CHAPTER ONE

121 26 45
                                    

Awan putih menyelimuti langit pagi hari ini. Dan cahaya matahari pagi menyinari Jakarta saat ini. Hooh... Alarm pun berbunyi "tengtongtengtong......."

●●●

Elisa Monica

Aku pun bangun dengan mata yang masih terlihat mengantuk karena suara alarm yang berbunyi sangat kencang.

"Huaaa... berisik banget nih alarm." kataku sambil menguap.

"WHAT?! JAM 6.15! GOSH!" aku berteriak.

Aku langsung buru-buru mandi. Selesai mandi yang hanya 5 menit, aku turun ke bawah dengan lari super cepat ala orang telat. Terlihat mami dan daddy sedang sarapan di meja makan.

"Eh.. Lisa udah bangun? Sarapan dulu gih." kata mami menyuruhku sarapan.

"Gausah deh mi.. Udah jam 6.21. Nanti aku telat. Mana hari ini upacara lagi." ucapku dengan cemas.

"Yaudah deh. Kamu bawa aja makanannya ke sekolah." ucap daddy.

"Iya. Kalau gitu aku berangkat dulu ya. Bye mami n daddy. Muach." aku mencium pipi mami dan daddy.

Untung saja Pak Bowo yang mana adalah supir pribadiku sudah siap untuk mengantarku sekolah. Aku menyuruh Pak Bowo untuk mengemudi dengan kecepatan maksimum mobil Mercy. *eak.

●●●

Aku turun dari mobil dan berlari terbirit-birit menuju pintu gerbang sekolah. Aku melihat pak satpam sudah mau menutup pintu gerbang.

"Tunggu pak.. pak satpam.. jangan ditutup dulu. Saya masuk dulu baru pak satpam tutup. Hehe." kataku pada pak satpam.

"Aduh si Neng Elisa, gimana nih... Baru hari pertama sekolah udah telat aja." kata pak satpam sambil menggelengkan kepalanya.

"Hehe.. biasa pak. Yaudah ya, saya ke kelas dulu." kataku meninggalkan pak satpam.

●●●

Oh iya guys.. kelasku ada di lantai 4. Jadi aku harus lari naik tangga. Dan itu capek banget. Pernah ga sih kalian punya kelas di lantai 4? Kalau aku sih udah sering pas SMP.

Oke kembali lagi ke cerita!

Saat aku sudah sampai di koridor lantai 4. Aku langsung mencari kelas XI-2 IPA. Maklum, pertama kali aku mendapat kelas di lantai 4 SMA Pancasila. Biasanya kan, kelasku di lantai 3.

Saat aku sedang mencari kelasku, tiba-tiba seorang cowok menabrakku.

Brugg...

"Aduh... lo kalau jalan liat-liat dong." aku membentak cowok itu.

"Lah? Lo juga liat-liat dong!" cowok itu malah menimpali kataku.

"Sumpah. Nih cowok ngeselin banget sih! Sabar Elisa! Sabar!" batinku.

"Bodo yak! Capek gue marah sama cowo kayak lo di hari pertama sekolah." ucapku dengan sinis.

"SA-MA." ucap cowok itu singkat.

Aku belum pernah melihat cowok itu di sekolah ini. Bahkan kasat-kusut tentang cowok itu, aku belum pernah mendengarnya. Aku melihat lambang kelas di dasinya dan ternyata dia adalah adik kelasku. Aku juga melihat bet namanya. Namanya adalah Kendrick Xzaviero. Nama yang cukup keren. Sayang, orangnya nggak dan super nyebelin.

"Ngapain lo ngeliatin gue?" kata Kendrick.

Aku langsung tersadar dari lamunanku.

"E..e.. siapa yang ngeliatin lo? Geer banget lo."kataku dengan terbata-bata.

Am I Love Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang