+9

932 122 15
                                    

" Jadi c-- camtu ceritanya... " Tergagap-gagap Jungra menyampaikan ucapnya . Matanya mulai panas tangannya bergetar

" Yahh saenggi.. " Jungkook mengusap pipi Jungra . " Jangan nangis saeng , Jimin yang buat keputusan tu saeng . " Jungkook menenangkannya , Air mata Jungra mengalir mendengar bait perkataan itu

Terus Jungra mendakap abangnya . Wajahnya disembamkan di dada Jungkook . Taehyung memandang simpati Jungra yang sedang menangis itu . " Dia yang buat masalah , macam yang dia nak aku takkan anggap dia kawan aku dah "

Jungkook memandang Taehyung terkejut . " H--hyung... " Taehyung memasamkan wajahnya , dia menggepal tumbukannya . " Dia yang nak kita lupakan dia so kita lupakan " ucapnya lagi

" Tapi ! hyung tak sayang Jimin hyung ke !? " amarah Jungkook kuat , Taehyung memandang dingin ke arah Jungkook . " buat apa hyung nak sayang orang yang dah tak sayang kita !? " marah Taehyung

Jungra hanya memerhatikan mereka berdua . " Dia tak faham perasaan kita Kook , dia pergi tinggalkan kita macam kita ni sampah . Pernah dia mintak pendapat ke ? tak ! dia pergi camtu je ! pernah tak dia rasa seksanya hyung? "

Jungkook mendekati Taehyung lantas didakap lehernya . Taehyung kembali membalas pelukan itu . " Kook faham perasaan hyung...Kook faham semuanya....Tapi jangan salahkan Jimin hyung dulu...Kita tak tau apa punca dia jadi dingin camtu "

Taehyung meleraikan pelukan itu lalu menjeling Jungkook tajam . " Sampai mati hyung takkan maafkan orang yang tinggalkan kita ! " hamburnya lalu pergi meninggalkan Jungkook dan Jungra

" Oppaa.. " Jungra memegang bahu Jungkook . Jungkook memandangnya sayu . " Oppa bukan nak pertahankan Jimin cuma oppa nak jangan sesiapa salahkan Jimin...Jungra pon tau an oppa sayangkan Jimin "

" Jungra tau ... oppa balik lah dorm pasal ni kita biarkan " Jungkook angguk lalu memeluk adiknya sebelum dia pergi meninggalkan Jungra

" Apa masalah Jimin sebenarnya ? "

****

Taehyung POV

Aku menutup kepala ku menggunakan hoodieku . Sambil berjalan aku menyepak-nyepak batu yang bertaburan di atas jalan . Fikiran aku kusut hati aku sakit

aku benci Jimin . aku betul-betul benci dia . Aku taknak ingat semua memori dan kenangan pasal Jimin lagi . Aku sakit . aku tak sanggup

Bagus kau tipu Kim Taehyung

Dia tipu aku ! dia kata sampai bila-bila kitorang kawan tapi apa ni ? tinggalkan aku selama 2 tahun ? hehh such a stupid Park Jimin . sanggup kau buat persahabatan kita semua renggang

Apa salah aku ? apa salah hyung yang lain sampai kau buat camni ? Kitorang ni takde apa-apa maksud ke dalam hidup kau ha ? Paboyaa pabo !! Aku rindu kau lah Jimin

Sekali pon kau tak pernah jenguk kitorang kan ? mana kata-kata sahabat dan kasih kau dulu ? lesap camtu je ke ? memang sengaja kau buat kitorang macam ni ye ?

Tring ! Telefonku berbunyi , lantas aku mengeluarkannya . satu nottification dari v app aku perhati

Eat Jin - BTS

Ouh Jin hyung buat eat Jin dia lah . Aku menekan aplikasi v app . wajah Jin hyung yang penuh dengan meja makanan itu terpampang . Jin hyung ni kalau tak makan banyak tak sah HAHAHA wait kenapa aku gelak ? ha kau tanya author

Aku teruskan menonton . Alahai Jin hyung memang comel bila makan dengan mulut yang penuh macam tu . Sambil aku menonton aku menscroll komen dari ARMY

" Saranghae Jin opaa~~ "

" Eat well . "

" Aigoo kwiyowoo ~~ "

" Hmm dulu Jin oppa selalu vuat eatjin ngan Jimin oppa an "

" Majjayo"

" Janganlah ungkit please "

" Hmm... yahh tengok Jin oppa sedih , korang nii... "

Senyuman aku mati .Tak sangka dorang pon fikir benda yang sama dengan aku . Majja , Jimin selalu kacau bila Jin hyung buat eatjin .

Tapi tu dulu . Sekarang dia takde . Aku menutup v app aku tak sanggup . Aku betul-betul rindu Jimin . aku rindu Jimin buat live dan sebagainya aku rindu semua tu

Aku nak ulang masa aku dengan dia bersama . kawan ngarut aku yang sentiasa menemani aku . Kalau aku boleh tanya , aku tanya kenapa dewa pisahkan persahabatan ni . kenapa perlu buat Jimin berubah hati

end POV

" Ergh ! " Jimin jatuh terbaring di atas lantai biliknya . Tangannya memegang perut dan kepalanya . Matanya dipejam erat bagaikan tidak mahu dibuka lagi

Dia mengetap bibir kuat sehingga bibirnya mengeluarkan darah . Namun dia langsung tidak kisah . Apabila sakitnya beransur sedikit dia membuka mata dan mula mengesot ke arah pintu

Biarpun lemah dia gagahkan dirinya untuk berdiri . Perlahan-lahan dia menuruni tangga rumahnya . Dapur dituju olehnya. Peti sejuk itu menjadi sasaran utamanya . Dibuka laju pintu tersebut

beberapa peket plastik berwarna putih dicapainya . Air mineral juga dicapai lalu dia menelan beberapa biji dos yang telah dia susun di atas tangan

Dia meraup mukanya lega apabila sakitnya sudah hilang . Dia memandang sekeliling , sesekali dia tersenyum sayu . Namun dia geleng laju dan memuramkan wajahnya

Hoodienya dicapai lalu dia mengaturkan langkah untuk ke sesuatu tempat . ada sebuah tempa yang harus dia pergi

***

 Last Dance - PJM Where stories live. Discover now