(2)

34 3 1
                                    

      Matahari sudah menampakan sinarnya, pagi ini Reva sudah siap lebih awal untuk berangkat sekolah.

"Reva, ayo makan dulu!" ajak Bunda Reva.

"Reva sarapan di sekolah aja,Bun," jawabnya.

"Yasudah, jangan sampe lupa makan ya," jawab sang Bunda lembut.

"Iya," jawab Reva.

Sebelum berpamitan kepada Ibunya, Reva melihat ponselnya terlebih dahulu. Karena, ada notifikasi yang masuk.

'Jangan lupa sore ini di taman belakang sekolah,'

Setelah membaca pesan yang masuk itu, Reva memasukan ponselnya kedalam saku.

"Bunda, aku berangkat ya," pamitnya sambil mencium tangan Bundanya.

"Hati-hati di jalan," ucap sang Bunda.

Reva hanya membalas dengan acungan jempolnya.

•••

  Sesampainya di sekolah, Reva berjalan menyusuri koridor untuk sampai ke kelasnya.

Tanpa sadar, ada yang dari tadi terus memperhatikan gerak gerik Reva.

"Woy!! Bengong mulu lo! Kesambet setan sekolah baru tau," ucap seorang siswa laki-laki berkacamata kepada seseorang siswa juga.

"Sutt, berisik lo!" jawab seseorang itu.

Seseorang itu kembali fokus memperhatikan gerak gerik Reva, hingga ia memasuki ruang kelasnya.

"Sore ini gue mau ajak dia ke taman belakang sekolah," ucap seseorang itu.

"Yakin lo?" tanya siswa bekacamata.

"Liat nanti dah, ragu sih sebenernya," jawab seseorang tersebut.

"Dasar plinplan!" ucap laki-laki berkacamata.

•••

  'Kringgg' bel pulang sekolah sudah di bunyikan yang berarti semua siswa sudah boleh pulang.

"Rev, temenin gue ke tempat makan biasa dongg," pinta Gita kepada Reva dengan memasang tampang memelas.

Reva teringat bahwa ia harus menemui seseorang misterius yang memberinya bunga kemarin di taman belakang sekolah sore ini.

"Duh, gue ada janji sama nyokap sore ini, besok aja,gimana?" ucap Reva.

"Hmm, yaudah deh, beneran ya besok anterin gue!" jawab Gita.

"Iyaa bawel," ledek Reva.

"Eh, gue duluan ya, kayanya nyokap gue udah nungguin," sambung Reva berpamitan.

"Oke, hati-hati,"ucap Gita.

Reva pun pergi, dan berjalan menuju taman belakang sekolah.

Setelah sampai di tempat, Reva tidak menemukan siapapun di taman belakang sekolah tersebut.

30 menit sudah berlalu, tidak ada satupun orang yang datang ke taman itu. Ya, taman belakang sekolah itu cukup sepi. Karena, biasanya di pakai untuk acara-acara tertentu saja.

"Haii!" seseorang menyapa Reva.

Reva terlihat sangat bingung, kenapa yang datang laki-laki berkacamata itu lagi.

"Nih ada titipan lagi," laki-laki berkacamata itu menyodorkan bunga mawar putih dan sepucuk surat.

"Jadi, lo?" Reva menggangtungkan pertanyaannya.

Seolah mengerti apa maksud Reva,laki-laki itu spontan menjawab "Bukan, lo liat aja dulu isi suratnya".

"Eh, siapa nama lo?" tanya Reva.

"Bagas," jawabnya singkat.

Tak mau berlama-lama di introgasi oleh Reva, cowo berkacamata itu pergi.

Reva membuka surat yang tertempel di bagian tangkai mawar putih itu.

'Sorry, kayanya belum saatnya lo tau gue itu siapa. Tapi suatu saat lo pasti tau kok gue itu siapa'

Reva semakin penasaran setelah membaca surat tersebut.

"Kayanya gue harus nyari tau sendiri deh," gumam Reva.

•••

TO BE CONTINUED...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DISSIPATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang