5.30Pm
Syuting hari ini hampir selesai. Aku baru saja memulainya pada pukul 1 siang karena masih ada pemain lain sebelumnya. Tidak ada kesalahan seperti biasanya. Mungkin karena aku dan Justin terlalu serius, tidak ada candaan lagi. Dan memang aku tidak mau bercanda dengannya.
Seharian ini aku tidak berbicara padanya meskipun dia selalu berusaha untuk berbicara baik-baik. Bahkan saat makan siang pun aku memilih menjauhinya. Aku tahu itu terlalu berlebihan, tetapi itu adalah bentuk dari kekecewaanku padanya.
"Apa kancingnya mencekikmu tadi?"
Aku melihat Jane tengah membantu melepas kancing kemeja atas milik Justin. Kulihat Justin menggeleng dan melepas kancing di bagian pergelangan tangannya.
Aku memutar kursiku untuk menghadap ke arah cermin rias di hadapanku saat menyadari Jane kini beralih menuju ke arahku. Sedangkan Justin menuju ruang ganti karena dia sudah selesai. Sedangkan aku masih memiliki 1 skenario lagi dan mungkin akan membutuhkan sedikit waktu, setelah itu aku akan beristirahat atau mungkin pergi keluar bersama Kenny.
Jane tersenyum padaku dengan wajah pucatnya. Ya, dia masih sakit. Aku sudah menyarankannya untuk beristirahat sebentar namun dia tidak mau. Dia bilang berdiam diri di kamar hanya akan membuat kepalanya semakin pusing.
"Kau hanya perlu sedikit eyeshadow" ucapnya.Aku bergumam mengiyakan dan Jane menjalankan pekerjaannya.
"Look down" sambungnya.
Aku melihat ke bawah seraya memainkan ponselku. Sudah beberapa jam ini aku membiarkannya.Aku melihat panggilan tak terjawab dan juga pesan dari Louis. Astaga banyak sekali. Jariku lantas membuka kotak pesan, dan semuanya dari Louis. Namun saat aku menggesernya ke bawah, ada 2 nomor yang tidak aku kenal. Dengan penasaran aku menekan salah satu nomor itu dan membuka pesannya.
'El, tolong angkat teleponnya..'
-Emma
Hm? Alisku mengernyit kebingungan. Emma? Seriously?. Untuk apa dia menghubungiku?. Aku mengeluarkannya dan beralih pada nomor asing yang lain di bawahnya. Kali ini dari siapa lagi?
Lagi-lagi aku penasaran apa isinya. Aku membukanya,'Jangan membuat masalah denganku'
Aku tertegun. Siapa ini?
Jantungku lantas memompa lebih cepat karena mendadak ketakutan. Nomor ini juga sempat menghubungiku sekali. Oh ayolah jangan bercanda.
Aku ingin membalasnya namun sepertinya aku ragu. Siapa yang sedang menjailiku seperti ini? Singguh tidak lucu sama sekali.Aku mengeluarkannya, lalu menghapus pesannya. Aku tidak peduli dan aku tidak takut. Kemudian aku beralih pada nomor Emma. Membukanya lagi, aku lantas menjalankan jariku untuk membalas pesannya.
'I'm sorry aku baru saja membuka ponselku. Apa kau Emma Braun?'
Aku menunggu balasannya.
"Sudah selesai" ucap Jane ramah. Aku tersenyum hangat padanya seraya mengucapkan terimakasih.
"Aku akan menyiapkan pakaianmu" sambungnya.
Dia melangkahkan kakinya menjauhiku setelah merapikan alat makeupnya.
Apa kepalanya tidak pusing harus berjalan kesana kemari? Jika itu aku, maka tidak diragukan lagi aku akan mengurung diriku di balik selimut seharian.Aku mendengar dentingan nada pendek di ponselku. Menatapnya, aku melihat satu buah pesan masuk.
' Aku tahu kau sedang sibuk ☺ ya, aku Emma Braun. Terimakasih untuk balasan pesannya. Bisa berbicara sebentar denganmu?'
Ada apa? Apa ada hal penting yang ingin ia bicarakan denganku? Apa ini menyangkut..Justin mungkin?. Menegakkan punggungku, aku mencari posisi yang lebih nyaman lagi. Baiklah aku tidak boleh berprasangka buruk, dia sudah berbicara baik-baik dan aku akan membalasnya dengan setimpal.
![](https://img.wattpad.com/cover/73221886-288-k893183.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Behind The Camera [Justin Bieber]
FanficEllen, gadis itu meninggalkan Justin 2 tahun lalu dengan alasan konyol. Hal itu membuat Justin depresi hingga ia berubah menjadi seseorang yang buruk dan menyedihkan. Lalu, mereka bertemu kembali dalam sebuah drama yang mengharuskan keduanya bermain...