'Kriiiingggg' Alarm berbunyi menunjukan pukul 6.15 pagi.
Seorang gadis itu pun mulai meraba raba dan mencari alarm itu dengan mata masih tertutup. "Demi apa!!! Udah jam 6.15" kalimat yang terlontar setelah sosok gadis itu membuka mata."BUNDAAA!!KENAPA BUNDA NGGA BANGUNIN AKU??" Teriaknya dari dalam kamar. "Bunda sudah bangunin kamu, tapi kamunya aja yang susah di bangunin." sahut Bundanya dari luar.Dia memutar bola matanya dan langsung cekatan mengambil handuk untuk mandi, karena dia harus segera berangkat kesekolah terlebih lagi hari ini ada ulangan matematika, yaa tentu saja, ia sangat membenci hal itu.
●●●
Dengan kecepatan tinggi gadis itu menjalankan mobilnya di tengah keramaian kota Jakarta. Sempat terdengar beberapa klakson yang sepertinya tidak suka dengan cara mengemudinya yang ugal ugalan. Tapi mau bagaimana lagi? Dia sudah telat untuk mengikuti apel pagi di sekolahnya, jadi mau tak mau, suka tak suka, dia harus melakukan itu.
Akhirnya dia sampai dihalaman sekolah. Untung saja pintu gerbang belum di kunci dan dia masih bisa mengikuti apel pagi. Gadis itu pun bergegas memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang tersisa. Dia langsung mengendong ranselnya dan membuka pintu mobil, kemudian ia berlari kecil, karena takut dihukum apabila ia telat mengikuti apel pagi.
'Blugg' Ah sial ternyata ada seseorang yang menabraknya. "Kalo jalan mata tuh di pake!" Jerutu gadis itu dengan nada judes. Cowo itu hanya melirik tajam gadis cantik berambut pirang yang ada di depannya."Bukannya lo yang lari-lari? Kenapa gue yang disalahin?"Jawab cowo itu dengan tampang datar dan nada yang dingin. Karena malas bertengkar, gadis cantik berambut pirang itu hanya memutarkan bola matanya, dan dia kembali berlari, dan segera memasuki barisan apel pagi.
"Gila lo! Baru dateng jam segini" Bisik salah satu siswa cowo yang sedang mengikuti apel pagi juga."Gue semalem belajar buat ulangan hari ini sampe malem banget, makanya gue telat," sahut gadis itu.
●●●
TO BE CONTINUED..
KAMU SEDANG MEMBACA
DISSIPATE
Teen FictionTernyata kau bukan matahari, kau hanya pelangi yang datang dengan berbagai warna yang indah, kemudian pergi.