REVA AQILLA, gadis cantik berambut pirang blasteran Prancis-Indo.Gadis ini adalah siswi SMA Pejuang Harapan. Salah satu sekolah ternama di Jakarta. Reva mempunyai bakat di bidang seni, yaitu bermain gitar. Akan tetapi, Reva adalah cewe yang tergolong dingin dan tidak mudah beradaptasi dengan orang yang baru di kenalnya. Dia memiliki satu sahabat, yaitu Gita. Reva dan Gita sudah 10 tahun berada dalam satu sekolah yang sama.
"Sumpah, gue kesel banget sama anak kelas 11 yang sok ke gantengan itu!" ucap Reva yang sedang menceritakan kejadian tadi pagi kepada Gita.
"Kevin emang ganteng kok, makanya gue suka," jawab Gita cengengesan yang semakin membuat Reva kesal. Gita memang dari dulu suka kepada Kevin. Tapi, Kevin bukanlah cowo yang mudah untuk di dekati oleh cewe.
"Lo suka,emangnya dia peka? " kali ini Reva yang membuat Gita menjadi kesal. "Canda,Git," tawa Reva pun pecah.
Gita hanya memutar bola matanya saat melihat Reva yang begitu puas menertawai dirinya.
'Kringgg' bel tanda istirahat telah selesai pun berbunyi.
"Lo Reva,ya? " ada seseorang salah satu siswa menghampirinya.
"Iyaa, ada apa?" tanya Reva.
"Ada titipan bunga," ucap siswa berkacamata itu, sambil menyodorkan bunga ke arah Reva.
"Dari siapa?" Reva semakin bingung.
"Kata orangnya, gak boleh di kasih tau," siswa itu pun pergi.
"Ya tuhan, kenapa semua orang hari ini menyebalkan," gumam Reva.
"Hih, dasar cewe aneh, di kasih bunga bukannya seneng malah kesel," ucap Gita, lalu ia pun pergi.
"Woy, Git!! Tunggu!" Reva berlari mengejar Gita.
•••
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Reva merapihkan semua alat tulisnya yang berserakan di meja.
"Rev, lo pulang sama siapa?" tanya Gita.
"Gue bawa mobil, lo mau nebeng?" tawar Reva.
"Ga deh, lo pulang duluan aja, mau liatin Kevin futsal dulu," tolak Gita tersipu.
"Ya elah, Kevin mulu Kevin! Ya udah, gue duluan ya," pamit Reva.
"Tiati,Rev," ucap Gita.
"Okee," balas Reva.
Reva berjalan menyusuri koridor sekolahnya, kelas Reva memang lumayan jauh untuk sampai ke parkiran.
Seorang siswa berkacamata yang tadi memberikan bunga titipan itu pun menghampiri Reva lagi.
"Rev, ada yang minta idLINE lo," ucapnya.
"Siapa sih? Kok lo mau aja di suruh-suruh sama itu orang?" tanya Reva.
"Nanti juga lo tau kok," jawabnya.
Karena Reva ingin tahu siapa orang yang menitipkan bunga itu, akhirnya Reva pun memutuskan untuk memberi idLINE nya kepada siswa cowo berkamata itu.
"Thanks ya,Rev," ucap cowo berkacamata itu.
"Hmm," Reva hanya menjawab dengan gumaman, kemudian ia melanjutkan perjalanannya untuk sampai ke parkiran.
Saat ia sudah berada di parkiran, Reva pun memasuki mobil putih miliknya.
Tanpa ia sadari, sedari tadi ada yang memperhatikannya secara diam-diam.
•••
Sesampainya dirumah,Reva buru-buru untuk mandi dan beristirahat.
Setelah hampir 1 jam Reva berendam, ia memutuskan untuk segera keluar dari kamar mandi. Karena, tangannya sudah pucat dan kriput.
•••
'Drttt'hp Reva bergetar, menunjukan ada notif yang masuk.
Reva langsung mengambil ponselnya, kemudian ia melihat notifikasi LINE. Dan ia pun membuka notif itu.
'Kalo lo mau tau siapa gue, besok gue tunggu lo di taman belakang sekolah, jangan ajak siapapun ke tempat itu'
Itu adalah isi notifikasi LINE,Reva.
"Siapa sih, namanya kok cuma titik-titik doang," Reva semakin penasaran.
•••
TO BE CONTINUED...
KAMU SEDANG MEMBACA
DISSIPATE
Teen FictionTernyata kau bukan matahari, kau hanya pelangi yang datang dengan berbagai warna yang indah, kemudian pergi.