banyak orang didalam ruangan mamahnya.

*****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Sang Kapten BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang