[ Leyra POV ]
Detroit, saat aku meninggalkan kota lusuh itu sebenarnya sebagian hatiku sangat sedih. Aku merindukan kamar kecilku yang dipenuhi poster-poster band favorit yang menutupi seluruh dinding kamarku, aku merindukan janet yang selalu mengajakku joging saat sore hari, aku merindukan kedai es krim milik Mr. Mackenzie. Sungguh aku merindukan kota penuh kenangan itu.
New Jersey, terdengar mengasyikkan tapi aku tetap saja akan merindukan detroit yang sudah menjadi tempat menetapku selama 18 tahun ini.
Aku menuju kafétaria sekolah baruku yang bernama Millville Senior High School. Aku berdiri mencari tempat duduk yang kosong namun aku menangkap tatapan dari Jacob tetangga depan rumahku yang baru.
Ia melambaikan tangannya kearahku, akupun menuju kearahnya membawa nampanku. "Still don't have any friend?" Tanyanya sambil menaikkan sebelah alisnya. Aku hanya mengangkat kedua bahuku sebagai jawaban. Dan ia pun mengajakku duduk bersamanya. Umm.. meja ini lebih seperti meja untuk list of cool kids. Dan disitu sudah terlihat dua anak perempuan duduk dengan tatapan heran, dan tiga anak laki-laki memandangku dengan tatapan errm entahlah, "so, this is our queen cold face" ucap seorang laki-laki yang berambut pirang dengan senyum lebarnya too excited huh? Aku hanya tersenyum tipis menjawabnya lagi. Aku tak terlalu suka basa-basi karna bagiku hanya membuang waktu.
Setelab berkenalan dengan mereka semua, aku memilih duduk disebelah gwen dan tifanny yang melahap makan siangnya, orang-orang disekitar meja kami seperti berbisik-bisik membicarakanku I really fucking dont care. Aku sudah terlalu sering mendengarkan orang-orang disekitarku membicarakan sikapku yang terlalu anti sosial, ya bagaimana lagi? Aku memang tak bisa berinteraksi dengan orang ramai.
"Jadi bagaimana? Lebih enak disini atau detroit?" Tanya gwen yang berwajah asia dengan senyum lebarnya. Too much care pikirku. "Yah, bagaimana bila kukatakan new jersey terlalu berisik?" Jawabku dengan nada datar dan tersenyum tipis melihatnya kembali melahap makananku. "Jadi apa pendapatmu tentang New Jersey?" Tanya jacob padaku lagi, sungguh mereka terlalu banyak tanya! kalau bukan aku ingin bersikap baik didepan mereka. Sudah pasti aku akan mengucapkan kalimat pedasku lagi namun tidak, aku hanya menjawab "seperti yang kau dengar terlalu berisik dude" dengan senyuman tipis melihat jacob yang mengunyah sandwichnya. Baru ia mau membuka mulut lagi, tiba-tiba seorang wanita memeluk lehernya dari belakang "bae, kenapa tidak menungguku tadi?" dengan nada manja yang dibuatnya. Aku ingin muntah sekarang tapi tidak, itu membuat reputasiku memalukan. Aku sudah kehilangan nafsu makanku sekarang. "Aku lapar kat, lupa sarapan" jawabnya datar melepas pelukan perempuan itu dari lehernya. "Ya setidaknya kau bisa menungguku" masih dengan nada manja duduk dibangku kosong disamping jacob. "Aku sudah kenyang, aku duluan" ujarku lalu bangkit berdiri berlalu dari hadapan mereka semua yang terlihat heran.
Aku berjalan dikoridor yang sepi, ya mungkin karna para murid pergi ke kafétaria untuk makan siang, menuju kelasku dengan headset yang menyumpal telingaku. Dengan lagu black rain keane france.
Red sky turning round
black rain falling down
If you’ve got love
you’d better hope that
that’s enough
Entahlah, aku terlalu menyukai lagu milik keane france, terlalu. Ini seperti mengulang masa laluku. Yea masa lalu.
KRIINGG!!
Bel berbunyi menandakan kelas akan dimulai. Akupun mempercepat langkahku menuju kelas yang akan dimulai selanjutnya.
-----
[ Author POV ]
Jacob dan teman-temannya melangkah santai menuju kelas, sesekali tertawa entah apa yang lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfection Mess
RomanceShe looks like damn sweet messy with her cold face. THE PERFECTION MESS © 2017, VELYNQT.