Excited

10 0 0
                                    

"Kak,  Ello nyariin Kakak di parkiran tadi. Kak Remi kok pulang duluan?" Elo masih dengan seragamnya masuk ke dalam kamarku. Aku yang tengah membaca buku di meja belajar hanya melirik sekilas. 

"Kak Remi kan gak terlalu bisa naik motor.  Harusnya Kak Remi biarin Ello aja yang bonceng Kakak. Kalau kenapa-kenapa kan Ello jadi takut," Ello mengomel dengan gaya yang menurutku sangat kekanakan. Aku bisa melihatnya dari sudut mataku dan merasa kesal dengan instan.  Aku tak tau kenapa,  tapi tingkah kekanakan dan mencari perhatiannya itu sangat menggangguku, karena sikap itu seperti hanya ditujukan di hadapanku saja. 

"Kakak tadi kira,  kamu pulang sama teman kamu," jelasku dengan pelan sambil membenarkan posisi kacamata yang kukenakan. Yang aku katakan tentu saja jelas bohong dan ia biasanya akan percaya begitu saja.

Ello terpaku diam menunjukkan pandangan aneh yang memang selalu ia tunjukkan 2 tahun terakhir padaku. 

"Oh. "

Dan ia pergi begitu saja dengan mengepalkan tangan. 

Aku tak tau apa ini benar mengatakannya pada kalian.  Tapi, pandangan Ello adalah pandangan merasa tertarik dan bersemangat.  Dan tempo lalu,  ia bahkan tersenyum tipis ketika memandangku seperti itu. 

Aku melihat Ello masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya dengan pelan.  Meninggalkan pintu kamarku terbuka begitu saja. Kamarnya dan kamarku hanya sejengkal saja.

Aku tak suka

Apa aku harus mulai lebih menjauhinya?

Pieces of MadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang