Kencan Pertamaku Di Rumah Hantu bag 1

928 24 0
                                    

Kencan Pertamaku Di Rumah Hantu bag 1

Angin sepoi sepoi menerpa dedaunan sekitar rumah Ara,gesekan ranting
membuat suara berisik yang menakutkan.
Malam minggu yang benar benar membosankan karena kini dia benar benar jomblo.
Ara menarik jaket yang tergantung di samping meja belajarnya,tanpa
banyak kata..dia melompat melalui jendela kamarnya.
,"gadis nakal nihye?."tanya seorang cowok yang tiba tiba muncul di depannya.
Tanpa banyak basa basi,Ara tersenyum simpul.
,"tahukah kamu betapa aku rindu padamu?."tanya hatinya.
,"boleh nggak aku temeni?."tanyanya yang di jawab Ara dengan anggukan kepala.
Mereka berjalan beriringan,mata saling berpandangan,Ara jujur baru
kali ini rasa hatinya berbunga lagi setelah lama menderita nestapa
cinta saat Arya membuangnya bagai bunga layu.
,"ra..kau sudah siap menerima apa yang akan terjadi karena indera
keenammu?,"tanya Rana Purbaya,membuat Ara memandangnya penuh
pertanyaan.
,"iya..aku siap,sudah bukan saatnya aku lari dari kenyataan!."
,"kalau begitu kencan kita hari ini,mengunjungi rumah hantu!,"seru
Rana enteng,membuat Mata Ara terbelalak,tapi si ganteng malah berkedip
membuat hati Ara berkedut tak menentu.
,"tapi..tempatnya agak jauh sih!."aku gendong yuk!."
Ara hanya bisa melongo heran..membuat cowok dari masa silam..Rana
Purbaya,segera membopong Ara..lalu berlari cepat menyusuri jalan jalan
kota kecil ini menjelang tengah malam,dan tiba tiba udara menjadi
dingin.Lewat mata indahnya,Ara melihat kali terusan depan rumahnya
yang berwarna kecokelatan sedang di guyur gerimis,membuat rasa dingin
bergelayut hebat menyentuh tubuh Ara,relung batinnya menjadi tak
menentu oleh sesuatu yang bergelora di hatinya.
Rumah antik bergaya pre reneisance.Sudah berpuluh puluh tahun rumah
ini berdiri di sini,sebuah bangunan tua masa lampau, dari jaman
Belanda pada tahun 1740,bekas rumah petinggi Belanda di kota ini,yang
terakhir di miliki oleh keluarga Rayan Soebroto yang kini bermukim di
Jakarta.
Pemilik rumah tidak pernah menempatinya semalam saja.Hanya meninjau
selepasnya di biarkan terlantar apa adanya puluhan tahun,kumuh dengan
rumput serta pepohonan sekitar yang sangat berantakan.Sementara
itu,banyak tembok yang retak dan genting yang bocor di biarkan tidak
di betulkan,maka bekas bekas air hujan mengambang kemana mana dan isi
rumah berkamar 10 dan berlantai dua yang bangunan lantai satunya sama
besar dengan lantai bawahnya,yang jika dalam kondisi normal bisa
berharga ratusan juta ini sangat pengap,berbau busuk sekali.
Konon rumah ini di biarkan karena tidak laku di jual,kata paranormal
yang di sewa mbah Sugi yang di serahkan menjaga rumah itu,setiap
bangunan Belanda ada penghuni gaibnya.
,"hantu hantu paling senang dengan bangunan tua.Untuk itu,semua
bangunan tua di kota ini,di huni hantu.Tapi hantu yang menghuni
bermacam macam,ada roh manusia yang pernah tinggal di rumah tua itu
atau justru jin baru yang nyasar lalu menjadikan gedung tua sebagai
rumah!."kata mbah Sugi waktu kami bertandang kerumahnya.
sebenarnya beberapa puluh tahun lalu,mbah Sugi berusaha menempati
rumah itu tapi tidak kuat karena setiap malam di ganggu suara suara
