Manja itu tandanya sayang.
"Garland kenapa lagi Ray?" Adela menempelkan benda pipih itu di kuping nya.
"tau tuh bang Alan kak, dia nggak mau makan dari semalem mana Bunda nggak ada, puyeng deh gue" terdengar suara dari balik benda pipih itu.
Adela menghembuskan napas lelah, "Yaudah tungguin kakak izin dulu sama Mas Dewo"
"hallo... Ray?"
"eh... Iya kak, cepet yah kak pusing gue liat tuh orang manja banget deh"
Adela terkekeh, "iya"
Setelah mematikan sambungan telephone, Adela melangkah keluar kamar nya.
"Mas" terlihat Dewo sang kakak tengah asik dengan lemabaran-lembaran kertas di tangannya.
Dewo mendongak, "kenapa Dek?"
Ragu-ragu Adela melangkah masuk, duduk di hadapan kakak nya, "anterin kerumah Alan" cicit Adela.
"Garland?" tanya Dewo memastikan. Adela mengangguk.
"pacar kamu kenapa lagi?""sakit"
"Yaudah tungguin Mas di depan"
Adela menatap Dewo tidak percaya lalu dalam hitungan detik ia tersenyum merekah.
Setelah menempuh perjalanan kuarng lebih tiga puluh lima menit akhirnya mobil Dewo terparkir di halaman depan rumah Alan.
"Alan di mana Ray?" Adela menatap Soraya cemas ketika gadis itu membukakan pintu nya.
"di kamar kak" Soraya menjawab kikuk ketika pandangannya tertuju pada Dewo yang tengah berdiri di sebelah Adela masih dengan pakaian kerjanya.
Adela melirik Dewo, "Mas Dewo pulang aja"
Mendengar suara Adela, Dewo memalingkan tatapannya dari Soraya, "Mas tungguin"
Adela mengernyit bingung. Tidak bisanya Dewo repot-repot menungguinya.
"ayo kak masuk" Soraya membukakan pintu lebar-lebar.
"gue ke kamar ya Ray" Soraya mengangguk lalu mempersilahkan Dewo duduk di ruangan television.
>>>><<<<
"yang" Adela membuka pintu kamar Alan dengan hati-hati. takut ganggu Alan yang lagi bobo ganteng.
"Garland" Adela melangkah mendekati Alan yang sedang berdiri dengan tangan di masukan kedalam saku hoodienya dan masih menggunakan kaos kaki Masha and the beard.
"Dedek Alan" Adela menoel punggung Alan, namun laki-laki itu masih tidak menggubrisnya.
"Iya gue tau gue salah. Nih makan" Adela menyodorkan bungkusan plastic kearah Alan.
Tanpa membalikan badannya Alan berucap, "apaan tuh, jangan bilang lo mau racunin gue"
"suudzon mulu lo jadi pacar" Adela meninju tangan Alan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Boyfriend
Teen FictionUntuk segala hal yang tak mampu sepenuhnya di tidurkan oleh malam, aku memiliki kecemasan-kecemasan antara memiliki atau kehilanganmu. Copyright ©jamsiiL2017 #watty2017