aneh.Rintihan tangis atau jeritan perempuan setiap malam membangunkan
keluarganya dari tidur malamnya.
Rana tersenyum sekali lagi pada Ara..Menetralisir rasa
takutnya,entahlah mungkin bersama Rana,Ara tidak takut menghadapi
apapun.
Dia membuka pintu pagar yang besinya sudah keropos,melangkah
mendahului Rana.Membuatnya Cowok ganteng ini tergelak riang.
Kini Ara sudah berada di dalam rumah itu,dia sedang menaiki balkon
bermodal cahaya dari senter yang di sorotkan Rana dari belakang.Tiba
tiba lampu neon di atas tangga hidup..bersamaan ada bayangan melintas
di tangga balkon atas,bayangan yang mirip sekali dengan bayangan orang
yang sedang berjalan menuju ruang depan ujung tangga.
,"bayangan apa itu?."pikir Ara.
Dengan langkah ketakutan Ara naik ke atas sambil memegang tangan
Rana,tangga demi tangga dia jalani dengan perasaan was was,"
dengan suara agak parau,Ara berteriak seadanya,sambil untuk
menenangkan batinku sendiri."Halo,siapa di atas?."tanya Ara.
pertanyaan ini tidak ada yang menjawab.
Dalam hitungan detik setelah Ara bersuara,tiba tiba terdengar suara
rintihan lagi yang lebih keras.Tak lama setelah itu terdengar lagi
suara tangis perempuan.Tangis itu mulanya lamat lamat tapi lama
kelamaan semakin kencang."halo,siapa di dalam ruangan
ini?."desaknya,dengan jantung yang detaknya mulai menjadi cepat.Rasa
takut mulai bergerinjang dalam otaknya,juga rasa mirip mendengar
tangis,mulai bergelantung dalam relung hatinya.Suara tangis itu makin
mengeras,sementara pintu ruang tertutup rapat.Dengan sisa sisa
keberanian,Ara mengetuk pintu ruang dan bertanya lagi.
Tapi wanita di dalam tidak menjawab,hanya menangis dan menangis lagi.
Karena rasa takut makin menguat,maka Ara ambil langkah mundur ke
belakang dan menuruni tangga.
suara perempuan dari ruang atas makin mengeras dan keras sekali,karena
di desak rasa takut,Ara berbalik memeluk Rana erat.
,"maaf aku menganggu!."kata Ara dengan napas terengah engah.
,"ada apa ra?."kok wajah kamu pucat dan ketakutan?."pancing Rana
sambil menahan senyum.
,"kamu dengar khan rana,suara wanita menangis!."desis Ara.
,"ya,ya..aku dengar suara itu.Ayo mari kita lihat ke kamar atas!."ujar
Rana menarik tangan kiriku menuju anak tangga dan naik ke atas.Suara
itu memang keras,tangisnya memilukan batin,tangis seseorang yang
sedang menderita karena sesuatu hal."hati hati nduk,jangan
panik,jangan gugup dan kita harus tenang menghadapi kemungkinan apapun
yang terjadi nanti!."kata Rana membisiki telinga Ara.
Rana mengetuk pintu kamar yang kokoh dari kayu ulin itu.Karena tidak
ada yang membukakan sementara suara tangis makin keras.Rana mendorong
pintu dengan badannya.Tapi pintu itu tidak bisa terbuka
sedikitpun.Jangankan dapat terlepas dari kuncinya,bergerak
sedikitpun,tidak.
Rana memandang tajam pintu itu dengan tatapan yang tak pernah ku lihat
dari mata lembutnya.Beberapa saat kemudian suara itu
berhenti.Anehnya,pintu ruang yang tadinya terkunci rapat,tiba tiba
terbuka dengan sendirinya.Di dalam ruang itu,ternyata tidak ada sama
sekali manusia.Hanya onggokan piano tua yang sudah rusak bikinan abad
18 merk Bethoven dan Gramafon bikinan Austria abad 19.

Indigo Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang